13

1.3K 87 2
                                    

Author's PoV

Hari demi hari berjalan dengan indah bagi Hermione. Ia masih tinggal di Manor untuk 2 bulan kedepan, perintah kementrian. Ia dan Draco menjadi sangat dekat, begitu juga dengan Narcissa. Narcissa menyayangi Hermione seperti anaknya sendiri. Dalam hati pun ia berharap suatu saat Hermione akan menjadi bagian dari keluarga Malfoy.

Pagi ini Hermione bermalas-malasan dikasurnya. Kementrian memberikannya beberapa pekerjaan namun ia dan Draco sudah menyelesaikannya. Ya, Draco sering membantu Hermione untuk mengerjakan beberapa tugas menumpuk.

tok tok tok

Pintu kamar Hermione diketuk dari luar.

"Masuk!" seru Hermione dari dalam, masih berada didalam selimut.

Pria pirang platina masuk kedalam kamar Hermione. Ia melangkahkan kakinya kearah ranjang Hermione lalu duduk disebelah Hermione yang menghadap ke lawan arah. Kamar Hermione masih gelap. Jendelanya belum terbuka karna Hermione terlalu malas untuk beranjak dari kasur nyaman miliknya.

"Bangunlah, sleepy head," Draco menggerakan tangannya kearah rambut semak milik Hermione dan mengelusnya.

"Aku malas, Draco. Aku ingin tidur lagi," kata Hermione, masih dengan selimut setinggi leher dan mata terpejam.

Draco tersenyum, masuk kedalam selimut Hermione dan memeluk Hermione dari belakang.

"Kau nyaman sekali, Drake." Hermione bergumam merasakan pelukan dari tangan Draco yang menjalar ke pinggangnya.

Wangi khas Draco menenangkan hati Hermione. Ia selalu menyukai wangi maskulin Draco dan itu membuatnya semakin malas beranjak dari kasur walaupun matahari sudah tinggi.

"Kau suka?" tanya Draco, ikut memejamkan matanya.

Hermione menganggukan kepala sebagai jawaban. Ia lalu berbalik badan, menghadap Draco dan melihat pria itu kini sedang memejamkan matanya dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Hermione. Hermione membawa tangannya ke puncak kepala Draco, memainkan rambut pirang halus miliknya.

Jujur, Hermione akhir-akhir ini memiliki perasaan aneh setiap berada didekat Draco. Perlakuan Draco yang sangat manis dan lembut kepadanya membuat Hermione merasa jantungnya bekerja 2x lipat setiap Draco ada didekatnya. Mereka memang sering Make Out hanya untuk kepuasan semata. Awalnya pun, Hermione tidak pernah merasakan apapun selain kepuasan yang ia dapatkan dari Draco. Namun, semakin hari Hermione semakin menyadari bahwa yang ia rasakan lebih dari sekedar kepuasan seksual jika bersama Draco.

Hermione menenggelamkan kepalanya di dada Draco, menutup rapat kembali matanya. Ia merasakan tangan Draco memeluknya lebih erat, mengelus punggungnya dan mencium keningnya. Perlakuan manis Draco semakin membuat hatinya berdebar.

"Mione," Draco memanggil Hermione dengan suara serak.

"Hmm," Hermione membalas Draco.

"Aku tau, ini agak sedikit aneh dan kau boleh mengutukku jika kau tidak menyukainya.
Aku merasakan beberapa hal aneh didalam diriku setiap aku bersamamu, Mione. Aku sadar bahwa selama ini perasaanku untukmu tumbuh lebih dari sekedar kepuasan seksual. Kurasa aku merasakan sesuatu yang lebih darimu, Mione. Aku mulai menyayangimu." Draco mengatakan apa yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Hermione tertegun. Itu adalah apa yang dirasakan Hermione beberapa waktu belakangan. Ia bahkan tak menyangka Draco akan mengatakan tengang perasaan sayangnya padanya. Agak sedikit aneh, memang. Alur perjalanan mereka sangat singkat dan Draco sudah dapat menyatakan perasaannya pada Hermione.

"Aku tak akan mengutukmu, Drake. Kau tahu, aku bahkan merasakan hal yang sama sepertimu akhir-akhir ini," Hermione memalingkan pandangannya kearah Draco, memandang mata sejuk itu lekat-lekat.

Until I Fall Again - DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang