Dia yang Kutunggu

403 13 0
                                    


Starla membuka jendela kamar, menghirup dalam-dalam embusan angin malam yang menerpa wajahnya. Ia mengarahkan pandangannya ke hamparan langit luas bertabur bintang. Dalam hati berharap ada keajaiban yang bisa merubah keputusan Papa menjodohkannya dengan Petra.

Starla termenung teringat bagaimana nanti reaksi papanya saat mengetahui dirinya dan Petra sama-sama menolak perjodohan ini.

Lamunan Starla terputus ketika dering ponselnya berbunyi nyaring. Starla mengerutkan alisnya mendapati tulisan 'nomor tak dikenal' terpampang pada layar ponselnya.

Setelah puas memandangi langit malam hari yang membuat pikirannya jauh lebih tenang, sesaat sebelum ia menutup jendela, telinganya menangkap sebuah alunan musik. Petikan gitar yang sudah lama tidak ia dengar.

Mata Starla langsung mencari dari mana asal suara itu. Dari jendela kamarnya, ia melihat Yordan tengah berdiri di depan rumahnya sambil menyanyikan lagu Bruno Mars diiringi petikan gitar klasik di tangannya.

"When I see your face...There's not a thing that I would change.
'Cause you're amazing. Just the way you are...And when you smile, the whole world stops and stares for a while.'Cause girl, you're amazing. Just the way you are...."

Jantung Starla berdegup kencang. Rasa hangat menjalari tubuh hingga naik ke wajahnya. Starla tersenyum haru hingga air matanya tanpa permisi menetes membasahi pipinya.

Yordan...

Pria inilah yang mampu membuatku selalu merindukannya, ungkap Starla dalam hati.

Starla segera menghapus air matanya dan turun menemui Yordan.

***

"Kamu nggak berubah," kata Starla saat melihat penampilan Yordan memakai kaus polos dipadukan dengan celana jeans yang menjadi ciri khas pria itu.

Yordan terkekeh.

"Mau temani aku makan?" tanya Yordan tanpa membuang waktu.

Starla nampak berpikir sejenak. Ia memandangi pakaian tidur berwarna cokelat muda dengan karakter brown yang dikenakannya.

"Hmm..boleh, tapi aku ganti baju dulu."

Yordan tersenyum. "Begini saja, nggak apa."

Starla cemberut, "masa pakai baju tidur begini?"

"Emang kenapa? Lucu kok." Yordan menyampirkan gitarnya di punggung.

"Ayo," kata Yordan lagi. "Motorku di sebelah sana." Yordan menunjuk pos satpam yang berjarak hanya beberapa rumah dari rumah Starla.

"Aku nggak bawa uang."

"Biar aku yang traktir,' jawab Yordan lembut, kemudian mengulurkan tangannya pada Starla.

Starla ingin sekali menyambut uluran tangan Yordan. Akan tetapi, jauh dalam lubuk hatinya, tersimpan berjuta pertanyaan yang ingin ia ungkapkan pada Yordan.

Starla berjalan menuju motor Yordan tanpa memedulikan uluran tangan Yordan. Sepertinya pria itu memaklumi Starla dan mengikuti di belakangnya dengan senyum samar menghiasi bibirnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Starla mengenakan helm yang diberikan Yordan dan naik ke jok belakang.

"Jangan ngebut," ujar Starla mengingatkan.

Yordan menyalakan mesin motornya. Dalam hitungan menit mereka melaju membaur dalam kepadatan jalan raya ibu kota.

Yordan memperlambat laju motornya dan berhenti di salah satu cafe. Di atasnya terdapat dekorasi nama Starlight dihiasi lampu neon yang terang benderang.

Crush on You [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang