"Andai saja aku bisa lebih cepat sedikit dari kematianmu, apa yang ingin kukatakan ini tidak akan kutelan kembali."
.[Epilog]
.
Song Recommendation: On Rainy Days -Heize
"Sunoo-ya, sebenarnya ada yang sangat ingin aku katakan untuk membuatmu bangkit perlahan.
Tapi aku terlambat. Seharusnya aku tahu semua ini dari awal, supaya aku bisa benar-benar memberikan solusi dari setiap masalahmu.
Aku ingin kau tahu bahwa tidak ada yang lebih berharga kecuali hidupmu. Aku ingin mengatakan bahwa aku bersyukur kau telah hidup. Aku bersyukur kita bisa bertemu dan saling kenal. Dan aku bersyukur karena kau ikut mengisi lembar hidupku yang membosankan hingga membuatnya berwarna.
Aku ingin kau tahu jika ada seseorang yang sangat berterima kasih padamu. Ada seseorang yang menyayangimu dan merasa tenang saat melihatmu.
Itu adalah aku, Sunoo.
Aku ingin mengatakan semua itu. Andai saja aku bisa lebih cepat sedikit dari kematianmu, apa yang ingin kukatakan ini tidak akan aku telan kembali.
Sunoo-ya, menghargai kepergian mereka dan selalu mengenang mereka bukan berarti kau harus mengorbankan kebahagiaanmu. Kau merasa tidak berhak bahagia setelah kehilangan keluargamu.
Tapi seharusnya tidak seperti itu.
Mereka justru terluka melihatmu terus terkikis rasa bersalah dan penyesalan. Mereka ingin kau bahagia, Sunoo. Bukan menyusul mereka dengan cara seperti ini.
Ada aku yang ingin kau terus hidup. Ada aku yang selalu ingin melihat senyumanmu.
Ada aku, Sunoo. Lalu kenapa kau memilih menyembunyikannya dariku?
Andai saja kau bisa bertahan sedikit lagi sampai kita bertemu... kita bisa saling menyembuhkan luka masing-masing dan bangkit bersama-sama."
1 tahun sudah berlalu sejak kepergian Sunoo. Walau terasa berat, Jina tetap mencoba melanjutkan hidupnya seperti tak terjadi apa-apa. Begitu pula dengan paman Byul dan Ni-ki yang mulai merelakan kematian lelaki itu.
"Kak Sunoo pasti bahagia. Dia sudah bertemu orang tua dan pamannya, lantas apa yang perlu disesali?"
Itu yang Ni-ki katakan selepas pulang dari kunjungan ke tempat penyimpanan abu 8 bulan lalu. Dunia terus berjalan hari demi hari, dan bukan hanya Sunoo yang mati. Ada banyak jiwa yang pergi, dan ada banyak orang yang juga berduka. Karena itu Jina pikir tak seharusnya ia pun berlarut-larut menangisi kematian Sunoo. Alih-alih terus begitu, Jina memilih kembali menjalani hidupnya dan mengikhlaskan semua yang terjadi padanya.
Mulai dari melepaskan Sunoo, merelakan Jira, dan pulang ke rumah. Hal itu dilakukannya perlahan, sebab Jina pikir luka itu memerlukan kesembuhan yang perlahan. Sebesar apapun lukanya, jika ia mau berusaha maka luka itu akan sembuh walau meninggalkan bekas.
Jina juga memaafkan orang tuanya, berterima kasih pada Jitae, dan mencoba membangun hubungan yang lebih baik. Karena ia pikir kesempatan untuk memperbaiki tidak akan pernah datang lagi. Maka selagi tuhan masih memberinya kehidupan dan ia masih bisa bernafas, Jina tidak akan menyia-nyiakan semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
『√』Black Umbrella | Kim Sunoo
Fanfic"He's always under the rain, with his black umbrella." ⚠️PTSD, mental illness.