5

4.3K 423 12
                                    

******

Hari ini, indah sudah boleh pulang kerumah, lukanya sudah mengering, meskipun ia belum boleh kerja berat,
Indah yang sudah bosan menyambut dengan bahagia,akhirnya setelah seminggu dirawat ia diperbolehkan pulang oleh dokter.

Indah pulang diantar Indri, sahabatnya itu tidak pernah absen mengunjunginya, bahkan sehari indri bisa 3 kali bolak balik melihat kondisi indah,meskipun indah berulang kali memohon agar indri tidak perlu repot2 mengurusnya,namun indri tetaplah indri,sahabat baik hatinya yang berulang kali membuat indah merasa berhutang budi padanya.

Kadang indah bertanya, kenapa indri bisa sebaik itu padanya? Padahal hubungan pertemanan mereka masih seumur jagung,bahkan seinget indah,ia belum pernah berbuat apapun untuk indri,selama ini ia hanya menerima tanpa memberi.hal itu kadang membuat indah merasa minder dan tidak percaya diri.

"Akhirnya sampai juga" indri turun,lalu membuka mobil penumpang,membantu indah berjalan masuk kerumahnya,terlihat mertua indah berdiri didepan pintu,menyambut dengan senyuman.

"Silakan masuk nak"

"Makasih bu,indah langsung saya anter kekamar aja ya bu" lanjut indri masuk

Indri sudah beberapa kali bertamu kerumah indah,mertua indah sudah kenal indri, apalagi saat mereka tau,kalau indri adalah istri dari atasan indah,keluarga itu menyambut dengan hangat setiap indri datang bertamu

Mertua indah,sebenarnya orang yang baik,mereka memperlakukan indah layaknya anak sendiri. hanya saja pikiran mereka masih kolot,sehingga sering sekali berbeda pendapat dengan indah, apalagi mengenai peran istri dimata suami,indah sering sekali mendapat teguran jika kurang telaten melayani anton,kadang sesekali indah menjawabnya dengan santai,bahwa ia sibuk bekerja,sedang anton kan dirumah saja,mau melayani seperti apalagi? Bukankah mereka sedang bertukar peran,jika indah boleh menuntut, bukankah dia yang harus dilayani?

Tapi tetap saja ujung2nya indah selalu mengalah, apalagi kalau sudah bawa2 agama,indah hanya bisa diam mendengarkan,ia tidak ingin membantah,cukup sudah ia melawan orang tuanya,mertuanya jangan!!

"Awas,pelan2" Indri menuntun indah duduk dikasur,"ada perlu sesuatu ngga? " tanya indri

Indah menggeleng, " thanks ya ndri,aku ngga tau lagi harus ngomong makasih berapa kali kekamu"

"sudah kubilangkan,itulah guna nya sahabat"

Indah mengangguk tersenyum,

"btw,aku belum ngeliat anton? " tanya indri pada ibu mertua indah yang baru masuk, membawa nampan berisi teh dan kue kecil

"loh, ibu kira anton nemenin kamu nak,5 hari ini anton ngga pulang,cuma ngirim pesan sekali, ngasih kabar kalau dia lagi ada urusan katanya,ibu kira urusan yang dia maksud itu yah kamu," jabar mertua indah polos,lalu pamit berlalu kembali kedapur, setelah menghidangkan hidangan ala kadarnya.

"ohh begitu,ada yang aneh disini" indri terlihat berfikir sejenak, "oke,nanti aku coba minta bantuan ardi, untuk cari anton yah"

Indah hanya mengangguk lemah.
"kemana kamu mas, kenapa perasaanku ngga enak"

Lima belas menit berlalu,indah dan indri tenggelam dalam cerita2 kecil dikantor,banyak hal yang terjadi selama indah ngga masuk kerja,sesekali mereka tertawa, namun sedetik kemudian mereka bisa terlihat serius,

Jangan2 lagi ghibah?

Banyak yang bilang,wanita dan ghibah adalah sebuah paket yang tidak bisa dipisahkan.

*****

"kamu kemana aja mas? " tanya indah pada suaminya yang baru saja pulang

"Aku ada urusan"

RIDICULOUS (GXG) HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang