e n a m - Pernikahan

10.6K 590 19
                                    

-GOOGBYE, SUAMIKU-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-GOOGBYE, SUAMIKU-

.
.
.
.
.

Tok tok tok

Clek

"Tuan Fino, silahkan masuk" ujar pembantu dirumah Friska, pembantu yang diusulkan oleh Fino.

"Apa Friska ada?" tanya Fino to the poin.

"Nona Friska tadi pergi ke mall bersama Mayang, tapi dari siang mereka belum pulang tuan"

"Apa?! Dia belum pulang dari tadi siang?" pembantu itu mengangguk.

Fino begitu cemas. Ia mengepalkan tangannya geram, cowok itu tau siapa dalang dibalik semua ini. Lalu tanpa kata lagi, ia pergi ke mobil dan pulang ke rumah.

.

BRAK

Fino membuka pintu utama mansion dengan kasar. Bisa ia lihat ibunya sedang bersantai di ruang tamu dan menonton televisi.

Lalu ia berjalan dengan amarah ke ibunya. "Apa yang mama rencanakan?" tanyanya ketika telah sampai di dekat sang ibu.

Eva menoleh ke anaknya. Lalu ia tersenyum. "Haruskah mama jelaskan? Kamu sudah tau pasti tujuanku" balas Eva sama persis seperti kata Fino tadi siang.

"MAMA!" teriak Fino dengan emosi.

Eva berdecak. "Lupakanlah wanita bodoh itu! Dan buka hatimu untuk Jihan"

"Aku enggak sudi, bahkan untuk melihatnya. Katakan sekarang, dimana Friska?"

"Hahaha apa kamu sudah gila? Apa yang jalang itu lakukan padamu Fino?"

"Enggak ada urusannya dengan mama! Jika mama berani menyentuh Friska sehelai rambut saja, maka aku akan--"

"Apa? Kamu mau membunuh mama? Silahkan, selagi kamu bisa"

"MAMA!!"

"Berhentilah bermain-main! Besok adalah pernikahanmu dengan Jihan. Mama lelah, silahkan pergi, tinggalkan mama sendiri"

Dengan amarah yang memuncak, Fino pergi ke taman belakang mansionnya.

"ARGHHH!! FRISKA! APA YANG TERJADI PADAMU?!" teriaknya. Pelayan yang mendengar itu menjadi takut, Fino begitu khawatir dengan gadisnya. Ia menangis.

"Fino" panggil seseorang dengan lembut. Fino yang mendengar itu menoleh ke sumber suara.

"Hmm?" Fino berdehem datar.

"Kenapa kamu menangis?"

"Enggak usah sok peduli"

"Apa ini karena besok kita akan menikah?"

Fino terkekeh sinis. "Cerdas juga kamu"

Jihan menundukkan kepalanya dan menelan ludah berat. Ia merasa sakit akan ucapan Fino. "Kenapa kamu gak membatalkannya saja" lirihnya, tapi bisa didengar oleh Fino.

"Apa ketika aku menolaknya, mereka akan membatalkan perjodohan ini? Kalau sampai aku menolak, yang ada Friska yang akan mama buat celaka. Mereka dari kecil mengekangku, sampai besar pun aku gak bisa memilih pilihanku sendiri" dia nampak marah apa yang terjadi pada hidupnya, tapi air matanya tidak bisa bohong. Ia sakit dan kecewa.

"Maaf, sebagai calon istrimu, aku hanya bisa menambah kesedihanmu" ucap Jihan pelan, ia pun menangis, hatinya juga sakit.

Fino menghela nafas. "Enggak, ini bukan salahmu. Kamu juga terpaksa menerima perjodohan ini hanya untuk membahagiakan orang tua mu"

"Ketika kamu merasa gak nyaman kalau aku didekatmu, anggap saja aku gak ada" lalu ia mengambil sesuatu dari kantung celananya, kemudian ia memberikannya ke Fino. "Ambil ini dan hapus air matamu, Fino. Aku pamit dulu" gadis itu lalu keluar dari taman tersebut.

Fino menatap sapu tangan pemberian Jihan. "Aku tidak akan pernah menyukaimu, dan kau juga jangan sampai menyukaiku" gumamnya.

.
.
.
.
.

Kini,pernikahan Fino dan Jihan telah di adakan. Mereka berdua telah resmi menjadi suami-istri.

Jihan sedikit terpesona dengan ketampanan Fino, yang berbalut toxedo berwarna hitam.

Sedangkan ia memakai dress berwarna hitam yang senada dengan warna Fino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan ia memakai dress berwarna hitam yang senada dengan warna Fino. Dia telah berganti dari gaun mewah ke dress.

Pernikahan mereka cukup mewah, dan banyak yang menghadiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernikahan mereka cukup mewah, dan banyak yang menghadiri. Terutama wartawan, mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, karena keluarga Pradana nomor satu di negri ini.

Mereka sedang menyambut para tamu yang hadir, banyak sekali yang mendoakan pernikahan mereka langgeng sampai maut memisahkan. Orang-orang tidak tau saja apa yang bakal terjadi nanti.

Fino sesekali tersenyum, tapi di hatinya ia begitu khawatir akan kekasihnya. Jihan bisa melihat apa yang dipikirkan oleh suaminya, hatinya begitu sakit, Fino seakan tidak menganggapnya. Ia tidak tau suaminya itu akan mencintainya suatu saat nanti atau tidak.

'Gak bisakah kamu melihatku sekali saja, Fino? Hatiku sakit'. Batin Jihan.

'Maaf Friska, aku mengingkari janjiku padamu dulu'. Batin Fino.

"Wihh bro istri lo cantik juga" ujar seorang pria yang di yakini teman Fino.

Fino pura-pura tersenyum senang. "iya dong, istri siapa dulu gitu"

"Nah jadi berhentilah bermain-main dengan jalang lo itu, lo kan udah punya istri dan masih perawan lagi" goda salah satu teman Fino. Lalu teman-temannya sekitar 4 orang tertawa bersama Fino.

"Iya iya, sana pergi masih banyak tamu nih" usir Fino.

"Oke bos" lalu teman-temannya pergi setelah bersalaman dengan Jihan.

'Apa teman-temannya tidak menyukai Friska?'. Batin Jihan lagi penasaran.

'Cih, walau Jihan masih perawan, tapi hati gue tetap untuk Friska'. Batin Fino kesal.

.
.
.
.
.

Tbc

Tega banget sih Fino:(
Jangan lupa vote dan komen ya:)

Goodbye, suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang