D u a p u l u h e n am - Kembalinya Jihan

12K 526 24
                                    

-GOOGBYE SUAMIKU-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-GOOGBYE SUAMIKU-

.
.
.
.
.
Ayo dong komen yang bnyk, jgn next doang:(

Kini mereka telah berkumpul di mansion utama keluarga Pradana.

"Selama di rumah tempat dia di asingkan, Jihan selalu mendapat serangan yang membahayakan dirinya dan bayinya. Semua tau kalau Jihan tengah mengandung saat ini dan itu mungkin adalah ancaman bagi beberapa musuh Jihan sendiri. Dan saya juga yakin serangan seperti itu akan terus berlanjut" Fino berucap dengan lantang.

"Oleh karena itu, aku putuskan untuk mengembalikan Jihan ke mansion kami" lanjutnya dengan tegas. Wajahnya berapi-api akibat amarah.

'Aku marah, karena Jihan hampir mati di serang oleh seseorang'. Batin Fino.

Salah satu bodyguard angkat bicara. "Lalu, apa nyonya Friska akan dikeluarkan dari mansion anda?"

"Tentu saja enggak. Ada rumah kecil yang sengaja di buat di belakang mansion itu, jadi keputusan mama Friska akan tinggal di sana dan Jihan akan kembali ke mansion" jawab Fino.

"Jadi kedua istri anda akan satu atap di mansion, tuan?" tanya satu maid.

"Iya benar"

Semua terkejut, kecuali Eva dan Dian.

"Hanya itu satu-satunya untuk menyelamatkan kedua anakku" gumam Fino sepelan mungkin.

Fino tidak berani mengusir Friska dari mansion, karena wanita itu bisa saja membawa Gio pergi atau melakukan hal yang tidak-tidak.

Dia juga tidak sanggup kalau Jihan mati di tangan orang-orang yang jahat itu. Karena masyarakat sangat menyukainya dan menyayanginya.

"Bagaimana bisa nyonya Jihan di mansion dan nyonya Friska di rumah kecil di dalam sana?" tanya satu maid lagi.

"Karena Jihan adalah istri sah dan utama Fino, ia juga menantu kesayanganku. Jadi apapun keputusanku, kalian harus terima. Dia juga tengah mengandung penerus keluarga ini, rumah itu ku berikan untuk Jihan dan Fino tinggal. Bukan untuk Fino dan Friska tinggal!" ucap tegas dan dingin Eva.

Mereka berdiam sesaat. Lalu tak lama Fino angkat bicara. "Ini keputusan terakhirku. Kalau sampai ada yang berani macam-macam pada Jihan atau menyentuhnya sehelai rambut pun, orang itu benar-benar akan mati di tanganku sendiri" itu ucapan terakhir Fino sebelum ia beranjak dari sana untuk keluar mansion.

.
.
.
.
.

Sementara di mansion Fino dan Jihan. Seorang wanita telah tau kalau istri sah Fino akan kembali ke mansion ini.

"Kurang ajar!! Ini gak boleh terjadi!" Friska berteriak. "Fino gak boleh membawa Jihan dan calon anaknya kembali ke mansion ini" ia terlihat takut dan marah secara bersamaan.

"Tenanglah nyonya, tuan Fino masih jauh mencintai nyonya. Buktinya dia enggak mengusir anda dari sini" sahut Syita menenangkan Friska.

"Tapi Syita! Ini ancaman bagi Gio"

Dahi Syita berkerut. "Ancaman bagaimana nyonya?"

Friska berdecak kesal. "Kalau Jihan kembali kesini dan anaknya lahir, otomatis anaknya akan merenggut posisinya menjadi calon penerus utama keluarga Pradana" ia nemicit dahinya. "Cepat atau lambat, aku juga akan di keluarkan dari mansion ini"

"Enggak nyonya! Selama tuan Fino masih mencintainya anda, semua enggak akan terjadi. Karena tuan Fino pasti memilih anda"

"Ta-tapi...." Friska mengingat kedekatan Fino dan Jihan sekarang, terutama saat Jihan tengah hamil. Friska merasa cemburu dan sesak didadanya.

"Tapi apa nyonya?"

Friska menoleh ke Syita. "Eng-enggak, kamu boleh pergi"

Syita keluar dari kamar Fino dan Friska. Setelah Syita pergi, wanita itu membanting gelas yang berada di nakas ke dinding melampiaskan kekesalannya.

.

Kini Jihan dan Dayna telah sampai di mansion tempat dia tinggal dulu. Disini banyak masyarakat yang menyambut kembalinya wanita kesayangan mereka.

"Nyonya Jihan sangat baik, tapi sayang ia mengalami banyak kemalangan. Bahkan difitnah dan diusir dari mansionnya" celetuk salah satu masyarakat berbincang bersama temannya.

"Iya, dalam kondisi hamil nyonya Jihan juga menghadapi ancaman begitu juga untuk bayinya. Padahal selama ini nyonya Jihan selalu memperhatikan ibu-ibu hamil"

"Iya benar, semua karena nyonya Friska yang egois itu"

Walau di tengah teriakan dan keramaian, Jihan masih bisa mendengar dengan jelas yang dibicarakan oleh orang-orang itu. Sebuah pertanyaan muncul di benaknya.

"Lihatlah Han, orang-orang masih percaya padamu. Bahkan mereka sangat mencintaimu dan menyayangimu" ucap Dayna pada Jihan saat mereka telah keluar dari perut mobil.

Jihan hanya tersenyum dan mereka mulai berjalan memasuki mansion.





"Selamat datang kembali, nyonya Jihan...." sambutan dari para maid membuat hati Jihan menghangat. Ia merasa senang disambut oleh maid dan bodyguard yang menemani mereka sebelum dia di usir dari sini.

Dengan senyuman tulus Jihan menjawab. "Terimakasih semua" katanya. Para maid tersenyum juga dan mengangguk.

Tiba-tiba seorang wanita berjalan menghampiri Jihan. "Jihan.... Menantuku...." ucap Eva. "Mama senang kamu kembali lagi kesini nak" ia memeluk Jihan.

Jihan membalasnya. "Mama, makasih ya buat--,"

"Enggak nak, kamu memang pantas berada di sini" potong Eva. "Ayo mama antar kamu ke kamar"

"Jangan!" seseorang berucap. "Aku yang akan mengantarnya. Karena ada banyak hal yang harus ku jelaskan" Eva mengangguk menuruti perintah sang anak. Lalu Fino dan Jihan berjalan meninggalkan orang-orang di sana.

.
.
.
.
.

Tbc

Maaf pendek banget ya, huhu otak lagi mupet, gak bisa mikir alur lagi😭

So, jangan lupa vote dan komen!

Goodbye, suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang