13

411 29 1
                                    


Kini Jimin tengah berada di taman kesukaanya,penuh dengan azalea yang bermekaran,dengan seseorang tentunya,taehyunglah yang mengajaknya kesini,mencoba menjawab pertanyaan jimin tadi pagi

"Aku ingin kita memasuki tahap yang lebih serius"

Mata jimin seketika membola,jujur ,ia masih mencerna kalimat taehyung tadi

"Hah?"jimin berlagak tidak tahu walaupun kini hatinya membisikan sesuatu yang membuatnya berdesir

"Ayo menikah jimin"

Kan,tebakannya benar,sudah pasti topik ini mengarah kesana,jika keadaan normal pasti jimin akan langsung mengatakan iya dan mencium taehyung,namun situasi ini berbeda

Bagaimana bisa taehyung memintanya menikah saat satu pertanyaan yang belum terjawab masih bersarang di otak Jimin 'siapa sebenarnya kau kim'

Iapun memilih diam dan tak berkutik

"Its okay babe,tidak apa jika kau belum siap"

Jimin masih tetap berada di posisi awalnya,diam.

Jauh di lubuk hati ia merasa lega karena taehyung tak terlalu memaksakan tapi jika menyangkut hal seperti ini maka akan selalu dipertanyakan bukan?

Yah,itulah yang akan terjadi jika kau tidak cepat cepat memberikan keputusan

"Huh,padahal aku sudah siap mental untuk bertemu orang tuamu"

Kepala taehyung kini berpindah menyender pada punggung bangku,jimin bisa melihat betapa tampannya taehyung sekarang,rahang itu benar benar tercetak jelas kala ia mendongak

"Maafkan aku tae,aku belum siap"

Taehyung menoleh,menatap dalam wajah yang kini menjadi perhatiannya

"Tidak apa,kau hanya butuh waktu untuk memikirkannya"

Kecupan hangat pun mendarat di bibir tebal jimin,membuat empunya memerah

"U-uh tae"
.

.

.
Di berkatilah jungkook,pemuda gagah dengan netra hitam pekat dan tattoo yang menjalar di sepanjang lengan kanannya,bagaimana tidak,ia masih bertahan di depan laptop sedangkan seluruh proposal kini berceceran dimana mana dengan bau alkohol yang menyeruak di seluruh sudut ruangan
Ditambah cerutu yang sudah ia hembuskan berkali kali asapnya dan ia masih terlihat tampan dan tidak berantakan

Salahkan tuhan yang membuat karya seindah ini

Ponselnya berdering dengan ia yang selalu berdecak sebal ketika deringan itu terdengar,dan decakan itu berganti dengan sengiran seorang biadab ketika melihat siapa yang menelepon

"Hei sweety,merindukanku?"ia melantunkannya nakal membuat pemuda di seberang sana mengerling jijik

"Jungkook"jimin mengatakannya dengan tone yang membuat jungkook menghela nafas

"Katakan apa maumu"
gotcha!,jimin beruntung,ia tak perlu basa basi dengan omong kosong lelaki bajingan itu

"Apa kau ada waktu luang besok?"cicit jimin

"Tidak aku sibuk"

"Hah,baiklah kalau begitu,samp-"

"Leau devede,besok jam sepuluh malam"
Jimin sudah menerka bahwa lelaki ini akan menyanggupi peemintaannya,ia janji akan berterima kasih pada yesus minggu besok di katedral

Dan tepat sebelum jimin berkata,jungkook memutuskan telfonnya sepihak,membuat jimin berdecak kesal

"Itu siapa sayang,siapa yang kau telfon?" Suara taehyung membuyarkan lamunan jimin,membuat pemuda manis itu cepat cepat menoleh dan kembali ke beranda

GAME OVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang