T i g a p u l u h e m p a t - Kematian Gio

13.7K 540 9
                                    

-GOODBYE SUAMIKU-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-GOODBYE SUAMIKU-

.
.
.
.
.

50 comment bisa? Jgn lupa juga vote:)

Keesokan harinya, pagi. Tapi panas Gio belum juga turun. Friska benar-benar dalam puncak ketakutan. Ia ingin putranya itu cepat-cepat sadar.

Tok... Tok....

"Masuk" kata Fino.

Clek

"Permisi saya mau memeriksa tuan muda" ucap seorang dokter yang baru masuk.

"Silahkan dok"

Kini sekarang kamar Gio telah berubah sedikit seperti kamar inap di rumah sakit. Ada mesih EKG dan sebagainya.

"Nyonya dan tuan bisa keluar sebentar?" ujar dokter.

"Baik dok" lalu Fino dan Friska keluar dari kamar Gio.

Lima menit berlalu, pasutri itu merasa cemas akan anaknya. Mereka terus berdoa yang terbaik buat Gio.


































Tit....

Tiba-tiba suara dari dalam membuat mereka membuka paksa pintu itu. Di lihat dokter itu sedang memeriksa detak jantung Gio.

"Ada apa dok?" tanya cemas Friska.

Dokter dan suster itu menoleh. Wajah mereka masam dan dokter itu menggeleng. "Maafkan saya nyonya, tuan. Sepertinya Tuhan berkehendak lain, tuan muda sekarang telah tiada"

Jedar!!

Kata-kata dokter tersebut membuat seluruh tubuh Friska dan Fino lemas. Friska hampir saja pingsan mendengarnya. Dia benar-benar tidak percaya putranya yang menjadi harapannya kini telah tiada.

"Ja-jangan bercanda dok!" air mata Friska mengenang di pelupuk mata.

Dokter dengan tatapan sedih itu menggeleng lagi. "Enggak nyonya, saya gak pernah bercanda. Anda bisa melihat mesin EKG itu" lalu ia menunjuk ke mesin EKG/jantung.

Fino dan Friska sontak ikut menoleh. Dan benar mesih tersebut bergaris lurus. Air mata mereka langsung mengalir deras.

"Enggak Gio..." gumam Fino lebih tepatnya lirih.

Friska berjalan pelan ke arah sang anak yang sudah tidak bernafas.

"Nak.... Bangunlah sayang, jangan lakukan ini pada ibu sayang. Bangunlah dan kamu harus tumbuh besar untuk ibu...." wanita itu memeluk jasad putranya dan menangis tersedu-sedu.

"Gio.... Nak... Sayangnya ayah kenapa? Kenapa kamu harus pergi. Kenapa kamu ninggalin ibu dan ayah sayang! Gio.... Ayah mohon buka matamu" Fino pun sama, air matanya tidak bisa di tahan.

Goodbye, suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang