12

3.9K 407 6
                                    

*****

INDAH POV

Disinilah aku sekarang,didepan pintu apartment bersama Indri,selepas makan siang Indri mengajakku mengantarkan makanan untuk saudaranya yang sedang sakit,aku tak menolak,dan mengikutinya saja

Aku berdiri sedikit menjauh dari tubuh Indri,aku ingin memperhatikan detail bangunan ini,yang membuatku cukup tertarik,ada jendela kaca besar tak jauh dari pintu,membuatku takjub melihat dengan leluasa bangunan yang menjulang tinggi didepan mataku.

"hanya sebentar kok" begitulah bujukan Indri beberapa waktu yang lalu, yang membuatku tidak keberatan toh hanya sebentarkan.itung2 membalas Budi baik Indri,yang sudah suka rela mengurus perceraian ku dengan Anton,menggunakan jasa pengacara keluarganya,

Dan jangan tanya berapa uang yang ku keluarkan untuk itu,jelas aku tidak tau,karena semua dibayar oleh Ardi,suami Indri.

Aku beruntung,untuk kesekian kalinya dibantu Indri.aku berhutang banyak pada keluarga itu.

Iya,aku sudah resmi bercerai dari anton.surat resmi perceraian sudah ku terima beberapa hari yang lalu,aku hanya sekali saja menghadiri sidang di pengadilan agama,diluar dugaan ku semua nya berjalan mulus tanpa hambatan, disebabkan karena Anton yang tidak menghadiri sidang,pun statusnya sebagai napi saat ini,membuat jalanku melaju mulus menjadi Janda.

Ceklek,

Setelah menekan bel beberapa kali,tak lama setelahnya kudengar pintu terbuka,sebuah suara lemah,mempersilakan Indri masuk,

"Masuk kak"

tanpa aba2 dari Indri,Aku melangkah cepat mengikuti Indri dari belakang,kemudian ikut duduk disebelah Indri,kulirik seseorang yang baru saja membaringkan badannya tak berdaya,kutebak ia yang membuka pintu untuk kami barusan,dan sudah pasti dialah saudara Indri yang sedang sakit.

"Masih pusing man?" Tanya Indri memecah keheningan,ia bangkit meraba kening saudara nya,mengecek suhu badannya.yang hanya dijawab dengan gelengan pelan

Man? Siapa man?mungkin namanya mani atau manu,atau siapa pun itu,bukan urusanku.asal saja bukan Manda kan?

"kakak bawa Sup kesukaaan kamu,mumpung masih anget,dimakan gih,biar badannya enakan" titah Indri

"Ntaran aja kak" jawab wanita itu manja

Eh tunggu!

Kok aku kayak kenal suara ini,ngga asing deh,tapi dimana ya,siapa gitu,aduh kenapa otakku mendadak lemah untuk mengingat.

Aku nekad menelisik wanita yang sedang berbaring sedikit membelakangi ku,ku tafsir dia mungkin masih anak SMA,ia memakai kaos pendek putih dan hotpants biru navy,abege banget.

"Ya udah,kalau gitu kakak langsung balik kantor ya,kalau butuh apa2,langsung telp kakak atau mas ardi" tutup Indri

Oke jelas sudah,perasaanku makin ngga enak,apalagi ketika wanita itu menoleh setengah berbaring padaku,

Mata kami bertemu,lah kok aku berdesir begini,aneh

Oh shit!

Bisa2 nya aku tak mengalihkan pandanganku darinya,air mukanya nampak kaget melihatku,mungkin ia tak menyangka Indri datang bersamaku,selanjutnya aku larut tenggelam pada tatapan nya.

eling indah!

Sedetik kemudian,Kulihat dia mengalihkan pandangannya cepat,membenarkan posisi duduknya,tangannya menekan pelipisnya,seperti menahan pusing,kenapa dia?

Bukannya semalem baik baik aja,ngomongin soal semalam,entah apa yang merasuk pikiranku,bisa bisa nya aku mencium Manda,musuh bebuyutan ku,di bibirnya lagi kan dan gilanya didepan Dewi, Sabahat ku.

Bukan main!jujur saja semua kejadian itu membuatku sedikit malu

Dan sekarang,konyol nya aku masih betah memandangnya dari samping,entah jenis magnet apa yang ia punya?tapi aku masih enggan mengalihkan pandanganku,

penampilannya saat ini begitu menarik perhatianku,jika biasanya ia terlihat anggun dan berkelas dengan busana kantor formal,sekarang ia terlihat berbeda,aku lebih suka tampilannya yang seperti ini,apa adanya.Dan sekarang aku mengetahui sisi lainnya,

Menarik.

Sepertinya ia menyadari tatapanku padanya,kulihat matanya bergerak acak,tanpa melihat kearah ku,terlihat ia merapikan rambutnya kikuk,eh apa itu?

Dia gugup?

Aku tersenyum.

Rencana Manda mengerjai ku waktu itu,sepertinya tidak berjalan lancar,dia lupa sebelum ia bisa berjalan,aku sudah bisa berlari.

Aku tau Manda tidak nyaman bersentuhan denganku,beberapa kali ia gugup ketika kulit kami bersentuhan,dan aku memanfaatkan itu,aku selalu sukses membuatnya mati kutu.

Apa sebenarnya dia yang homophobic?

Senjata makan tuan emang,siapa suruh bermain api,nah sekarang kebakar kan?

Sebenarnya,Aku sudah tidak mau mengikuti permainan Manda,aku lelah meladeninya,dari awal aku berkerja Manda tak bosan mengerjai ku,tidak bisakah ia melihatku hidup dengan tenang?

Apa dia tidak punya pekerjaan lain?

Aku hanya ingin hidup tenang.

*****

"Kamu ngerasa aneh ngga sih?" Indri memulai obrolan ketika kami sudah didalam mobil

"Hmm?" Aku menoleh pada Indri yang fokus menyetir,

"Manda loh... biasanya dia ngga sejinak itu kalau ada kamu" sambung Indri

"Ohh" hanya itu jawabanku,aku bingung mau menjawab apa,ngga mungkinkan aku bilang,mungkin dia gugup karena kucium semalam.

Yah ngga mungkinlah,bisa mati aku!

"Cuma ohh?" Tanya Indri keheranan

Aku berfikir sejenak,memilih jawaban yang paling tepat,agar Indri tidak membahas Manda lagi,karena sekarang aku yang gugup,aku takut Indri mengetahui ulahku pada Manda.

"Namanya lagi sakit Ndri" jawabku setenang mungkin.

Indri mengangguk," iya juga sih,keliatan lemes banget dia" cemas Indri,"semalem tuh dia mabuk berat,makanya jadi gitu,padahal biasanya dia ngga pernah semabuk itu" terang Indri

"Mabuk?" Beoku

"Ingri nelp Ardi semalem,buat jemput dia di club,ngga malem sih,hampir pagi malah,mau ngga mau Ardi yang jemput." curhat indri

"Ingri?" Aduh kok aku nanya Mulu,tapi nama itu kayak pernah denger.

"Dia adikku,temenan ama si Manda" jawab indri

Oh iya,aku baru ingat! Jadi yang semalem adiknya Indri,matilah aku...

Kalau adiknya sampai cerita kejadian semalem,mau di tarok dimana mukaku.membayangkannya saja membuatku nyilu.

"Nanti aku kenalin sama dia" sambung indri

Aduh kacau!

"Athila sekarang udah bisa apa Ndri?" Aku mengalihkan topik pembicaraan,menyamarkan rasa gelisah ku yang ku takutkan semakin kentara kalau dibiarkan.

"Dia udah pandai tengkurap ndah,sama manggil Ma ma ma" jelas Indri berbinar bahagia,terlihat sekali raut bahagia dari pancaran matanya,sebahagia itukah punya anak?

"So cute" timpal ku tersenyum ikut bahagia,"kapan2 aku mampir kesana ya?" Pintaku antusias

"Gimana kalo weekend ini?" Tawar Indri tak kalah semangat.

"Oke" sanggup ku.

Setelahnya aku dan indri terdiam,aku sibuk dengan pikiranku,sedang Indri fokus dibalik kemudinya,untungnya jalanan tidak terlalu macet.

Aku ingin bertanya, kenapa Indri tidak jujur ingin menjenguk Manda padaku,kenapa ia bilang saudara?ya emang sih Manda saudara iparnya,tapikan...ya sudahlah,

TBC

*****

RIDICULOUS (GXG) HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang