43. Aneh

4.4K 423 34
                                    

Happy reading😍

Semua sudah ada, dan sudah diatur oleh tuhan.
❤😘❤

Kalea bangun dari tidurnya, menoleh ke samping tapi tidak menemukan angga disana padahal jam sudah menunjukan angka dua dini hari.

Kalea membuka pintu yang langsung terhubung dengan ruangan kerja angga.

Angga menatap kalea sekilas lalu kembali bekerja. jauh dari lubuk hatinya sebenarnya ia tidak tega saat melihat mata itu memerah dan sedikit sembab.

"Mas" rengek kalea diambang pintu.

"Hn?"

"Mas"

"Hmm?"

"Mas angga?" Ketus kalea dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa kalea?" Ujar angga tetap dengan jari menari-nari diatas leptop.

"Hiks mas hiks" angga mendesah pelan menutup leptopnya. Lalu menatap kalea.

"Kenapa lagi, kamu masih nyuruh saya nikah?" Ketus angga.

Kalea mengeleng

"Hisk, kamu kenapa nggak tidur hiks"

"Saya masih banyak kerjaan" jawab angga.

Kalea sesugukan entah kenapa dia begitu emosional akhir akhir ini.

"Mas, masih marah ya?" Lirih kalea.

Angga menarik nafas pelan melihat tingkah aneh kalea.

"Nggak"

"Kalau nggak kenapa belum tidur" menatap angga sedih.

"Apa hubunganya kalea, tidur sama marah, saya lagi banyak kerjaan" jelas angga.

"Tidur yuk mas" ajak kalea.

"Kamu duluan aja, kerjaan saya masih banyak" ujar angga kini beralih membuka leptop.

Kelea mengelengkan kepalanya sambil menghentak-hentakan kakinya kasar.ia masih tau pria itu masih marah, dari kata saya yang dikeluarkan angga, ia tau keadaan hati suaminya itu. Tapi saat ini ia hanya ingin dimanja.

"Nggak mau, aku mau tidur sama kamu mas, aku mau dipeluk" ujar kalea.

Angga semakin bingung dengan sikap kalea. Tidak biasanya ia begini, selama menikah pun tidak pernah ia meminta dipeluk dan kenapa saat ini angga melihat sisi lain dari istrinya itu.

"Apa mungkin?" bantin angga mentap kalea.

"Mas" rengek kalea.

"Iya ini juga mau berdiri" ujar angga menghampiri kalea membawa kalea tidur.

"Ih sinian mas" ujar kalea mengeser badanya mendekat kearah angga.

"Peluk" pinta kalea.

Angga semakin bingung dengan sikap kalea, ia semakin yakin dengan pemikiranya. Angga mengusap kepala kalea lembut sampai wanita itu tertidur.

Pagi harinya angga membuka  matanya, ia menoleh kearah kalea yang posisinya masih sama. Angga menoleh kearah jam menunjukan angka enam.

"Yang bangun, kamu nggak kerumah sakit?" Ujar angga menyingkirkan rambut dari wajah kalea.

"Ughh"

"Bangun yang" ujar angga melepaskan pelukan kalea.

"Aku nggak mau kerumah sakit mas" ujar kalea yang masih dalam pelukan angga.

SKRIPSI or RESEPSI. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang