Part 30

3.6K 267 250
                                    




Karakter yang ada disini milik Masashi Kishimoto-sensei

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

***

Episode Sebelumnya...

"Syukurlah, kau sudah pulang. Kalau begitu cepat segera urus semuanya biar cepat selesai," ucap Sarada berbalik badan dan duduk di atas ranjang. Dia tidak sanggup berdiri lama-lama karena kakinya gemetar. Selain takut, perutnya juga terasa kram yang menjalar sampai ke punggung. Tapi dia berusaha untuk menahan semuanya.

"Mengurus apa maksudmu?" gigi Boruto sampai bergemelatuk menahan amarah.

Lihatlah, bahkan disaat seperti ini, sikap Boruto seperti tidak merasa bersalah sama sekali. Padahal pria itu sendiri yang mengiyakan ajakannya untuk bercerai dan justru menunggu Sarada memintanya lebih dulu.

Sesaat memejamkan kedua matanya, berusaha mencoba untuk mengumpulkan keberaniannya, Sarada pun kembali mendongak hingga netra hitamnya bersibobrok dengan iris biru yang selalu mampu menghipnotisnya itu.

Merasa sudah siap dan berusaha untuk ikhlas, ia pun berkata, "Mengurus perceraian kita."

.

.

.

.

.

"SARADA!" bentak Boruto.

Bagaikan petir di siang hari yang tiba-tiba datang menyambar, seperti itulah yang dirasakan Boruto saat ini. Mendengar ucapan Sarada yang malah menyuruhnya untuk mengurus perceraian, jelas membuat nya terkejut setengah mati.

Tatapan Boruto meneliti bagaimana ekspresi wajah Sarada yang saat itu tengah pucat. Dia berusaha untuk menemukan kebohongan di dalamnya. Tapi dia tidak menemukan itu. Jadi, apakah Sarada benar-benar serius?

"Kita bercerai saja. Aku—aku sudah tidak sanggup," jawab Sarada terdengar lirih.

Boruto mengusap wajahnya kasar, nafasnya kali ini terdengar memburu. Emosinya kian melunjak. Hingga dia merasa membutuhkan pelampiasan emosi. Tangannya lalu mengambil apapun yang ada di sekitar dan mulai membantingnya dengan kasar di atas lantai.

Dalam sekejap kamar yang tadinya rapi itupun jadi kapal pecah akibat ulah Boruto. Sarada sendiri hanya bisa menangis. Dia duduk meringkuk di atas ranjang sembari menutup kedua telinganya karena tidak ingin mendengarkan pecahan-pecahan barang yang dibanting oleh Boruto.

Sarada tidak tahu jika Boruto dapat berubah menjadi laki-laki yang mengerikan seperti ini. Tapi yang jelas, ini bukan reaksi yang seharusnya Boruto tunjukkan hanya karena Sarada meminta bercerai. Padahal Boruto sendiri juga menginginkan perceraian ini.

"Aku tidak tahu bahwa wanita yang ku nikahi ternyata tidak lebih dari seorang jalang. Lalu semudah itu kau meminta cerai?" Boruto menarik kasar kedua tangan Sarada yang wanita itu gunakan untuk menutup telinganya. Kini dia juga ikut duduk di samping ranjang.

Complicated The Sun (BORUTO X SARADA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang