18

4.1K 441 41
                                    

*****

Disebuah pantry apartemen,terlihat seorang wanita cantik tengah berkutat dengan masakannya,dengan berpakaian rapi khas ala kantoran,

Dewi sedang mempersiapkan bubur untuk indah,meskipun nanti pakaian nya akan sedikit bau,

Tidak mengapa,demi indah!

Indah sudah kembali ke apartemen tadi malam,beberapa saat setelah sadar Dari pingsan,indah meminta untuk pulang,karena merasa kondisinya sangat baik,dan lukanya pun tak begitu parah pikirnya.

Saat ini,terlihat indah sedang duduk nyaman di sofa ruang tamu,wajahnya segar karena habis mandi,tangannya sibuk mengetik sesuatu diponselnya,hari ini ia tidak masuk kerja,sudah berapa kali indah izin cuti dalam satu bulan, gara-gara sakit.

yah tidak masalah,kan itu hak nya.

"Tarok dulu hp nya ndah," Dewi menyodorkan semangkuk bubur yang baru saja diraciknya sendiri,dengan bumbu cinta dan kasih sayang,lalu mengambil posisi duduk disebelah indah

"Abis ngabarin Indri" ucap indah,seolah memberi penjelasan,alasannya memegang hape disaat Dewi sibuk menyiapkan makanan.

Dewi tersenyum mengangguk "Bisa makan sendiri?atau mau disuapin?" Tanya Dewi serius

"kepalaku yang terbentur,tanganku masih bisa digunakan" celoteh indah,menarik mangkuk bubur,lalu mulai menikmati bubur buatan Dewi yang terasa sangat lezad

Dewi hanya menatap indah dalam diam,andai saja ia lebih berani lagi mengekspresikan perasaannya,mungkin ia akan segera tau,bagaimana sebenarnya perasaan indah padanya,tanpa perlu menebak-nebak setiap harinya

Nanti gimana?

Kalau seandainya?

Mungkinkah?

Terlebih lagi dengan keyakinannya bahwa indah seratus persen straight,musnahlah sudah harapan,

tapi tetap saja,pertanyaan yang sama selalu muncul,selama mereka bersama,kontak fisik yang terjadi,tidur selalu berpelukan,kenapa indah tidak pernah menolak,bahkan cenderung ikut menikmati,

Bukankah itu agak aneh?

Atau,Apa itu semata,karena indah menganggap nya tak lebih dari seorang sahabat?dan sentuhan fisik selama ini dianggap normal adanya.

Masa iya indah sepolos itu?

Jujur saja,jika disuruh memilih,ia lebih baik memendam perasaan nya entah sampai kapan itu,ketimbang indah tau,namun setelahnya jadi membencinya,bahkan yang terburuk,mungkin indah tidak ingin mengenalnya lagi.

Kenapa setelah semua tekad bulat itu datang...sekarang Dewi malah meragu?

"Indah,aku berangkat ya,kamu istirahat,obatnya diminum"

Dewi berdiri, tangannya bergerak mengelus pipi indah lembut dengan punggung tangannya,hal ini mampu mengisi energinya sebelum berkutat dengan segunung pekerjaan,

Indah mengangguk,lalu ikut berdiri,kedua tangannya terangkat memeluk Dewi ,"thanks ya wi" ucap indah tulus

Dewi balas mengeratkan pelukan mereka,wajah nya terbenam diceruk leher indah,menghirup wangi tubuh itu,yang membuatnya ingin terbenam disana selamanya,

"Dewi,kamu kenapa?" Indah mendorong Dewi pelan,"kamu nangis?" Tanya indah panik,melihat wajah Dewi sudah banjir air mata.

Dewi tak bergeming,ia hanya menatap indah dalam,expresi wajahnya tidak bisa ditebak.

"Indah,maafin aku" Selanjutnya Dewi mendekat memiringkan wajahnya,mata nya masih terbuka mengikuti mata indah.tangannya menarik lembut rahang indah mendekat,mempersatukan kedua benda kenyal nan ranum

Sekilas saja,Hanya menempel

Dan sukses membuat mata indah melotot,jantungnya memompa sangat cepat,mungkin karena serangan dadakan dari Dewi,

Dewi menarik perlahan wajahnya,tangannya merapikan anak rambut indah yang berantakan.matanya intens menatap indah,mencari sesuatu yang ia takutkan selama ini,

Penolakan misalnya,

namun nihil,

indah masih menatapnya,namun tidak lagi melotot,tidak ada usaha berontak disana,Dewi tersenyum tipis,mendekatkan wajahnya kembali,kali ini matanya terpejam,bagai terhipnotis indahpun ikut memejamkan matanya

Dan kali ini,bibir mereka tak hanya menempel,dewi melumat bibir bawah dan atas  indah bergantian,memberi kecupan kecil memabukkan,lidahnya menjilat sisi bagian bibir itu dengan lembut,memancing indah membuka sedikit bibirnya yang pucat.

Menyadari itu,Dewi tak membuang kesempatan,lidahnya menerobos masuk kedalam,membelai lidah indah yang masih betah berdiam,tak ada tanda akan balasan,

Tangan Dewi membelai punggung indah,sedang tangan lainnya berada di rahang indah,ciuman Dewi yang lembut membuat indah lupa akan realita,karena bibirnya mulai bergerak membalas ciuman itu,

Dewi tersenyum...akhirnya

Tangan indah sudah melingkar pada leher Dewi,sedang tangan Dewi,sudah turun ke pinggangnya,Dewi mengangkat tubuh indah ke atas sofa,membaringkan tubuh indah perlahan,mengingat indah masih sakit.

Dengan bibir yang masih saling membelit,Dewi bergeser menindih indah seduktif,suara decapan Saliva terdengar jelas diruangan tivi, seolah menyoraki ciuman yang semakin lama semakin panas saja,

Indah mendorong bahu Dewi pelan,sesaat tangan nya berusaha masuk ke daerah gunung kembar.membuat Dewi terpaksa melepaskan pagutan mereka,dan menarik tangannya berat.

"Aku ngga bisa nafas" ucap indah terengah, indah menunduk tak menatap dewi,karena wajahnya terasa memanas,sudah pasti merah merona,

indah malu

"Maaf,aku-" Dewi menggigit bibirnya menahan gejolak kebahagiaan yang meletup-letup dari dalam,rasanya Dewi ingin berteriak dengan kencang,memberi tau semua mahkluk dibumi ini,betapa banyak bunga bertebangan di apartemen nya saat ini, bahagianya...

"Hey,lihat aku" Dewi berbisik pelan,toh indah didepannya,jadi tidak perlu berteriak kan

Indah mendongak ragu,mata mereka kembali bertemu

"I love you" bisik Dewi manis,nafasnya menerpa wajah indah yang semakin memanas,sedetik kemudian melipat bibirnya menahan senyum

"Kok ngga dijawab?" Sungut Dewi,yang betah diatas tubuh indah yang mungil.

"Kamu berat" keluh indah

"Astaga, maaf" Dewi bangkit,mukanya merah padam,apa yang sudah ia lakukan barusan.

Apa sekarang indah akan membencinya?

"Dewi,yang tadi.." indah memanggilnya,memberanikan diri bertanya,

"Aku minta maaf" Dewi berdiri mengambil tas kerjanya,ia keluar tanpa menoleh pada indah,yang hanya mengikuti Dewi Dengan mata nya,hingga menghilang dibalik pintu,

Kok gini?

Sekarang apa?melihat ekspersi Dewi seperti itu,membuat indah berfikir yang tidak-tidak,padahal mereka baru saja melakukan hal yang iya-iya

TBC

*****

RIDICULOUS (GXG) HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang