Warning !!!Part ini mengandung adegan dewasa.
Di mohon kebijakannya yang di bawah umur untuk tidak meneruskan membaca. Disarankan untuk skip.Terimakasih, wassalam..
***
"Kau yakin membatalkan kontrak dengan model Shion? Dendanya cukup membuat perusahaan rugi, bodoh!"
Shikadai langsung saja masuk ke dalam ruangan lalu melemparkan beberapa berkas ke atas meja Boruto begitu saja.
"Aku menggunakan uang pribadi untuk membayar dendanya. Tidak perlu memakai uang perusahaan," sahut Boruto sembari membuka lembaran berkas yang Shikadai bawa untuknya.
Shikadai mendecih "Sombong sekali Uzumaki-sama yang satu ini."
"Aku hanya tidak ingin perusahaanku bekerja sama dengan serangga kotor." Boruto kembali menutup berkas laporan dan kembali menaruhnya di atas meja.
"Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Shion-san. Tapi tolong jangan mencampurkan masalah pribadi ke dalam perusahaan. Kau sangat tidak professional, Boruto." nasehatnya sedikit geram dengan cara Boruto kali ini.
"Sejak awal aku tidak memilihnya," balas Boruto dengan enteng.
Shikadai rasanya ingin membenturkan kepalanya pada tembok. Setelah ini dialah yang akan menjadi repot mengurus semua pembatalan kontrak kerja. "Terserah! Memangnya kau sudah meminta persetujuan ayahmu?"
Sudut kanan alis Boruto sedikit terangkat. "Untuk apa? Aku direktur disini. Bukan si pria tua itu."
Disini ialah yang berperan menggantikan Naruto. Ayahnya itu hanya bertugas untuk mengawasi saja, tapi untuk pengambilan keputusan final, tentu dirinya lah yang berhak. Lagipula sejak awal Boruto sudah tidak sudi bekerja sama dengan sosok yang digadang-gadang akan menjadi ibu tirinya itu. Cih!
Tidak sudi!
Boruto sangat membenci Shion. Wanita itu lah yang menjadi alasan mengapa hubungan antara dirinya dengan Naruto kembali memburuk.
Terakhir kali saat merayakan kepulangan Himawari, keduanya bertengkar hebat. Lagi-lagi karena ayahnya itu membela Shion. Padahal jelas keberadaan wanita iblis itu selalu membawa petaka bagi kedamaian keluarganya.
Lamunan Boruto buyar begitu mendengar Shikadai mendesah lelah. Laki-laki berambut nanas itu kini sedang memijit pelipisnya yang rasanya berdentum-dentum.
"Lalu siapa model yang ingin kau gunakan menggantikan Shion-san? Pikir sekali lagi Boruto. Waktu peluncuran produk memang satu bulan lebih. Tapi kau juga setelah ini mau ambil cuti bulan madu. Lamanya satu bulan lagi. Apa kau gila?!"
Shikadai tidak tahan untuk tidak berteriak mencak-mencak karena emosi pada sahabat sekaligus atasannya itu.
Boruto sendiri bungkam tidak langsung menjawab. Dia hanya menopang dagu, berpikir sembari mengetukkan jari di atas meja beberapa kali. Dia memang belum menentukan siapa model pengganti si wanita penghuni amazon itu yang sekiranya memberikan impact besar jika mengiklankan peluncuran produk terbarunya nanti.
"Aku akan menyelesaikannya sebelum cuti," putus Boruto final. "Bila perlu aku juga akan membatalkan cuti ku," tambahnya lagi.
Mendengarnya membuat Shikadai tersenyum remeh sembari bersidekap dada. "Dan selamat kau akan membuat Sarada kecewa setelah itu."
Setelah mengatakan hal itu, Shikadai langsung beranjak pergi keluar dari ruangan Boruto. Meninggalkan pria itu yang kini melamun terdiam di kursi kebesarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated The Sun (BORUTO X SARADA)
FanfictionRATE 21+ (TIDAK COCOK UNTUK KALIAN YANG DI BAWAH UMUR) *** Sarada baru saja terbangun dari pingsannya tapi dia sudah tidak berada di dunia nya lagi. Melainkan menjadi seorang tokoh antagonis dalam Novel The Sun Yaitu, sebagai Uchiha Sarada yang meru...