18 - Lo Harus Jadian Sama gue

79 13 16
                                    


Vote dan komen ya

***

Farel agak lelah sebab harus melewati gedung US yang lapangannya begitu luas. Dimana, harus butuh berapa menit baru sampai ke ruang tujuan. Selepas mandi, Farel mengambrukkan diri di kasur empuknya. Tangannya ia arahkan ke meja guna mengambil hp. Hazelnya menatap sebuah pesan dari Varo,.

Varo : Bro, piagam kpn dbagi?

Varo : Klau udah tar gue yg laminating, sklian lo pnya jg

Farel mulai membalas.

Farel : Bsok, yoa thnk.

Farel juga mengotak-atik hingga menemukan sebuah pesan dari kontak paling bawah.

Zain : Kalau lo beneran pengen ngelindungi Rezky, peringatkan Rahel! Farel!!

Farel mengernyit, apa maksud Zain dibalik pesan itu. Ia menatapi ponsel dimana Varo tengah mengetikan pesan padanya.

Akhirnya, Ctingg..

Varo : Rel, lo tahu? tdi dskolah Rahel ngebuli Rezky smpe rmbutnya rntok

Membaca kalimat dari Varo, mata Farel terbelalak. Yang benar saja apa yang di ketikan Varo barusan, pikirnya.

Tanpa membalas, Farel langsung mengklik nomor Rahel. Namun, hasilnya hanya operator yang menjawab. Ia mengambil jaket dan kuncinya, bergegas ke rumah Rahel. Melesat dengan kecepatan tinggi, berupaya meredam emosi nya.

****

Rezky mengurung diri di kamarnya seperti biasa. Raut wajahnya terlihat agak kesal. Mengingat perlakuan kasar Rahel dan Ani padanya, hingga kepalanya masih terasa pusing.

Kepalanya yang tengah pusing tersebut. Justru tiba-tiba kembali mengajaknya mengingat kejadian dirinya di tembak oleh Zain terang-terangan.

Wajahnya yang sedari tadi kecut, pun akhirnya bersemu merah. Bibirnya membentuk sebuah lengkungan indah menampilkan lesung kecil di pipi kirinya. Jarinya ia usapkan ke bibirnya. Membayangkan jari-jari Zain yang sudah berkali-kali menyentuhnya.

Membayangkan itu membuatnya malu setengah mati. Bagaimana ketika besok bertemu? aduh.

Penggantinya lo harus jadian sama gue

Kalimat itu terasa mendengung di kepala dan telinga Rezky.

Ditambah..

Flashback on

"Penggantinya lo harus jadian sama gue,"

"A...a...pa? maksudnya?"

"Gue tahu lo nggak sebego itu," sembur Zain rada mengejek.

Rezky melesat begitu saja. Tapi, tangannya di cekal oleh Zain membuatnya ambruk di dada bidang milik Zain. Rezky mendongak kala kedua tangan besar Zain menangkup kedua wajahnya.

Jangan tanya soal jantungnya, kondisi nya sedang dag-dig-dug jeddeerrr.

Karena saking dekatnya, terpaan nafas Zain menerpa hangat wajah Rezky. Dan Zain maupun Rezky bisa saling mendengar detak jantung yang saling bergemuruh berdisko tak jelas.

Rezky menghindari tatapan Zain, menetralkan dirinya yang menahan kecanggungan. Zain semakin menangkup kedua pipi chubby Rezky, memaksa Rezky untuk menatap matanya.

Ketika mata mereka saling bertemu, Zain dengan buru-buru mengangkat tangannya ke arah bibir Rezky.
Jari-jarinya ia sentuhkan ke arah bibir Rezky,

REZZA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang