arga membanting tubuh kekasur, menutupi setengah wajahnya dengan lengan. cowok itu menghela nafas, ia kembali teringat ucapan bella beberapa saat lalu, yang membuatnya merasa sangat sangat bersalah pada bella.
"dia punya nama! namanya alvero. mirror please, siapa sebenernya yang brengsek lo atau dia?" sarkas bella, lalu gadis itu beranjak meninggalkan arga
"shit!" arga kesal mendengar bella membela alvero dihadapannya
line!
arga meraih ponselnya diatas naskas melihat nama si pengirim pesan membuatnya berdecak,
ares
long time no see bastard
gua tunggu lo disirkuit
kita balapan malem iniread.
"bangsat!" geram arga, ia meraih kunci motor serta jaket kulit miliknya, bergegas keluar dari kamar
"arga? kamu mau kemana?"
langkah arga terhenti, ia berbalik menghampiri wanita paruh baya yang tak lain adalah adhin- sang bunda
"mau kemana kamu?" adhin mengulang kembali pertanyaannya
"mampus!" batin arga
"itu bun- biasalah urusan cowok"
adhin berkacak pinggang, menatap tajam putra sulungnya "alah urusan cowok! jujur sama bunda mau kemana kamu malem malem begini huh?"
"balapan lagi? iya?"
arga menggeleng kuat, "engga kok, arga- itu mau malmingan sama bella"
adhin menjewer arga gemas "lah ya pinter banget kamu boong nya, ini tuh malem rabu bukan malem minggu"
"awh sakit bun, ampun"
arga mengelus telinganya yang memerah akibat kekejaman ibu negara, "emang bunda kira malmingan harus malem minggu gitu?"
"yang namanya malmingan emang malem minggu, mana ada malem rabu"
"bunda mah kolot"
"enak aja! kamu tuh yang ngada ngada"
"pokoknya arga mau ngapelin bella"
"udah ya bunda arga yang cantik, arga pamit dulu mau kerumah calon menantu bunda" ucap arga menyalimi adhin
"hati hati!" pesan adhin
"iya bun"
arga terpaksa bohong, mana dibolehin dia keluar kalo ibu negara tau dia mau balap liar, bisa bisa dipancung leher arga saat itu juga sama si bunda galak.
__
triing..
triing..
"eungh, halo?"
"bella!"
"hm?" merasa kenal dengan suara ini bella melirik nama si penelfon, rigel? ngapain dia nelfon bella tengah malem
"bukain pintu rumah lo, gue ada didepan! gece gak pake lama ya"
alis bella mengkerut, "ngapain lo kesini malem malem?"
"bukain dulu pintunya! urgent nih"
"oke"
tutt..
bella mengikat rambutnya asal, cewek itu buru buru turun kebawah. memastikan kalau rigel ada disana, bukan sekedar prank dimalem hari.
cklek
"loh? arga? ini kenapa mukanya bisa bonyok begini?" bella tak bisa menyembunyikan kepanikkannya
"pertama tama, lo geser dulu. biarin kita masuk" ucap rigel berusaha sabar, masalahnya dia pegel daritadi ngerangkul arga dari setengah jam yang lalu didepan rumah bella.
"oh oke"
rigel masuk, mendudukkan arga disofa. lalu meregangkan tubuhnya pegal.
"so?" tanya bella sembari memegangi kotak p3k yang tadi ia ambil
rigel bisa membaca raut khawatir di wajah bella yang berusaha ia tutupi berarti masih cinta batin rigel
"balapan" hanya satu kata yang terlontar dari mulut rigel langsung menjawab semua pertanyaan dibenak bella
"nih obatin" bella melempar kotak p3k yang dipegangnya beserta batu es yang telah disediakannya ke rigel
untung rigel berbakat main lempar lemparan, jadi batu es sama p3k yang dilempar bella ga mendarat dijidatnya.
"gue ga bisa nih bel, gue harus balik cepet soalnya hari ini emak gue mau lahiran" alibi rigel, cowok itu memukul mulutnya yang bicara sembarangan. tapi gapapa deh, untuk kebaikan bersama
bella menatap rigel penuh selidik
"suer"
"lo obatin deh bocah teler satu itu, please banget bel" mohon rigel
"suruh calva aja sono"
"kalo bisa juga gue nyuruh dia bel, cuman kakinya lagi kesleo. kalo bian mah lo tau sendiri, dia gak dibolehin keluar malem, soalnya tante vera udah balik dari sydney" kata rigel setengah berbohong, pasalnya mama bian memang sudah kembali dari sydney, tapi kalo masalah calva mah, 100% rigel cuma ngibul. astaga udah berapa kali hari ini rigel boongin anak orang maafin rigel ya tuhan batin rigel memohon
"ck yaudah" bella mengambil alih kotak obat dari tangan rigel terpaksa.
"gue cabut ya bel" pamit rigel
"hm"
bella memperhatikan arga yang sedaritadi meringis memegangi area wajahnya yang lebam, "ngerepotin tau gak!" ketusnya berjalan menghampiri cowok itu. ia menghela nafas, banyak luka lebam disekitar wajahnya, belum lagi sobekan dikening dan ujung bibir.
- to be contiued ⚘
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFARGA [ON GOING]
Ngẫu nhiên"ternyata putus cinta itu nggak sakit, yang sakit itu kalo udah putus tapi masih cinta." - safarga ©® : reomchy-eo