25 - Izin Mencintai

38 8 2
                                    

Happy reading

**
Sepulang sekolah Zain langsung ke rumah Rezky.

Zain duduk di pinggir kasur milik Rezky. Menunggu Rezky segera bangun dari tidurnya. Pandangannya beredar menatap keliling kamar bernuansa merah muda itu. Kakinya melangkah menuju sudut meja belajar milik Rezky. Disana terpampang foto gadis kecil menggunakan gaun biru. Zain menatap secara intens wajah mungil Rezky sewaktu masih kecil.

Matanya kembali terfokus dengan satu orang anak yang seumuran dengan Rezky. Di foto itu ia menggandeng tangan Rezky. Wajahnya tidak asing, kaya pernah dirinya lihat tapi siapa?

Lalu ia membalik figura itu. Dibelakang nya ada sebuah kertas Selamat Ulang Tahun. Zain membukanya membaca tulisan khas anak SD. Matanya membulat ketika melihat tulisan di pojok kertas tertulis nama Farel. Jadi anak di foto itu Farel?

Zain tersenyum kecut. Ia kalah waktu. Ternyata benar, Farel duluan yang lebih lama mengenal Rezky. Tapi, ia tak mau mengalah hanya karena siapa lebih dulu.

Zain menghadapkan dirinya ke arah balkon. Ternyata seperti ini ketika Rezky juga melihat ke arah kamarnya.
Entah kebetulan atau bagaimana. Mereka bisa bersebelahan.

Ketika Zain memutar balikkan badannya. Knop pintu berputar dan terbuka.

"Zain ya?" Reyn membaca name tag milik Zain.

Zain kebingungan. Siapa laki-laki di depannya?

Zain membalas. "Iya?"

"Canggung ya haha, gue Kakaknya Kiki. Panggil aja Kak Reyn. Lo teman atau pacar nya?" Reyn bertanya. Zain hanya mengangguk saja.

"Kiki sering nyeritain lo ke gue. Kalian pacaran ya?" tutur Reyn.

"Iya Kak. Gue suka sama adeknya Kak Reyn." Zain mengungkapkan. Reyn tersenyum menampilkan deretan gigi rapinya.

"Jaga Kiki ya. Kakak mau keluar bentar." Reyn menepuk pelan pundak Zain, pamit. Zain mengiyakan.

Reyn sudah keluar dari kamar. Suara mesin mobilnya pun ikut menyala. Menandakan ia sudah bersiap pergi. Zain berpindah duduk di sebelah tempat tidur Rezky.

"Besok lusa sekolah kita study tour ke Bali. Cepet sembuh, biar bisa join. Kalo lo nggak ikut gue juga tinggal," gumamnya sambil memainkan rambut Rezky. Tangannya menyentuh bulu mata Rezky.

"Lo bilang bulu mata gue paling lentik dan hidung gue paling mancung. Nih gue kasih biar lebih mancung." Zain menggesekkan hidungnya ke hidung Rezky.

"Lo tuh juga mancung kurang apa?" Zain berbicara pada Rezky yang masih setia menutup matanya.

"Yang gue nggak punya cuma ini." Zain memegang lembut bibir Rezky yang pucat.

"Gue belum punya hak. Kita masih jauh untuk itu, gue janji bakal jaga lo. Nggak ngerusak bidadari gue." Zain mengecup tangan Rezky.

Ia berdiri. Berniat untuk pulang mengganti seragamnya dan balik lagi kesini. Tapi, Rezky tiba-tiba bangun dari kasurnya.

"Kebelet pipis..." gumamnya. Ia bangun dari tempat tidurnya, sedikit terhuyung. Zain menangkap.

"Mau pipis? Sini gue antar" Rezky tersadar. Zain di kamar nya? What sejak kapan?

"Eh ga...gausah gue bisa sendiri, lo situ aja," tukas Rezky. Zain tahu maksud Rezky. Ia mengangguk.

Rezky sudah keluar dari kamar mandi. Zain memandangi Rezky celananya basah terkena air.

"Udah?" Rezky mengangguk singkat.

"Kapan datang?" tanya Rezky.

"Dua jam yang lalu"

"Tempo banget pulangnya, kenapa?"

"Iya, tadi guru-guru rapat. Untuk bahas program pemerintah. Persiapan study tour lusa, di Bali." Rezky ber-oh. Kelihatannya seru. Selama ia sekolah belum pernah ia ikut yang namanya Study tour. Jadi, ia akan berinsiatif untuk ikut.

"Gue ikut ahhhh," ucap Rezky semangat.

"Yakin bisa?"

"Bisa dong."

"Oke. Yang penting sebelum itu, istirahat yang banyak," nasehat Zain. Rezky tersenyum mengiyakan.

"Berarti bisa ketemu Iqbal di Bali"

"Iqbal disana emang?" tanya Zain.

"Iya...dia kan pindah ke sana," tutur Rezky. Zain menekuk wajahnya.

"Bisa nggak? Ga usah bahas nama orang kalo lagi sama gue?"

"Kenapa?"

"Nggak." Mulut Rezky menganga. Masih tak peka dengan maksud Zain.
Melihat wajah polos Rezky. Zain tertawa.

"Gemes banget sih muka bodohnya hahah,"

"Apaan sihh." Rezky memukul lengan Zain yang mengacak rambutnya hingga berantakan.

"Gue pulang ya, ntar balik kesini. Mau ganti baju," tutur Zain.

"Yaudah sana. Oya, beliin Kiki dessert Oreo dong." Rezky menunjukkan eyes smilenya. Zain menghembuskan nafasnya sebelum mengiyakan permintaan Rezky.

"Iya sayangg...."

"Daahhh...lovyu Jaja"

Jaja? Panggilan dari mana itu barusan? Aaaaa Zain dibuat gemes oleh kelakuan pacarnya sendiri.

"Lovyu too dear"

-REZZA-

REZZA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang