sudah seminggu sejak arga memutuskan hubungannya dengan bella. atensi arga tertuju pada seorang pria yang sedang duduk semeja bersama gadisnya, beberapakali saling melempar candaan, ia mengepalkan tangan emosi.
pagi pagi arga udah panas ngeliat pacarnya bemesraan sama cowok lain. ah, bukan pacar lebih tepatnya mantan pacar. tapi tetap aja arga cemburu!
"santai aja kali ngeliatinnya" celetuk salah satu sahabat arga- calva arsenio.
"ini nih yang sok sok an mutusin, tapi pas ngeliat doi sama cowok lain cemburu. alah basi!" sahut rigel gemas melihat sahabatnya uring uringan semenjak putus dari kekasihnya.
arga menatap rigel dan calva bergatian, "terus gue harus gimana?!"
cowok yang bernama lengkap melvino arigel aditama itu mengedikkan bahu acuh, "mana saya tau saya kan ikan"
"goblok" calva meraup wajah rigel membuat sang empu berteriak histeris
"gila! tangan lo bau amat!" heboh rigel menutup hidung, lalu mengibas ngibaskan tangan didepan wajah
"oh iya, gue lupa cebok tadi" kekeh calva
arga berdecak, ia lebih memilih mengawasi mantan pacarnya- bella yang sedang asyik ngobrol bersama pria disebelahnya daripada menanggapi gurauan tak berfaedah dari kedua sahabatnya, calva dan rigel.
"eh gila goblok! serius lo?!" rigel
"ya kagak lah nyet, tangan gue mah suci. emangnya elu! otak ama tangan sama sama jorok iwh" calva mendelik
"kayak lo kagak aja!! kita itu sama"
"enak aja nyama nyamain, jelas beda. gue ganteng, elo burik" calva
"mana-"
bugh!
"anjing sakit!" rigel
"shit!" calva
keduanya meringis saat kepala mereka beradu, sedangkan sang pelaku hanya menatap datar keduanya.
"sakit ego, tega bener lo sama gue!" sungut rigel yang masih mengelus bagian kepalanya yang terantuk.
"berisik!" abian yudhistira- menatap keduanya datar tanpa ekspresi membuat mereka bergidik ngeri.
rigel dan calva lebih memilih diam daripada kepala mereka jadi sasaran lagi sama bian, ini sih masih mending dijedokkin kepala sama kepala. lah kalo ke lantai bijimane ceritanya? bisa amnesia dadakan mereka berdua
"mereka cocok" celetuk bian
"mereka?" sahut arga menunjuk calva dan rigel yang bersitatap kesal
sedangkan kedua orang yang dimaksud melotot tak terima, "enak aja lo kalo ngomong, meskipun gue kayak degem gini alias dedek gemes. gue masih suka bodi yang kayak gitar spanyol kali" sergah rigel membuat calva berdecih
"alah sok sok an nyari yang berbody, muka bentukan kek triplek kelindes truk aja bangga!" sinis calva
"heh body shamming lo!. muka gue tuh boyfriendable" ucap rigel menyugar rambutnya kebelakang, lalu mengedipkan sebelah matanya ke arah adik kelasnya, yang sudah dipastikan cewek itu menjerit histeris, baper.
"tck bukan, mereka" bian menunjuk bella dan alvero yang berjarak beberapa meja dari mereka menggunakan dagunya.
arga mendengus
"gak! bella itu cuman punya gue" arga
bian mengedikkan bahu "bella bukan barang yang bisa lo klaim sebagai kepunyaan lo. dan, lo gak berhak nyalahin siapapun disini, karna ini murni pemikiran bodoh lo yang ngelepasin bella gitu aja. jadi lo gak perlu menyesal kalau sekiranya dia nanti bakalan memilih cowok lain dan ngelupain lo sepenuhnya" ucap bian datar, hal ini mampu membuat calva dan rigel tercengang. pasalnya cowok kulkas itu tidak pernah berbicara panjang sebelumnya, bian adalah tipe orang yang sangat irit berbicara. lalu kali ini? kenapa? bian gak lagi kesambet kan?
"ini seriusan bian?" batin rigel bertanya
"terus gue harus gimana? gue nyesel mutusin bella, dan gue gak bisa ngeliat dia sama cowok lain" lirih arga
"perjuangin. jangan nyerah, meski sekalipun yang minta lo untuk mundur itu bella" bian menepuk bahu arga sebelum ia pergi meninggalkan kantin
"itu bian?" tanya rigel menyenggol lengan calva yang masih tercengang
"iya kali" ucap calva sedikit ragu
- tbc🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFARGA [ON GOING]
Random"ternyata putus cinta itu nggak sakit, yang sakit itu kalo udah putus tapi masih cinta." - safarga ©® : reomchy-eo