46. kawatir.

3.9K 357 30
                                    

Happy reading😍

Firasat yang datang membuat hati tidak tenang.
❤😘❤

Sudah satu minggu lebih angga pergi, kalea menatap phonselnya berharap pria itu menghubunginya, sudah empat hari angga tidak menghubunginya membuat kalea kawatir dan rindu pada pria yang bertatus suaminya itu. Kalea turun dengan malas ikut duduk disamping saga.

"Kusut amat tu muka, kayak baju nggak disetrika" ujar saga menyuapi ken cimilan.

"Gue kangen ga" lirih kalea menyandarkan kepalanya di bahu saga. Saga mengerutkan dahinya menatap kalea bingung

"Kangen gue?" Tanya saga.

"Ish, nggak ada untungnya gue kangen sama lo" ketus kalea.

"Lah terus kangen siapa?" Tanya saga.

"Mas angga" ujar kalea memanyunkan bibirnya.

"Dih sok kangen, kemaren doi nelvon jual mahal, sekarang doi pergi kangen" cibir saga.

"Kemaren itu gue cuma kesal, sekarang kesal gue udah hilang"

"Ken! Papa bawa moci mau nggak?" Pangil saka membuat ken langsung berlari kearahnya.

"Au, maaci papa" ujar ken mencium pipi saka,tangan kecilnya membawa moci yang dibawa sang papa.

"Pah, mas angga ada nelvon papa nggak?" Tanya kalea saat saka duduk disampingnya.

"Nggak ada, emang angga nggak ada hubungin teteh?" Tanya saka.

Kalea mengeleng.

"Jangan mikir macam-macam dulu, siapa tau angga sibuk" ujar saka.

"Tapi ini nggak seperti biasanya pa, bisanya sesibuk apapun dia, pasti dia ngubungin teteh" keluh kalea.

Saka mengusap bahu kalea lembut, memberikan kekuatan pada sang anak.

"Teteh kangen pa" ujar kela dengan mata yang berkaca-kaca..

"Jangan sedih ya sayang, nanti coba papa hubungin ya" ujar saka.

"Teteh mau sekarang pa" saka menatap saga yang menegang, wajahnya pucat mendengar ucapan kalea.

"Nanti teh nelvonya siapa tau doi lagi meeting" Ujar saga.

"Pokoknya sekarang!" Tegas kalea

"Kamu aja yang telvon ga" suruh saka. Mata saga membulat.

"Hmm, ko-kok saga sih, kan papa yang mau nelvon tadi" ujar saga.

"Ini kenapa sih, nggak ada yang mau nelvon apa!" Marah kalea.

"I-ini mau di telvon teh" ujar saga mengambil hp nya mencari nomor angga dan menghubunginya.

"Speaker ga" suruh kalea, tangan saga gemetar saat nada mulai tersambung.

Saga menarik nafas panjang saat pangilan itu tak kunjung dijawab.

"Nggak diangkat teh" ujar saga.

Air mata kalea sudah jatuh, entah kenapa rasa kawatir memenuhi hatinya saat ini. Begitu banyak bayangan negatif yang melintas dipikiranya.

"Papa tau dimana kantor mas angga di kalimantan?" Tanya kalea, matanya sudah basah menahan tangis.

"Papa nggak tau sayang" bohong saka.

"Emang buat apa alamatnya teh?" Tanya saga was was.

"Gue mau nyusul kesana" ujar kalea membuat saka maupun saga menegang.

SKRIPSI or RESEPSI. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang