T i g a p u l u h d e l a p a n - Still alive

13.3K 576 37
                                    

-GOOGBYE SUAMIKU-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-GOOGBYE SUAMIKU-

.
.
.
.
.

Ayo vote dan comment biar aku semangat update ❤️

"Ada apa Boni?" tanya Mila pada Boni yang melamun. Boni sedikit tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya. Sekarang mereka sedang berada di cafe yang tak jauh dari mansion Pradana.

"Aku rasa...." Boni mengantungkan kalimatnya.

Alis sebelah Mila terangkat. "Apa? Kamu merasa jatuh cinta padaku?"

Plak

Boni menepuk lengan Mila pelan.

"Anjir sia! Ini serius Mila"

Mila bedecak. "Tapi jangan menabok lah! Sakit tau"

"Lebay" cibir Boni.

"Katakan!"















"Nyonya Jihan"

"Kenapa nyonya Jihan?"

"Aku rasa dia masih hidup"

Mila melongo kaget. "Apa? Tapi.... Bagaimana bisa Boni?"

"Insting cenayang ku mengatakan itu"

"Ah iya kamu punya insting cenayang, aku lupa" Boni mengangguk. "Kalau begitu kita harus mencarinya lagi, harus sampai ketemu!"

Lagi, Boni mengangguk dan mereka membayar minuman, setelah itu mereka keluar dari cafe untuk mencari Jihan dan anaknya. Dan tentu saja secara diam-diam. Hanya para bodyguard yang ikut tadi saja yang mencari Jihan.

.
.
.
.
.

Di sisi lain, seorang wanita tengah berbaring lemah di sebuah rumah yang sedikit tua.

Tubuhnya penuh luka, tapi untung saja luka itu telah di obati dan di perban agar tidak terkena debu atau semacamnya.

Mata wanita itu perlahan-lahan terbuka dan menatap sekitar.

"Hmm... A-aku dimana?" gumam wanita itu, sekujur tubuhnya sakit, tapi ia masih bisa bergerak sedikit.

Clek

Tiba-tiba seorang pria masuk.

"Anda sudah bangun nyonya Jihan?" tanya pria itu. Ya, wanita yang terbaring itu Jihan, dia selamat dari kematian. Tuhan memang sayang sama dia.

"Aku.... Dimana?" tanyanya lagi.

"Anda berada di rumah saya nyonya" pria berumuran empat puluh lima tahunan itu tersenyum dan mendekat sambil menggendong Jino.

Jihan ingin duduk dan di bantu oleh pria itu, ia bersandar ke belakang. "Kamu siapa ya?"

"Saya hanya masyarakat biasa yang sehari-harinya berkebun"

Goodbye, suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang