‘‘jangan terlalu membenci sesuatu, karna kita ga pernah tahu gimana akhirnya nanti, tetap sekedar kenangan atau malah sebaliknya‘‘
- reomchy
___
wajah yang tadinya cerah kini berubah muram, arga yang tadinya semangat empat lima memenceti bel kini berdiri lesu didepan gerbang yang tertutup rapat. sudah satu setengah jam ia berdiri meneriaki si pemilik rumah tetapi tak kunjung mendapat sahutan dari dalam sana. cowok itu menajamkan mata saat melihat bella keluar dari rumah berjalan kearahnya. "ngapain kesini?"
bella memejamkan matanya sejenak, keberadaan arga disini pastilah mendapat berita dari sahabat embernya- dira yang sialnya tidak dapat merahasiakan keberadaannya dari cowok ini.
arga tak menjawab pertanyaan bella dan malah menangkup wajah si empu. "lo nggak apa apa?"
bella mendesis lalu menjauhkan wajahnya dari kedua tangan yang lancang menyentuhnya "lo pucet banget, udah minum obat?"
gadis itu berusaha menahan sesuatu yang rasanya ingin meledak sekarang juga, melihat arga yang sebegitu perhatian membuatnya ingin menangis tetapi egonya selalu bisa ia kendalikan.
"jawab bel" kata arga yang kini tengah menatapnya sembari menekan kedua bahu bella
"lepas"
"gue nggak sakit dan nggak usah peduli lagi, kalau lo lupa biar gue ingetin kita itu udah nggak ada apa apa lagi sejak saat itu" sinisnya
arga menghela nafas
"tapi gue cinta lo"
bella tertegun sejenak sebelum kembali menjawab "kemana aja lo dulu? baru cintanya sekarang"
pria itu merigis dalam hati, sungguh perkataan bella benar benar membuatnya tak berkutik.
"gue nyesel dan seenggaknya biarin gue jagain lo sekarang" tutur arga
tangannya lagi lagi tanpa izin merengkuh tubuh bella membawanya kedalam pelukan pria itu "argh lepas brengsek!!"
bella memukuli bahu arga "lo itu brengsek ga, setelah lo ninggalin gue dengan alasan lo yang bikin gue kecewa dan sekarang lo dateng lagi porak porandakan hati gue seenaknya dan nanti lo bakal pergi lagi!!!" teriak bella frustasi ia menyuarakan kata hatinya dan mengabaikan rasa pusing yang kembali menghantam kepalanya.
"apasih mau lo?" lirih bella
arga mengurai pelukannya "gue punya alasan kenapa gue- BEL HIDUNG LO BERDARAH!!!"
arga memencet hidung bella, "kita kerumah sakit sekarang!"
gadis itu menepis tangan arga dan menutup hidungnya sendiri dengan tangannya "gue gak mau ga"
tak punya pilihan lain, arga menyelipkan tangan kanan diantara betis gadis itu sedangkan tangan kirinya menahan bahu bella segera membawanya kedalam rumah.
"pusing.." lirih bella kepalanya terasa semakin memberat
setelah membaringkan bella diatas ranjang dengan cekatan ia menarik beberapa helai tissue untuk menahan pendarahan dihidung gadis itu "dongak bel jangan nunduk" bella menurut saja
setelah dirasa berhenti, arga kembali bertanya "apa yang sakit hmm?"
bella hanya diam tanpa menjawab, ia menatap baju seragam pria itu yang terkena bercak darah. seketika ia merasa bersalah "ga maaf karna gue.. baju lo..."
"shtt its okay"
"tapi-"
"nggak papa, sekarang lo istirahat aja. masih pusing nggak?"
"heem sedikit" arga bergeser mendekat lalu mengelus kepala gadis itu dengan sayang
"minum obat ya?"
"udah tadi"
"lo udah makan belum?"
"nanti aja" lirihnya tanpa sadar bella malah mempersempit jaraknya dengan arga menyembunyikan wajah didada bidang pria itu.
senyuman arga mengembang sempurna, hatinya bergemuruh hebat sama halnya dengan jantungnya yang berdebar kencang.
"get well soon, i love u" ujar arga pelan setelah melihat bella yabg tertidur dengan nafas yang teratur.
dengan jahilnya arga mendaratkan ciuman dikening bella "sorry"
- tbc 🥀
cringe banget ga si part ini? haha. its okay aku lagi susah mikir, idenya agak ngadet hh jk. cuman tadi dapet ide gitu, eh pas ngetik gatau idenya menguap kemana. btw malem ini aku bakalan publish dua chapter yeay! hepi riding😸
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFARGA [ON GOING]
Diversos"ternyata putus cinta itu nggak sakit, yang sakit itu kalo udah putus tapi masih cinta." - safarga ©® : reomchy-eo