19

376 30 1
                                    



Jimin masih setia dengan vanilla ice creamnya,menjilat cream itu habis dan diakhiri dengan mengunyah wafer yang sisa seperempat,netranya masih terfokus pada seseorang yang tengah terbaring lemah di atas matras di balik jeruji besi,jimin melihat bagaimana lelaki itu bernafas dengan nada yang tidak teratur meski dalam tidur,wajah yang penuh lebam biru yang mulai samar serta bekas jahitan yang sangat kentara dari kaos yang agak tersingkap.

Ia mengecap sisa ice cream yang tersisa dalam mulut sebelum kembali bersandar pada sofa,menghela nafas kasar seraya mengadah,tanpa ia sadari seseorang tengah memperhatikannya dari tadi,melihat raut lemasnya yang sudah terkantuk

"Kau butuh istirahat,mungkin akan lama jika kau masih menunggu"

Jimin melihat kearah suara,jungkook yang sudah berganti kaos dan celana pendek,ia akui pemuda ini sedikit tampan jika tidak sedang dalam suasana hati yang buruk

"Entahlah,banyak hal yang ingin aku bicarakan"Jimin meregangkan tubuhnya,lelah sebenarnya namun jika ia tidur dan taehyung bangun itu akan sangat tidak tepat waktu"dan aku tanyakan"

"Sudahlah,jika ia bangun aku akan segera membangunkanmu juga bagaimana?"

"Tidak,aku menunggu saja"

Jungkook menghampiri jimin,duduk disebelahnya lalu mengangkat pemuda itu agar duduk dipangkuannya "h-hei,apa yang kau lakukan!"

"Diamlah"jungkook berusaha mendudukannya meski jimin memberontak hingga pemuda itu menurut.jungkook memberikan jimin posisi senyaman mungkin agar pemuda itu tidak protes dan jimin pun tidak bisa berbuat apa apa kala jungkook memeluk tubuhnya erat,ia hanya akan kesakitan jika memberontak.jimin mengehela nafas,ia pasrah,terserah apa yang ingin jungkook lakukan,lagipula menyender di dada bidang taehyung juga jarang ia lakukan,lebih nyaman seperti ini juga pikirnya.

Jungkook sibuk menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jimin dengan si empu yang menyender nyaman pada dada bidangnya

"Memangnya apa yang ingin aku tanyakan?"

"Beberapa hal yang butuh penjelasan jeon"

Jimin memejamkan matanya,ia menikmati sentuhan hangat seperti ini,ah sudah lama sekali semenjak kali terakhir taehyung memeluknya seperti ini,sehari sebelum pesta keparat itu seingatnya

Sakit sebenarnya jika memikirkan apa yang dilakukan taehyung selama ini hanyalah sebuah sandiwara,perasaannya saat ini juga masih belum bisa dianalisa,entah apa yang ia fikirkan namun jika masih ditanya soal cinta,tentu saja jimin akan mengakui soal itu meski lebih didominasi oleh perasaan sakit hati,benci dan sedikit dendam

"Hei,jika urusan hatimu selesai bisa aku menagih janji?"

Jimin mengernyit mendengar pertanyaan yang jungkook lontarkan
"Janji apa?"

Jungkook berhenti menghirup aroma jimin,memeluk si empunya lebih erat sebelum berbisik hangat di telinganya
"Soal hamil anakku,berterima kasihlah karena sudah memberimu sedikit kesenjangan"lalu ia melanjutkan sesi menghirupnya dengan diiringi kecupan kecupan kecil,membuat jimin sedikit merasa geli

Ia lupa bahwa belum menepati janji yang satu ini,karena ia tidak ingin dicap sebagai munafik.ia memberi akses lebih pada jungkook yang ia yakini sedang memberinya banyak tanda di leher jenjangnya,jika jungkook memberinya kesenjangan untuk mengobati urusan hati maka jimin akan memberi pria itu sedikit terima kasih untuk bisa mengerti keadaannya,melihat bahwa jam sudah menunjukan pukul lima sore jimin mengalihkan pandangannya pada lelaki yang pernah merenggut hatinya selama dua tahun penuh,jika biusnya bertahan selama satu jam maka sebentar lagi ia akan siuman bukan?mungkin Jimin akan memberinya sedikit pelajaran

GAME OVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang