8

560 50 1
                                    

Manik jimin menatap penuh sesal dengan apa yang diperbuatnya, seharusnya ia bisa mengendalikan diri, tapi ia telat menyadarinya, menyadari bahwa apa yang dilakukannya dengan jungkook tadi malam membuat hidupnya hancur

Jangan berfikir secara logis!, berterima kasihlah pada tuhan yang memberi keturunannya seperti ini

Namun itu tak berhenti membuat jimin kalut, ayolah! Dia masih menyandang sebagai kekasih seseorang dan bahkan dirinya belum mengucap salam perpisahan

Lucu, ia tak peduli lagi, toh sejauh yang ia tau kalau sex yang pertama sering kali gagal

"keparat sialan!"

Tubuhnya ia jauhkan keatas kasur King size yang berwarna hitam polos, itu karena jungkook menggendongnya kala ia terlelap, bahkan ia tidak sadar saat jungkook memindahkannya, ia benar benar lelah

Cklek

Mulutnya mendesah pelan mendengar suara pintu terbuka, itu pasti si jeon keparat jungkook, mengetahui fakta itu ia tak ambil pusing

"biarkan aku istirahat sebentar lagi"
Dia berucap sambil menenggelamkan wajahnya ke bantal seolah enggan menatap wajah yang berada tepat di samping kasur

"jimin"

Tubuh kecilnya terhentak, suara bariton itu, ia mengenalnya sangat kenal, suara yang amat ia rindukan sejak kejadian di rumah sakit

Kepalanya menengok patah patah dan mendapati wajah kekasihnya disana, ia tak berbohong bahwa pelupuk matanya penuh

"hiks,t-tae.... K-kau hiks"

"shuuutt......"

Bibirnya dibungkam oleh telunjuk taehyung, dirinya memberi kode'tetaplah diam'dan ia mengagguk patuh, ia tahu penjagaan disini sangatlah ketat jadi tak mungkin jika taehyung bisa masuk seenaknya mengingat kekasihnya juga termasuk list musuh jungkook

Maaf, ia tak bermaksud untuk menguping pembicaraan jungkook tempo lalu tapi ia tak bisa memungkiri bahwa suaranya sangat keras saat ia belum benar benar terlelap, jadi jangan salahkan ia untuk ini

"hiks, k-kau kemana s-saja?"

Persetan dengan siapa taehyung sebenarnya,rindu yang ia tahan sudah benar benar membuncah,ia akan melepaskannya dulu jika pelariannya berhasil,semua yang akan ia tanyakan seolah hilang dari memorinya,terlampau senang melihat taehyung sekarang,soal ia yang agak kecewa itu urusan nanti,ia benar benar rindu.

Jimin bertanya dengan sesenggukan saat dirinya dan taehyung berhasil keluar diam diam, jarak mobilnya agak jauh dengan rumah jungkook, tapi tak apa toh taehyung juga menggendongnya

"jadi jiminku,apa kau merindukanku?"

Jimin mengagguk pelan, posisinya yang sedang dalam Pangkuan taehyung membuat jantungnya agak berpacu dan mata yang penuh biar kesenangan saat kembali kedalam pelukan kekasihnya

"sangat"

Dalam sekejap taehyung pun mendekap tubuh yang lebih kecil, menyalurkan kehangatan dan rindu yang tertahan beberapa minggu ini

"kita pulang dulu dan bicarakan semuanya oke?"

Taehyung menampilkan senyum kontaknya seraya mengisyaratkan jimin untuk tersenyum dengan gerakan jari pada bibirnya

Jimin hanya bisa bisa tersenyum menanggapi

"kajja, pulang"

Ceruk leher taehyung menjadi tempat jimin bermanja sekarang, dan itu sukses membuat taehyung tersenyum puas

Menyetir sambil membawa bayi besar dalam pelukan mungkin akan menjadi masalah kecil, sepertinya taehyung akan sedikit kewalahan
.

.

.

Bugh!

Seseorang jatuh tersingkir setelah suara tersebut menggema di seluruh ruangan

"dasar brengsek!, kau membiarkan penyusup masuk huh!, sialan!"

Jungkook benar benar membantai habis semua penjaga dirumahnya, bukankah ia sudah bilang bahwa sesuatu terjadi dengan tahanannya maka tidak akan ada yang selamat

Diberkatilah mereka, jungkook ingin berbaik hati sekarang, ia ingin mengerahkan semuanya untuk mencari jimin

"dan kau, ikut aku sekarang"

Jungkook menunjuk salah satu penjaga dan mengajaknya bicara empat mata, pojokan ruangan yang menjadi adu mulut keduanya

"d-dia memakai topeng tuan, ma-maafkan aku tapi sepertinya dia sangat kuat"

Jungkook mendelik remeh, orang didepannya ini minta dibunuh, setelah mengaku menjadi adiknya dihadapan jimin tempo lalu sekarang ia menyangkal bahwa ia terlalu kuat,jungkook tidak bodoh, ia tau hueningkai adalah pemegang sabuk hitam karate dan juara nasional aikido

"maaf tapi aku tidak peduli"

DOR!

tuxedo hitamnya menyamarkan warna merah darah yang terciprat dari kepala pemuda didepannya

"cih! Dasar bodoh"

Sesegera mungkin jungkook bergegas pergi dan menyuruh yang lain membersihkan kekacauan

Dia tak terima bahwa jimin hilang, ia perlu melakukan beberapa kali lagi agar prosesnya berhasil dan lihatlah sekarang,tawanannya dibawa kabur

"kim brengsek taehyung!"

Jungkook menggertakkan rahangnya kala melihat topeng putih yang dikenakan si penyusup dari rekaman cctv, itu topeng yang sama yang ia pakai di pesta

Hahaha, sepertinya dia akan menyimpan sedikit tenaga untuk baku hantam saat menemukan taehyung nanti

" jimin yang bodoh, Malang sekali nasibmu"

Jungkook terkekeh, ia menambah kecepatan lajunya hingga batas maksimal, mencari pemuda kim itu sangat susah dan hampir mustahil, ia yakin akan membawa jiminnya ke luar negri
.

.

.

Kedua sejoli itu sedang berpelukan mesra di balkon atas, dengan yang lebih kecil mengereratkan pelukan, seolah ia tak ingin pria dihadapannya ini pergi lagi

"tae, ayo ceritakan"

Jimin memohon sambil menyuguhkan puppy eyesnya, itu satu satunya kelemahan taehyung sekarang

"ahaha, baiklah sayangku"
Taehyung yang gemas pun tidak segan menyubit kecil hidung jimin yang membuat namja itu mengaduh pelan

"aku diculik jimin"

Jimin hanya santai mendengarkan tanpa melepas pandangannya ke arah taehyung, benar benar khidmat sampai pemuda kim itu selesai bercerita

"jadi sekali lagi maafkan aku karena meninggalkanmu sendirian"

Taehyung berucap sambil menatap lamat manik jimin, mereka beradu pandangan agak lama dan itu membuat keduanya menapikkan senyum

Lidah jimin terasa kelu untuk mengucapakan kalimat yang satu ini,tapi jimin akan percaya dengan pepatah yang mengatakan bahwa cinta itu buta,karena sekarang ia tengah merasakannya

"aku percaya padamu"

Taehyung mengangguk

"dan harus selalu seperti itu jimin"
Sahutnya kemudian

To be continue , warm greeting
Alita

GAME OVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang