T i g a p u l u h d u a - Jihan sadar

16.6K 572 27
                                    

-GOOGBYE SUAMIKU-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-GOOGBYE SUAMIKU-

.
.
.
.
.

"AAKKHH!! SIALAN KENAPA?!"

PRANG

Suara gelas yang Friska banting membuat asistennya ketakutan.

"Te-tenanglah nyonya" ujar Syita.

Friska berdecak. "Bagaimana aku bisa tenang setelah Fino mengabaikan ku dari sejak Jihan melahirkan anaknya. Dan kenapa juga anak sialan itu harus hidup lagi?!" saat ini Friska tengah emosi.

"Tapi bukankah Jihan sekarang tengah kritis? Apa yang perlu anda risaukan Nyonya?"

"Sebelum dia mati dan di kuburkan aku gak akan bisa tenang. Dan setelah dia lenyap, putranya akan jatuh ditanganku dan jika itu benar-benar terjadi maka akan mudah untukku menyingkirkan anak itu"

Syita hanya diam tidak tau harus menjawab apa.

Friska menggenggam gelas lainnya dan mencengkramnya dengan kuat.

.
.
.
.
.

Hari sudah mulai malam, tapi saat ini Jihan belum ada tanda-tanda sadar. Fino masih setia menunggu sang istri sadar dari pingsannya.

"Kenapa dia belum juga sadar?" tanya Fino ke dokter yang sedang mengecek Jihan.

"Hanya ini yang bisa saya lakukan tuan. Syaraf dan nadi nyonya Jihan sudah sedikit tersayat dan juga nyonya Jihan kehilangan banyak darah" sahut dokter itu. Ia sudah selesai mengecek Jihan.

"Hufttt...." helaan napas keluar dari mulut Fino. Ia menggenggam tangan sang istri lembut berharap Jihan bangun.

"Anda terus berdoa saja tuan, semoga nyonya Jihan cepat sembuh. Percayalah pada Tuhan"

"Aamiin"

"Kalau begitu saya keluar dulu tuan"

"Baiklah" setelah mendapat jawaban, dokter tersebut keluar dari ruangan Jihan.

Fino menatap Jihan dan perlahan tangannya mengelus tangan wanita itu.

"Jika kamu sudah gak kuat lagi, maka lakukan apa saja yang kamu inginkan.... Kamu berhak memilih keputusanmu sendiri dan mendapatkan kebahagiaanmu sendiri" pria itu sudah pasrah jika memang Jihan tidak akan bangun. Dari pada melihat Jihan tersiksa di dunia ini.

"Oekkoekkoekkk...." tangisan sang bayi membuat Fino tersadar dari lamunannya. Bayi itu seolah ikut larut dalam kesedihan sang ayah.

"Sayang.... Ini papa nak. Tenang sayang jangan menangis ya" kata Fino, ia mengambil sang bayi dari inkubator di sebelah ranjang Jihan. Dia berusaha menghentikan tangisan sang anak dengan memeluknya.

"Ibu apa kamu ini Jihan? Kamu bisa menghentikan tangisan masyarakat, tapi kamu gak bisa menghentikan tangisan anakmu" gerutunya. "Apa kamu akan meninggalkannya? Aku gak bisa membesarkan sendiri, aku butuh kamu sebagai ibunya.... JADI KUMOHON BANGUNLAH.... untukku dan pangeran kecil kita" lirihnya di akhir perkataan.

Goodbye, suamiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang