E n a m b e l a s - Hukuman untuk Jihan

12.6K 575 25
                                    

-GOOGBYE SUAMIKU-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-GOOGBYE SUAMIKU-

.
.
.
.
.

Penyelidikan kini dilakukan, mulai dari halaman mansion, ruang tamu, dapur dan seluruh penjuru mansion. Namun tidak ada bukti apapun.

Sekarang tinggal kamar nyonya muda Pradana. Yaitu kamar Jihan.

"Apa ini? Kalian mencurigai nyonya Jihan?!" pekik Dayna ketika melihat bodyguard berdiri di depan pintu kamar Jihan.

"Ini perintah tuan Fino dan ini wajib. Semua penjuru mansion ini harus di geledah" ujar ketua bodyguard itu.

Dayna diam, tidak tau harus menjawab apa. Para bodyguard mulai masuk ke dalam kamar Jihan. Semua isi kamar tersebut di geledah.

"Ketua! Saya menemukan kantung aneh" adu salah satu bodyguard kepada ketuanya sambil menunjukkan kantung hitam yang ia temukan di bawah ranjang.

Jihan dan Dayna syok akan hal itu. Ketuanya membuka kantung tersebut.

"Astaga! Ini kantung racun" kata ketua itu.

"HAH?!" pekik kaget Dayna.

"Ta-tapi bagaimana bisa? Aku ti-tidak tau akan hal itu" rasanya Jihan mau menangis saja, ia sungguh tidak pernah membawa kantung racun ke kamarnya.

"Kami akan membawa ini ke tuan Fino. Jika ini racun yang sama dengan racun yang di makan tuan muda Gio, maka berarti...."

"Apa hah?! anda berani menuduh nyonya muda?" Saat ini Dayna kesal sekali dengan ketua bodyguard itu.

"Ma-maaf nyonya, kami permisi" lalu semua bodyguard itu keluar dari kamar Jihan.

Jihan masih terdiam, tubunya kaku. Ia masih memikirkan bagaimana kantung itu bisa di dalam kamarnya.

"Eh! Jihan" Dayna menopang Jihan yang hendak jatuh, lalu ia mendudukkan wanita itu di pinggiran ranjang. "Kamu baik-baik saja?"

"Bagaimana aku baik-baik saja Na! Aku hiks bersumpah tidak pernah membawa kantung aneh seperti itu ke dalam kamar. Bagaimana kantung racun itu hiks bisa di sini"

Jihan tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis.

"Jihan tenanglah! Mungkin mereka salah, mungkin saja itu kantung bisa bukan racun"

"Tapi jika itu terbukti racun bagaimana Dayna!? Aku tidak akan pernah tega menyakiti Gio, dia sudah aku anggap anak sendiri"

"Jangan menangis Jihan, percayalah semua pasti akan baik-baik saja"

Dayna memeluk erat Jihan yang tengah menangis.

.

Disisi lain Friska tengah tersenyum kemenangan.

"Bagus, sebentar lagi aku akan bisa menyingkirkan Jihan. Dan aku akan menjadi salah satu menantu keluarga Pradana" gumam Friska, bibirnya membentuk seringai.

Goodbye, suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang