8 - Teman Kecil

139 31 1
                                    

Mama dan Papa Rezky bersalaman tangan. Saling menyilangkan pipi satu sama lain. Dengan Mama dan Papa Farel.

"Hai Jeng," sapa Rena.

"Hai juga" balas Farah sembari menyambut salaman dari Rena. Biasalah bahasa tante-tante, bercipika-cipiki.

"Apa kabar sekeluarga?"

"Alhamdulillah baik Jeng,"

"Farel nya belum muncul?" tanya Rena. Mengedarkan pandangannya mencari sosok anak dari sahabatnya itu.

"Masih siap-siap, ini Rezky?"

"Hehe...iya tan." Rezky menyambut pelukan dari Farah.

"Kamu cantik sekali sayang," puji Farah. Memegangi pundak Rezky.

"Kalau Farel lihat kamu, pasti dia naksir." Farah mencolek lengan Rezky. Menggodanya.

"Hehe tante bisa aja." Rezky hanya tersenyum canggung, diperlakukan dan dipuji berlebihan. Dari kecil ia selalu mendapati kalimat-kalimat pujian dari siapapun yang menemuinya. Namun, semua itu tak merubah sikapnya yang tidak terlalu suka dengan yang namanya sanjungan.

Selang beberapa menit, Farel pun keluar dengan kemeja berwarna coklat muda. Membuat suasana menjadi hening seketika.

Sorakan selamat ulang tahun pun di mulai membuat Rezky memutar balikkan badannya untuk melihat seorang bernama Farel itu.

Bukannya dia Farel teman sebangku gue?

"Oh itu dia si Farel udah muncul, sini sayang." Farah mengiringi Farel untuk menyambut para tamu.

"Farel kamu tambah besar ternyata." Andhika membuka lengan kekarnya bermaksud memeluk Farel yang baru saja datang.

"Masa iya kecil terus," sahut Chandra selaku papa Farel.

"Ini Rezky anaknya Om Andhika dan Tante Rena. Dia teman SD kamu sebelum kamu pindah kesini. Masih ingat?" Farah memegang tangan Rezky dan Farel bersamaan.

"Dia anak baru di kelas Farel." Farel berbisik ditelinga Mamanya. Ia mencoba menahan senyumnya mengamati Rezky malam ini benar-benar cantik.

"Oh jadi kalian satu kelas, kebetulan sekali." Girang Farah sambil menatap bergantian ke arah Rezky dan anaknya. "Ren, ternyata Rezky sama Farel satu kelas," tutur Farah dengan pandangan menuju ke arah Rena

"Yang bener sayang?" Tanya Rena balik. Rezky mengangguk canggung.

"Cieee...baju kalian sama ehemm." Goda Chandra.

"Haha...serasi sekali," kekeh Andhika, Rena dan Farah kompak. Mereka menatap jahil Rezky dan Farel.
Rezky membulatkan matanya tak sadar. Binggo, warna bajunya sama.

**

Rezky duduk di sebuah bangku taman untuk menghirup udara segar. Malas bergerombol dan dirinya tak ingin menjadi pusat perhatian. Sejenak atensinya melihat seseorang yang sepertinya ia kenal.

"Rahel bukan sih?" gumamnya sendiri. Memfokuskan pandangnya ke arah yang menarik perhatiannya.
Mungkin karena dia teman sekelas Farel jadi dia datang. But why yang lain nggak datang? Ia sibuk memutar pikirannya memikirkan hal yang seharusnya tidak penting itu.

"Farel sayang...kamu ajak Rezky ngobrol sana. Biar tambah akrab kaya dulu," suruh Farah seraya tersenyum jahil ke putra tunggal kesayangannya itu.

"Tapi mah." Farel menggeleng.

"Ayo gih jangan malu-malu." Farah dengan jahilnya mendorong putranya hingga akhirnya terdorong tepat di belakang bangku Rezky. Ia terdiam sejenak memikirkan hal apa yang harus ia lakukan terlebih dahulu, menyapa? atau langsung duduk.

"Rezky." Panggilnya. Farel menggaruk tengkuknya. Rezky menoleh ke belakang. Farel duduk tepat di sebelah Rezky

"Selamat tambah umur, Rel." Rezky melempar senyum.

"Iya makasih,"

"Gimana betah tinggal disini?" Farel menatap Rezky yang memainkan jarinya.

"Hmm....ya gitu"

"Ngga sadar ya ternyata dulu kita pernah kenal," tambah Farel. Menatap ke arah langit malam yang dipenuhi kelap-kelip bintang.

"Iya yah. Lo Farel yang duduk sama Intan kan pas itu? Kah bukan?" Rezky menebak-nebak.

"Eh gatau sih. Gue sendiri juga lupa"

"Hahah...ingat gue ingat. lo Farel yang dulu"

"Gue juga ingat lo kok"

"Oh ya, besok-"

"Farel." Belum selesai Farel meneruskan kata-katanya. Ia sudah di panggil oleh Farah Mamanya. Membuat keduanya harus memutuskan obrolannya.

"Iya Mah, bentar."

"Nanti kita lanjut bahas di Wa, masukkin nomornya." Farel menyodorkan hp dari sakunya. Tanpa babibu Rezky mengetikkan nomornya di hp Farel.

"Oke sip, nanti ya." Farel langsung bergegas pergi menuju arah Mamanya. Acara selesai setelah beberapa jam.

**

Rezky membersihkan diri dan langsung beranjak ke kasur bersiap untuk istirahat tidur. Baru saja ingin memejamkan mata.

Cting cting..

Bunyi notifikasi. Berasal dari handphone miliknya. Ia langsung mencari benda itu yang entah berantah ia lentakkan di mana. Akhirnya ia menemukannya di dalam laci belajarnya.

"Astaga NSP1212, kirain apaan." Belum lama setelah itu. Handphone yang ia baru saja letakkan di meja bergetar bunyi.

Cting cting

Bunyi notif untuk kedua kalinya, ia kembali mengeceknya

Farel : Hai

Rezky : Iyah

Farel : Besok ada razia, Rez

Pesan Farel no basa-basi. Rezky langsung membuang nafas lega setelah membaca kata 'razia'. Dirinya sempat mengira esok ada apa-apa.

Rezky : oh, yaudah

Farel : Bye, gudnite

Rezky mematikan ponselnya juga mematikan lampu di sebelahnya.
Ia melepaskan semua beban siang harinya. Merebahkan dirinya seraya memikirkan apapun yang terlintas di otaknya.

Farel...gue kira orangnya jutekan dan ya ternyata teman kecil gue

**

Voment ya

REZZA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang