5. lamaran.

6.6K 428 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.

Happy reading.😍

Aku tidak bisa berbuat apapun disaat semua dengan mudah dia kendalikan.
❤❤❤

Kalea turun dengan tampilan acak-acakan, hari minggu adalah hari dimana ia melepaskan semua penat yang ada.

"Teteh belum mandi ya jorok" ujar saga saat melihat kalea turun.

"Bukan urasan lo" acuh kalea terus berjalam kearah dapur.

"Papa mana ga" tanya kalea duduk disamping saga.

"Olahraga kayaknya" ujar saga sambil menonton tivi.

"Bunda?"tanya kalea lagi.

"Katanya tadi kerumah oma" jelas saga.

"Lo kenapa masih dirumah?, nggak keluar lo?" Tanya ziena heran. Biasanya saga kalau hari minggu dia akan melalang buana mencari mangsa.

"Saga lagi malas teh" ujar saga.

"Ga bukain pintu gih, ada tamu kayaknya" ujar kalea. Saat mendengar bel rumah berbunyi.

"Lah saga malas ah teh jalan, teteh aja" ujar saga.

"Bukain sana, lo mau masuk neraka karena nggak mau dengarin gue" ujar kalea membuat saga mengedik ngeri.

Walaupun saga tipe manusia bar-bar tapi kalau sudah menyangkut dengan dosa ia akan takut.

"Iyaa iyaa" ujar saga malas beranjak membukakan pintu.

Kalea menoleh, saat mendegar langkah kaki berjalan kearahnya, wajah datar kalea mulai keluar saat melihat sosok pria yang akhir-akhir ini membuatnya jengkel.

"Pagi kalea" sapa bintang.

"Hm" gumam kalea.

"Teteh" tegus saka yang berdiri disamping bintang.

"Pagi" ujar kalea malas mengulangi ucapanya.

"Pah teteh keatas dulu ya" ujar kalea berdiri.

"Om saya boleh bawa kalea keluar" izin bintang pada saka membuat langkah kalea terhenti.

"Silahkan" izin saka membuat kalea mengerutu dalam hati.

"Paa" ujar kalea memelas. Saka mendekati kalea berdiri didepan kalea.

"Nggak boleh gitu, sana gih pergi" ujar saka mengelus rambut kalea sayang dan pergi kemar meningalkan bintang dan kelea.

"Puas?" Ketus kalea saat melihat bintang tersenyum kearahnya.

"Bukan puas sayang, tapi bahagia" ujar bintang membuat kalea mendegus.

"Ayo" ujar kalea keluar tampa berniat menganti bajunya terlebih dulu. Ini ia lakukan agar bintang mengurungkan niatnya. Siapa yang mau keluar dengan perempuan belum mandi, rambut diikat asal tampa make up sedangkan bintang sudah rapi.

"Kamu nggak mau nganti baju?" Tanya bintang.

"Nggak" ketus kalea berjalan keluar melewati bintang yang menatapnya cengo.

"Lah teteh mau kemana dengan tampilan burik gini" tanya saga saat melihat kalea keluar dari rumah dengan bintang.

"Keluar" singkat kalea.

"Lah ini saga udah beli'in teteh somai" ujar saga menenteng kantong kresek ditanganya.

"Tarok dulu, nanti gue makan, awas lo abisin gue mutilasi lo" ancam kalea langsung masuk dalam mobil bintang.

"Om" pangil saga.

"Kenapa?" Tanya bintang menatap saga.

"Hati-hati sama teteh, doi kalau udah marah, gungung merapi bisa meletus" kekeh saga membuat bintang ikut terkekeh.

Kalea terus mengerutu dalam hati, menyumpah serapahi orang disampingnya ini. Bukanya membatalkan untuk pergi karena penampilanya malah bintang terlihat nyaman.

"Kita makan dulu ya" ujar bintang berhenti didedapan cafe. Kalea ikut turun berjalan disamping bintang. Banyak orang yang menatapnya aneh.

"Mau makan apa" tanya bintang.

"Terserah" dingin kalea, dia merasa risih ditatap orang-orang yang lewat sedari tadi.

Setelah pesanan mereka sampai selanjutnya hanya ada keheningan diantara mereka. Bintang tersenyum melihat kalea yang sambil meminum jus ditanganya.

"Kakak kenapa lihatinya gitu" ujar kalea.

"Kakak mau ngetawain aku?" Kesal kalea.

"Jangan souzon dulu sayang" ujar bintang lembut.

"Kakak ngapain sih ngajak aku keluar hari minggu gini?" Kesal kalea.

"Karena hari libur saya cuma hari minggu" jawab bintang membuat kalea berdecih.

"Udah tau sibuk sok-sok an ngajakin keluar" ketus kalea.

"Kenapa kamu nggak mau kalau saya ajakin keluar?" Tanya bintang.

"Malas aja ketemu kakak" santai kalea membuat bintang tersenyum.

"Bukanya sadar malah senyum" sindir kalea.

"Kenapa saya harus sadar, kalau tersesat dalam cinta kamu membuat saya bahagia." Ujar bintang.

"Emang kakak nggak malu jalan sama aku dengan penampilan kayak gini?" Tanya kalea, bintang tersenyum mendengar ocehan kalea yang mulai panjang sudah kemajuan yang bagus pikirnya.

"Kenapa saya harus malu, jika saya memilih kamu sebagai pendamping saya, berati saya juga harus siap menerima kekurangan yang kamu punya" jelas bintang membuat kalea memandang lekat bintang.

"Kenapa sih kakak mau milih aku?, aku nggak suka sama kakak" ujar kalea.

"Saya tau, tapi apa kamu tau satu menit kedepan atau satu minggu kedepan? Bisa jadi pulang dari sini kamu langsung jatuh cinta sama saya" yakin bintang membuat kalea memandangnya sinis.

"Jangan terlalu berharap, kalau jatoh sakit" sindir kalea.

"Berharap boleh asal diiringi dengan usaha dan doa, yang nggak boleh itu berharap tampa usaha dan doa."

"Terserah lah" ujar kalea merasa tidak bisa menjawab pertanyaan pria didepanya ini.

"Kalea?" Pangil bintang.

"Hm"

"Kamu mau menikah sama saya?" Mata kalea membulat saat mendegar ucapan bintang.

*****

Mohon maaf, part ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan.  Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya atau bukunya. Jika ada kendala dalam pembelian, tidak perlu sungkan untuk bertanya ke penulis atau bisa hubungin.
081270397821.

#warning.
untuk buku yang sudah terbit, itu jilid pertama. Dua dan tiga sedang menyusul..

SKRIPSI or RESEPSI. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang