10

4.1K 437 4
                                    

*****

"Ingri!" Suara panggilan itu diabaikan begitu saja,gadis itu terus saja berjalan keluar tanpa memperdulikan sesiapa di ruangan itu.

Brakkk

Pintu ditutup dengan keras,tinggallah pria paruh baya bersama istrinya,ia tampak sedang memijit pelipisnya,sakit kepala memikirkan anak bungsunya,

Ruslan Hidayat,merupakan suami dari Hera hidayat,Ruslan tak habis pikir,putri kecilnya yang dulu lucu kini menjadi sangat Badung dan keras kepala.Ingri Larasati,adik bungsu dari si kembar Indra dan Indri.

Berbeda dengan kedua kakaknya yang hidup dengan baik,adem ayem,berprestasi dan membanggakan keluarga tentunya

"Jangan terlalu keras pa" wanita paruh baya itu mengelus pundak suaminya

"Karena cara lembut tidak pernah mempan!" Keluh Ruslan

"Dari awal ingri memang tidak mau menjadi arsitek,tapi kamu memaksanya" imbuh istrinya

"Daripada jurusan yang dia pilih,apa itu!juru masak?mau jadi tukang masak tidak perlu sekolah mahal2,jadi pembantu saja." Kerasnya

"Ingri ingin menjadi chef pa,itu cita2 dia dari kecil.dan kamu menentangnya,hati anak mana yang tidak patah ketika orangtuanya tidak mendukung mimpi anaknya.Dan lihatlah sekarang anak itu membangkang mu"

"Semua yang aku lakukan itu demi masa depan dia ma,itu yang terbaik buat ingri,apa aku salah ingin anak2 ku punya masa depan yang bagus,masa depan yang cerah.sebagai seorang ayah,sudah menjadi kewajiban ku membawa mereka ke kehidupan yang terbaik"

"Kehidupan terbaik itu menurut kamu kan?tapi tidak untuk ingri,dia tidak bahagia dengan pilihan kamu" Timpal hera

"Oke cukup!aku ngga mau debat sama kamu juga," Ruslan mengangkat tangannya menyerah "mulai sekarang,aku serahkan urusan ingri ke kamu,aku udah capek,terserah dia mau jadi apa," ruslan bangkit meninggalkan istrinya

Hera menghela nafas berat,masalah dirumah itu tidak ada habisnya,namun hebatnya hanya membahas satu topik,ingri.

Ingri mahasiswa semester akhir,skripsinya tidak pernah selesai,lebih tepatnya tidak berniat diselesaikan,pendidikannya menggantung tidak jelas,teman2 nya sudah banyak yang bekerja,sedang dirinya hanya mondar mandir kesana kemari,kadang kekampus,kadang liburan,kadang juga tidak pulang,suka2 ingri,toh uang diAtm nya terus mengalir tiap bulannya.

Ingri pengangguran yang banyak uang.

****

Disinilah indah sekarang,disebuah club malam elit ibukota,indah nekad masuk kesana,indah membuntuti dewi yang tadinya pamit bertemu teman,indah penasaran siapa gerangan 'teman itu' mungkinkah pacar dewi?

sepantas apa laki2 itu untuk dewi,wanita sekelas dewi tidak boleh salah pilih pasangan, jangan sampai seperti dirinya, cukup sudah statusnya yang menjanda,dewi jangan!

Jedag jedug jedag jedug

Begitulah kira2 suara musik dj melantun dengan kerasnya,indah menggeleng tak habis pikir,bisa2 nya orang disana pada betah,bukannya adem, malah bikin budeg.

"hay, sendiri aja nih? " seorang lelaki tak dikenal menghampirinya

Indah menoleh, "sama temen" jawabnya cuek,bergerak menjauh.

"ohh,mana temennya? " lelaki itu masih mengikuti langkahnya

Indah memilih menghindar,menuju meja bartender,berharap lelaki itu tidak mengikutinya, dan benar saja,lelaki itu sudah tidak ada.

"pesen apa neng? " sapa sang bartender

"Es teh ada mas? " Indah berbisik,sang bartender tersenyum mengerti

RIDICULOUS (GXG) HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang