9

522 43 1
                                    

"apa yang kau inginkan hyung?"

Seorang pemuda menata rambutnya apik sembari melayangkan pertanyaan pada pemuda satunya

"bagaimana rencananya?"

Yang ditanya tak sedang ingin basa basi, ia langsung bertanya pada poin pentingnya

Kim hyeojong, nama pemuda yang bertanya, ia menaikkan sebelah alisnya mendengar perkataan sang kakak

"diamlah , semuanya aku yang urus, kau tinggal masuk ke permainan dan selesaikan lalu.......... Semuanya akan menjadi milik kita"

Taehyung, sang kakak hanya tersenyum mendengar penuturan adiknya, benar benar bodoh pikirnya bukankah ia sudah pernah bilang jika tak ingin bermain sendirian, ia ingin sang adik juga merasakan kesenangan yang ia alami

"ayolah, menipu seseorang secara brutal itu menyenangkan"

Hyeojong hanya memutar bola matanya malas jika taehyung sudah berbicara seperti ini, ia itu bukan tipe lelaki pemain perasaan seseorang, ia tidak tega

"payah!"

Telunjuknya mengacung lurus menunjuk pada wajah yang lebih tua, wajahnya menunjukan betapa geramnya ia pada seseorang didepannya, kakaknya itu bena benar menurunkan sifat sang ibu, selalu berfikir licik dan mencari kesenangan dengan cara yang salah

"setidaknya aku memang rendah dalam kasta tapi aku tak sebrengsek dirimu hyung!"

Setelahnya taehyung hanya berdiri sendiri dalam diam, hyeojong meninggalkannya sepihak adiknya itu memang masih polos pikirnya , sangat bodoh seperti sang appa namun ia tak bisa berbuat apa apa karena yang akan membantunya sampai akhir adalah sang adik, dia tidak peduli dengan semua umpatan yang dilontarkannya, toh ia juga yang akan merasakan ganjarannya

"cih, dasar bodoh!"

Ia menatap nanar punggung yang lebih muda,melihat tubuh itu menjauh dengan wajah sayunya,tak bertahan lama karena wajah itu akan segera dihiasi dengan seringai licik khas seorang kim taehyung
.

.

.

"taeeee.... Kau pulang"

Seorang namja manis kini berlari kearah pintu setelah mendengar suara pintu dibuka dan ucapan pulang dari bibir taehyung

Yang baru masuk pun melebarkan kedua tangannya seolah siap menerima tubuh yang lebih kecil

Bruk

Jimin menjatuhkan tubuhnya kedalam dekapan taehyung, ah... Ia benar benar bersyukur bisa kembali bersama kekasihnya

"jadi apa yang kau lakukan selama aku pergi hmmm....."

"tidak ada, hanya merenung dan merindukanmu"
Ucapnya sembari menampilkan eyes smilenya, membuat yang lebih tua memekik gemas

Keduanya pun menghabiskan waktu sambil menonton tv dan sesekali melontarkan kata manis yang berujung dengan ciuman panjang, semua kegiatan itu tampak mereka nikmati sampai sebuah suara mengejutkan keduanya

Brak!

"DIMANA JIMINKU DASAR KIM BERENGSEK!"

Suara itu membuat jimin ketakutan namun tidak dengan taehyung, ia tahu namja jeon ini mengincar kekasihnya

"wow~, lihatlah siapa yang datang.... Ada perlu apa jeon, sangat pentingkah hingga kau rela datang selarut ini?"

Ucap taehyung dengan lagak santainya, rencana menghadang jimin dari pemuda jeon itu gagal karena jungkook tak datang sendiri

Pandai sekali pikirnya, sepertinya kekasihnya akan menjadi tamengnya setelah melihat perbuatan jungkook

" t-tae hiks, yak! Lepaskan aku dasar keparat,hiks kau.... Menyebalkan sekali! Hiks, taeeee...... Tolong akuuu ..."

Jimin hanya bisa menatap nanar taehyung, kekasihnya tengah ditahan oleh kedua anak buah jungkook dan yang membuatnya tak tega adalah ketika wajah kesayangannya itu berubah biru pada bagian pipi,dan ia yakin semua tanda kebiruan itu akan bertambah seiring berjalannya waktu

Dan ia hanya bisa pasrah saat jungkook menggendongnya ala bridal style, ia tahu pemuda ini sedang marah besar

Hahaha, tapi ia tidak mungkin marah pada seorang Park jimin kan?

Katakanlah iya karena jimin belum pernah merasakan betapa seramnya jungkook saat sedang naik pitam

Kalian tidak akan mau tahu
.

.

.

"se-sembilan belas"

Ctash

"dua p-puluh hhhh...."

Pemuda manis itu jatuh tersungkur setelah hitungannya selesai, isakannya tak pernah berhenti sejak pertama kali mulut sabuk itu menerpa kulit punggungnya

Tuhan, ini sangat sakit ia tak pernah mengira jungkook akan memberinya hukuman seperti ini

" hiks, ini s-sakit"

Jungkook hanya diam tak berkutik mendengar jimin, wajahnya berubah datar seketika

"akh! Cu-cukup hiks, periiih...."

Sepertinya jungkook sedang kehilangan hati nuraninya, ia bahkan tak mengindahkan raungan jimin, sedangkan yang disiksa hanya bisa menahan sakitnya kala jungkook menyiram punggungnya setelah ia cambuk, bahkan saat darah itu sedikit keluar ia malah menekannya dan itu sukses membuat jimin semakin berteriak kesakitan

"sadar akan perlakuanmu Park?, mau mengulanginya hmmm?"

Jungkook bertanya dengan santainya dan dihadiahi dengan gelengan dari si manis

Demi apapun jimin jera
Ia tak mau lagi neko neko dengan jungkook

"bagus,pakai pakaianmu dan tidur"

Setelah itu beberapa maid pun menghampirinya,memberikannya sebuah piyama dan menuntunya masuk

"Bangsat!"
.

.

.

Taehyung dilepaskan ketika tubuhnya dirasa sudah tidak kuat menerima pukulan dari keduanya

"lemah!"

Taehyung hanya bisa tersenyum sinis mendengarnya, yah... Ia tak bisa berbuat apa apa jika sudah babak belur begini, lebih baik diam atau nasibnya bisa lebih buruk lagi, terutama dengan pria dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya

Keduanya pun meninggalkan kediaman pemuda kim tersebut meninggalkannya dengan keadaannya yang bisa dibilang memprihatinkan

Ia belum menghabiskan waktunya dengan si manis,ini belum sampai sehari dan dengan mudahnya jeon keparat itu menghancurkannya,ia susah susah untuk keluar dari orang yang menculiknya,sepertinya jungkook yang menyuruh,entahlah.

Dan saat ia kembali untuk bermesraan dengan jimin,kekasihnya itu sudah dijadikan tawanan,tentu ia tak terima,kekasih termanisnya berada dibawah kukungan seorang mafia berengsek yang merupakan musuhnya juga,ia naik pitam.

Dan lihatlah sekarang,saat dirinya berhasil membawa jimin kabur dengan mengalahkan para penjaga jungkook yang kekuatannya tidak main main.kekasih mungilnya diambil lagi,ia bahkan belum melakukan apa apa dengan si manis,jungkook benar benar minta dibunuh.

"lihat saja jeon, kau akan  tau siapa yang kau hadapi"

Setelah itu hanya ada suara tawa yang menggelar di seluruh ruangan, menggema keseluruhan rumah, membuat siapapun yang mendengarnya akan merinding

"semuanya akan terungkap, masa lalu yang kelam akan aku ungkit kembali"


To be continue , warm greetings
Alita


GAME OVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang