Goodbye, suamiku [END]

T i g a b e l a s - Sandiwara

-GOOGBYE, SUAMIKU-

.
.
.
.
.

"Merepotkan sekali, kalo bukan kerena mama, gue ogah kek gini" gumam Fino, lalu ia berpura-pura tidur.

Clek

"Fino, Jihan, ayo bangun" ujar Eva, ia masuk ke kamar anaknya dan ia membuka gorden. Cahaya matahari mulai masuk ke kamar Fino. Eva tersenyum gemas saat melihat Fino memeluk erat menantu cantiknya.

Fino berpura-pura seperti tidurnya terganggu oleh cahaya matahari suara ibunya tersebut. Ia mengusap matanya dan melihat ke arah sang ibu. Ia berdecak kesal.

"Mama, kenapa sih pagi-pagi kek gini datang ke mansion ku? Tidurku terganggu kan!" ujar kesal Fino.

Eva terkekeh geli. "Emang kenapa sih? Mama hanya rindu dengan menantu cantik mama. Maaf deh kalau mengganggu" ujar Eva.

"Huft hoam" Fino menguap.

"Jihan masih tidur?" tanya Eva.

Fino memandang ke arah Jihan yang tertidur pulas, lalu ia menggerakkan tangannya untuk mengelus lembut kepala istrinya. "Sayang, hei ayo bangun. Ada mama datang" pria itu mengecup bibir kemerahan Jihan. Percayalah ini pertama kalinya dia melakukan itu, dadanya berdetak kencang. "Sayang, ayo bangun" lanjutnya, kemudian ia menghujami ciuman di wajah bantal Jihan.

Eva yang melihat itu tersenyum gemas, ia berfikir Fino sudah sedikit demi sedikit kukuh terhadap Jihan.

'Gemes, benar-benar serasi. Semoga kalian nanti saling jatuh cinta dan mempunyai momongan'. Batin Eva.

Jihan terbangun karena terusik akan sesuatu yang menyentuh seluruh wajahnya. Wanita itu perlahan membuka matanya dan ia melihat Fino yang sedang tersenyum.

Jihan kaget. "Fino?"

"Jihan" panggil Eva ke menantunya. Jihan menoleh ke sumber suara, dan ia pun terkejut lagi melihat Eva di kamar Fino, wanita itu mendudukkan dirinya di ranjang. "Mama? Maaf mah, Jihan baru bangun" sesal Jihan.