"Me..Melamar?." Mark tergagap ditempatnya, matanya melotot, menatap nyalang Sehun yang duduk tenang di depannya. " Saya lagi tidak kena prank kan?." Ucap Mark yang langsung celingak celinguk mencari kamera.
"Saya tidak bercanda Pak, saya benar - benar ingin melamar puteri anda, Jika anda setuju saya akan membawa orang tua kesini untuk melamar secara resmi." Sehun berkata dengan nada yakin, membuat Mark menggeleng. Dadanya terasa sakit, pria itu berpikir tidak mungkin terkena serangan jantung saat ini kan. Sementara, Suzy, Jun, Ken dan Alena sama-sama ternganga lebar mendengar ucapan Sehun.
"Apa yang kamu punya, hah?." Nada suara Mark sudah naik dua oktaf.
"Pih, dia lebih kaya dari kita. Bukan itu pertanyaannya." Bisik Ken mengingatkan Mark.
"Pappi kaget, Ken." Mark menatap putranya dramatis lalu menoleh pada Sehun "Saya tidak bisa menerima lamaran anda!." Ucapnya tegas membuat Sehun menghela nafas. ia tahu ini akan sulit. tapi tak menyangka jika akan sesulit ini.
"Setidaknya kami bisa bertunangan terlebih dahulu."
Mark tersenyum sinis lalu menggeleng "Saya tetap menolak lamaran anda!." Mark berkata dengan nada tak mau diganggu gugat.
"Udah menyerah aja." Bisik Suzy ditelinga Sehun. Sehun tersenyum kecil, lalu mendorong dahi Suzy. Bibir Suzy yang mencebik sebal menggoda Sehun tanpa sadar.
"Heh!." Teriak Mark. Matanya melotot tajam pada jemari Sehun yang masih menempel pada dahi Suzy "Jauhkan tangan kamu."
Sehun menghela napas lelah. Ia menyembunyikan tangannya dalam saku celana agar tidak kembali bergerak kurang sopan daripada ia benar - benar dicoret jadi calon mantu.
"Suzy, kamu masuk kekamar." Perintah Mark masih belum mau menurunkan intonasinya. Suzy mengangguk dan berjalan masuk kedalam kamar diikuti Alena, Ken dan Jun dibelakangnya. Sebelum pergi, Ken dan Jun menjulurkan lidah kearah Sehun. Sehun hanya mendengus kesal.
"Saya hargai niat baikmu, tapi lamaran ini saya tolak. Permisi." Lalu Mark pergi begitu saja meninggalkan Sehun yang terduduk diam. Setelah itu Sehun bangkit berdiri, lalu melangkah menuju pintu.
🕊🕊🕊 Knock Your Heart 🕊🕊🕊
Mansion keluarga Maximilian, Newyork.
Seorang pria berahang tegas masuk kedalam ruang kerja Harry."Ini tuan muda foto - foto yang anda pinta." pria itu meletakan foto yang dia pegang keatas meja kerja dengan sangat hati - hati lalu mundur beberapa langkah dari tepi meja itu.
Harry mengambil satu diantara banyak foto yang telah terjajar rapi dihadapannya. "Jadi siapa pria yang sedang bersama adikku, Liam?." Harry menggoyang - goyangkan foto yang dipegang oleh tangannya.
"Pria itu bernama Oh Se...." Liam menghentikan kalimatnya saat mendengar Harry tertawa terbahak - bahak. Ya, Liam adalah tangan kanan Mark. Salah satu orang yang paling dipercaya keluarga Maximilian.
"Ya ampun, aku pikir Ken hanya membual agar Daddy dan Jun menjenguknya." Harry menunjuk sebuah foto saat Sehun dan Suzy sedang bersama di parkiran kantor.
"Tapi, tuan muda ada yang lebih penting. Tuan muda alan hari ini berangkat ke Seoul."
"Aku rasa Uncle philip sudah menyerah." terdengar helaan napas panjang dari harry.
"Lalu kita harus bagaimana? apa kita harus memberitahukan ini pada tuan besar?." tanya Liam pada majikannya.
Harry menggeleng " Tidak perlu, Kau terus awasi Alan tapi jangan sampai dia menyadari keberadaan kalian." tegas Harry.
"Baiklah, tuan muda aku undur diri dulu." pamit Liam.
"Lucas, Aku ingin kau membeli saham." UCAP Harry sambil tersenyum licik.
Lucas hanya mengangguk dan berbalik meninggalkan ruangan itu. Sedangkan Harry masih diselubungi perasaan bahagia. Rasa khawatir tentang adik perempuan satu - satunya yang akan menjadi jomblo selamanya pun hilang setelah melihat foto adiknya yang sedang berciuman dengan Sehun.
🕊🕊🕊Knock Your Heart 🕊🕊🕊
Jangan lupa vote dan coment nya yaa 🥰😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Knock Your Heart
RomanceSuzy sangat mencintai Alan Lee, begitupula sebaliknya. Namun, cinta saja tak cukup untuk menjalin sebuah hubungan yang kuat. Pria yang ia cintai pergi meninggalkannya dengan alasan yang tidak jelas. Mau tidak mau, suka tidak suka, Suzy harus meneri...