22

448 23 4
                                    

GAME OVER









Dengan atmosfir yang berubah seketika,di sebuah ruangan dimana Jungkook dan si mungil yang dihadapkan pada sesuatu yang mustahil,untuk Jimin lebih tepatnya.

Ini sesuatu yang tidak mungkin terjadi,kala kelerengnya menangkap sosok yang telah lama hilang,meninggalkan dunia untuk selama lamanya,Jimin tidak bisa untuk tidak kaget,mata itu membola lebar dengan mulut yang ternganga

"K-kakek,b-benarkah itu kau?"

Si empunya terkekeh pelan,mengangguk kecil seraya merentangkan tangannya lebar lebar

"Ya,ini kakek pangeran kecil,ini kakek,sungguh,aku sangat merindukanmu" tatapan sendu sang kakek tak lepas dari penglihatan Jungkook,lain lagi dengan Jimin yang sudah berkaca kaca siap untuk menangis,tak ia sangka,sosok yang telah membesarkannya sejak bayi itu dapat ia lihat lagi wujudnya,bukan sebagai arwah,ini benar benar sosok yang nyata

"Hiks hiks,kakeeeeek" Jimin dengan senang hati berlari,menumpahkan semua ketidakpercayaan dan kesyukurannya dalam waktu bersamaan

"K-kakek,ku pikir k-kau,sudah tiada hiks,a-aku"

"Shuuut"kakeknya mengisyaratkan Jimin untuk tidak terisak,mengelus surainya sedemikian rupa agar sang empu kembali tenang,ia tahu bahwa cucunya ini benar benar syok,maafkan dia yang tak pernah muncul untuk menjelaskan karena kala itu Jimin masih terlalu kecil untuk mengerti,jadilah saat ini ia membawanya lagi,melalui perantara dua orang yang sebentar lagi akan ia tentukan takdirnya

"Kakek,b-bisakah kau menjelaskan apa maksud s-semua ini?" Jimin masih sesenggukan di dalam pelukan sang kakek,namun dengan semua pertanyaan yang bersarang di otaknya maka ia memutuskan untuk bertanya

Sang kakek yang mengerti pun langsung mengisyaratkan Jimin untuk mengikutinya,membahas hal yang agaknya adalah privasi

Berdiri dari duduknya ,Jimin mengikuti langkah sang kakek dari belakang,yang ia tak habis pikir saat ini adalah mengapa Jungkook membungkuk dengan begitu sopan saat kakek melewatinya? Bukankah pemuda jeon itu adalah lelaki yang memiliki harga diri yang tinggi,lalu mengapa seorang lansia bisa membuatnya begitu hormat seolah olah ia adalah anjing penurut,siapa sebenarnya kakeknya?Jimin menggeleng,mencoba acuh,mungkin setelah ini ia akan menemukan alasannya

Tak lama kemudian mereka sampai di taman belakang,begitu luas terhampar hingga Jimin tak berhenti menganga,jika seluas ini maka tak akan ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka bukan,tak ada yang mau mendengarnya juga sebenarnya,tidak ada yang mau mengambil resiko dengan taruhan nyawa

"Jimin"

Sebuah panggilan lembut menyebut namanya,ia menengok,mendapati sang kakek yang tengah menatapnya teduh

"Apa kau ingat hari dimana ibumu mengatakan bahwa aku tak lagi berada di dunia?"sang kakek mendekat,menyalurkan aura tajam meski tersamarkan dengan senyum hangatnya

Ia mengangguk,umurnya masih sembilan tahun kala itu,dengan senyum kakeknya yang tercetak jelas,ia tahu bahwa sang kakek agaknya tidak begitu suka dengan topik yang ia angkat

"Maaf tidak memberi tahumu sebelumnya,kau masih terlalu kecil saat aku terpaksa meninggalkanmu"

Mengernyit,Jimin tidak paham akan apa yang kakeknya katakan 'terpaksa meninggalkan?'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAME OVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang