21

485 35 9
                                    



Satu guncangan tidak membuat lelaki itu bangun,yang menjadi pelaku meniup poninya kasar,setelah memercikan air dan menyetel musik keras keras sebelumnya pria ini juga tidak kunjung bangun,jadilah ia yang mengguncang sebagai harapan terakhir,ia memberi guncangan lain yang lebih keras,membuat empunya mengerang dalam tidur

"Park jimin,bangunlah,siapkan dirimu,kita akan pergi"

Yang dipanggil hanya bisa bergumam,merapalkan hal hal tidak jelas yang menjadi bagian dari mimpi,matanya masih sangat berat untuk terbuka,namun guncangan seperti itu membuatnya terbangun,agak tidak terima,dibangunkan dengan cara seperti ini membuatnya berdecak kesal

"Diamlah jeon jungkook,aku masih mengantuk" paraunya,dengan masih terpejam ia menutup wajahnya dengan selimut.berusaha menghindar dari ocehan jungkook meski ia tahu itu sia sia

"Perjalanan ini memakan waktu jimin,kau tidak bisa membuatku menunggu" kini jungkook membalas,ia terlihat sangat siap pagi ini,biasanya jam segini jiminlah yang lebih dulu terbangun untuk mandi, menyiapkan sarapan,dan kembali tidur,itu rutinitasnya selama dua minggu di rumah jungkook.

Mengherankan jika tiba tiba ia bangun lebih awal,terlihat bahwa ia seperti lebih sibuk.

Jungkook masih setia menatap jimin dengan tangan yang sibuk membenarkan dasi,tuxedo yang ia pakai tidak main main, Alexander amosu vanquish II bespoke. Tentu tempat yang akan ia datangi bukanlah tempat biasa

Setelah ia selesai netranya masih tertuju pada pemuda mungil yang kini masih tidur di ranjangnya,dengan piyama garis bermotif ikan paus,ia tidak yakin bahwa jimin adalah salah satu mimpi buruknya.

"Hei,park,aku tidak suka menunggu kau tahu,lekas mandi dan ganti bajumu,sarapan akan aku bawakan,kau makan dimobil saja oke" jungkook berucap lembut,ini salah satu dari kebiasaan jimin,ia sedikit mengetahuinya,pemuda manis itu tidak akan bangun meskipun ia mengadakan konser rock sekalipun di dalam rumah,pemuda itu hanya butuh kelembutan,membuatnya lebih ikhlas untuk terbangun.

"Hngh...baiklah,aku bangun"

Akhirnya,jungkook menghela nafas lega,ia melihat bagaimana jimin berusaha keras untuk ke kamar mandi,badannya yang terhuyung dengan muka khas bangun tidur,menggosok matanya dengan cara yang menggemaskan,ia tidak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh,pemuda manis itu selalu membuatnya tertarik.

Jungkook segera keluar saat penampilannya dirasa sudah sempurna di depan kaca,menghampiri beberapa anak buahnya yang ia panggil beberapa waktu lalu,atensinya terarah ke arah sel,sudah kosong disana,tidak memperlihatkan lagi seorang lelaki angkuh yang terus mebuatnya darah tinggi.

Tentu saja,karena sekarang ia telah dituntun masuk ke dalam mobil dengan borgol yang bertengger di kedua tangannya

"Hei jeon,menikmati malammu huh?"

Jungkook memutar bola matanya jengah,tidak sekali dua kali taehyung bertanya padanya seperti ini,sudah terlalu sering

"Bisakah kau Tutup mulut brengsekmu?,telingaku akan membusuk mendengar suaramu terus menerus" ucapnya datar,sedang tangan kanannya sibuk membenarkan posisi jam tangan alexander crhistie keluaran terbaru.

"Jangan coba coba melawan,itu akan membunuhmu dalam sekejap" jungkook menghampiri ,mencoba memperingati lelaki dihadapannya

"Bukankah lebih baik aku mati dengan aliran listrik tiga puluh ribu volt daripada ditangan tua bangka itu,kurasa akan lebih menyakitkan"

"Jika bisa aku akan melakukannya sekarang juga,namun ada yang ingin bertemu,aku tidak ingin mendapat imbasnya hanya karena kau tidak datang"

Taehyung mendengus,kepalanya menunduk dalam dalam,seolah memikirkan bagaimana nasibnya setelah ini,sungguh sangat buruk

GAME OVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang