18

1.1K 89 10
                                    

Author's PoV

🔞WARNING🔞

TW : Rap Scene❗️

Kedua Death Eaters itu menggerayangi tubuh setengah telanjang milik Hermione. Rok yang tadinya hanya disingkap kini sudah terburai entah kemana. Pansy yang melihat Hermione menangis dan meronta tertawa dengan puas, bahkan ia terlihat lebih mengerikan daripada Voldemort bagi Hermione.

Kedua Death Eaters itu kini merobek atasan milik Hermione, membuangnya ke sembarang arah menyisakan bra hitam miliknya. Tak sampai 10 detik bra itu bertahan, kini bra Hermione sudah disobek dan dibuang ke sembarang arah oleh salah satu dari mereka.

Hermione menangis, terus menangis. Ia meronta namun tak sedikitpun usahanya membuahkan hasil. Air mata yang membendung di kelopak matanya membuat pandangannya kabur. Hermione merasakan payudaranya di hisap oleh salah satu dari mereka dan vaginanya kini dijilat ganas oleh yang lain.

Tak ada nikmat sama sekali yang ia rasakan. Apa yang ia rasakan kini hanya sakit, baik di fisik maupun batinnya.

"You taste good, little slut." ujar salah satu Death Eaters diantara kedua kaki Hermione. Ia kemudian memasukkan jarinya kedalam Hermione, mengocoknya dengan cepat dan kasar.

Disisi lain, Death Eaters lainnya kini menggerayangi payudara Hermione. Ia menampar, memilin, mencubit bahkan menggigit buah dada Hermione. Banyak bekas kemerahan disana, namun itu bukanlah bekas cinta seperti yang biasa Draco berikan kepadanya.

Hati Hermione hancur, sangat hancur. Tak pernah ia bayangkan sama sekali bahwa dirinya akan merasakan diperkosa oleh dua orang sekaligus. Ia merasa kotor, merasa jijik dengan dirinya sendiri.

Hermione tersentak. Ia merasakan sesuatu yang besar masuk dibawah sana. Air matanya mengalir lebih deras dari sebelumnya. Ia merasa kotor. Sangat kotor.

Death Eater itu memompa vagina Hermione dengan cepat, bahkan hingga mengeluarkan darah. Bukan, ini bukan darah keperawanannya. Ini adalah darah efek luka yang ditimbulkan oleh Death Eater itu.

Belum selesai ia merasakan rasa sakit di vaginanya, kini badan Hermione diputar kasar menjadi menungging. Salah satu Death Eater itu membuka mantra yang menyumbat mulut Hermione, menggantikannya dengan kemaluannya. Ia memaju mundurkan miliknya di mulut Hermione, menjambak rambutnya dengan kasar. Kini Hermione merasakan sakit di kedua sisi. Di vagina dan di mulutnya.

Hermione tak dapat melakukan apapun selain menangis.

BRAKK!!!

"Crucio!"

"Levicorpus!"

Kedua mantra itu mengenai Death Eaters yang menyetubuhi Hermione. Pansy yang sedari tadi menonton dengan kekehannya langsung ber-apparete. Ia menghilang begitu saja.

Draco sempat melihatnya, namun apa yang ia prioritaskan sekarang adalah Hermione. Harry telah membebaskan Hermione dari mantra yang mengikatnya.

"Harry! Draco!" seru Hermione, hampir berteriak dengan air mata bercucuran.

Draco tak mampu melihat kondisi Hermione. Ia membuka jas hitam miliknya, menutupi tubuh Hermione dan memeluknya erat. Ia bersumpah dalam hati bahwa ia tak akan membiarkan Pansy dan anak buahnya hidup apabila mereka bertemu lagi.

"Shhh shh shh, Mione, aku disini," ujar Draco memeluk Hermione yang masih menangis histeris.

"Aku- a-aku kotor Drake, j-jangan sentuh aku!" ujar Hermione, berusaha melepaskan pelukan Draco dari tubuhnya.

"Tidak, kau tidak kotor, Mione." Draco berkata, masih memeluk Hermione dan mengelus rambutnya yang kini berantakan.

Harry tak mampu melihat ini semua. Sahabat sehidup sematinya, dilecehkan oleh kedua Death Eater tak punya akal sehat.

Harry mengusap kasar air mata yang menetes tanpa perintah di wajahnya.

"Expecto Patronum," ujar Harry pelan, lalu rusa jantan keluar dari ujung tongkatnya. Ia mengirim pantronus miliknya ke rombongan Ron dan Kingsley.

"Hiks-hiks, Drake, aku tak lagi punya harga diri," ujar Hermione masih menangis di pelukan Draco.

Draco kehabisan kata-kata untuk meyakinkan Hermione bahwa ia tidaklah kotor seperti yang dipikirkan oleh gadis itu. Ia merasakan getaran di tubuh Hermione berkurang, dan berhenti.

"Mione?" kata Draco.

Ia melihat wajah Hermione, namun gadis itu hanya memejamkan matanya. Hermione pingsan.

"Potter! Hermione pingsan! Kita harus ke St. Mungo sekarang!" seru Draco melihat Hermione yang terkurai lemas di pelukannya. Harry mengangguk, lalu mereka ber-apparete ke St. Mungo.

*

Hermione kini berbaring lemah di ranjang St. Mungo. Memar dan lebam terlihat jelas di tubuhnya. Draco tak sanggup melihat kondisini ini. Sedari tadi ia menangis, menyesali semua yang terjadi kepada Hermione. Ia menyalahi dirinya sendiri karena tak bisa menjaga Hermione-nya. Ia membiarkan Hermione merasakan hal yang tak pantas ia dapatkan.

"Mione! Oh, Potter, Draco! Bagaimana kondisi Hermione?" Narcissa berlari, mendobrak keras pintu ruangan rawat Hermione dan masuk dengan wajah yang sangat khawatir.

Draco baru memberi tahu Narcissa bahwa Hermione  hilang saat mereka tiba di St. Mungo. Sebenarnya Narcissa ingin sekali memarahi putra semata wayangnya itu. Namun, kali ini kondisi Hermione lebih ia khawatirkan.

"Mother," sapa Draco.

"Apa Mione baik-baik saja?" tanya Narcissa.

Draco dan Harry mengangguk, menjawab Narcissa.

Narcissa mendekati tubuh Hermione yang tak sadarkan diri, mengelus keningnya perlahan. Gadis yang ia anggap sebagai anaknya sendiri kini terbaring lemah dengan beberapa luka dan lebam di tubuhnya. Kondisinya memprihatinkan, apalagi dengan cerita yang disampaikan Draco kepadanya tentang apa yang menimpa Hermione.

Narcissa menghela nafasnya, lalu duduk disamping Draco.

"Berjanjilah padaku, Drake," ucap Narcissa.

Draco mengerutkan keningnya, bingung dengan apa yang baru saja diucapkan ibunya.

"Berjanji untuk apa, Mom?" tanya Draco.

"Berjanjilah kau akan membalas wanita bejad itu dengan tanganmu sendiri." ujar Narcissa dengan nada tajam yang sudah jarang didengar oleh Draco.

tbc

Hi! It's been a while since my last update🥺 Janji deh abis ini rajin update lagi. Akhir-akhir ini lagi banyak bangettt kesibukan🥺

15 vote for next chapt bisa kali ya🤔

Until I Fall Again - DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang