Karena aku lagi dalam keadaan lapar dan sedang tidak mood update, sepertinya part ini cukup pendek dan agak kurang nge feel.***
Karakter yang ada disini milik Masashi Kishimotto-sensei
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
***
Hampa. Sepi. Menyebalkan.
Terbangun di pagi hari tanpa melihat Boruto di sampingnya selama empat hari terakhir ini, membuat Sarada menghembuskan nafas kecewa. Tapi tentunya dia tidak boleh terus-terusan menjadi cengeng dan kepikiran seperti ini terus menerus.
Bukankah hidup sendirian merupakan suatu kebiasaan yang sudah Sarada lewati ketika di dunia nyata? Maka dari itu, dia harus kembali menjadi sosok mandiri agar tidak terus menerus menyusahkan orang lain.
Arah pandangannya lalu melirik ke arah jam weker di atas nakas. Dimana jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi.
Lagi-lagi Sarada kesiangan.
Perempuan itu menyibak selimut, beranjak dari tempat tidur, berniat pergi mandi dengan gerakan malas.
Entahlah, Sarada merasa lelah dan badannya juga pegal kesemutan di beberapa bagian. Padahal seingatnya Sarada tidak melakukan pekerjaan yang berbau berat-berat. Hanya pergi menjadi relawan di Rumah Sakit seperti biasanya di akhir pekan kemarin.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk mandi, Sarada sudah berjalan keluar dari dalam kamar dengan penampilannya yang sudah terasa lebih baik daripada sebelumnya.
Kakinya melangkah santai menuju dapur dan disana ia menemukan Bibi Ayame yang sedang membuka lemari es. Wanita paruh baya itu sepertinya sedang mencari sesuatu.
"Pagi, Bibi Ayame," sapa Sarada tersenyum ramah.
Bibi Ayame sempat terjingkat karena sedikit terkejut dengan keberadaan Sarada yang tiba-tiba. "Ah, Nyonya Sarada mengagetkan saja," katanya sembari tangan kirinya mengelus dada sedang tangan kanannya telah memegang kaleng susu kental manis.
Sarada menarik kursi seraya terkekeh pelan karena ekspresi Bibi Ayame yang menurutnya lucu.
Selama Boruto pergi selama seminggu, Bibi Ayame memang menginap untuk menemani Sarada agar tidak sendirian. Boruto sendiri yang meminta pada wanita paruh baya itu sebelum pergi ke Suna.
"Bibi, buatkan aku kopi tanpa gula, ya," pinta Sarada.
"Loh? Ini baru saja mau Bibi buatkan susu strawberry kesukaan Nyonya." Bibi Ayame sedikit keheranan karena setau nya selama ini Sarada tidak suka minum kopi. Beda lagi kalau itu Boruto.
Sarada menggeleng sembari mengibaskan tangannya. "Aku ingin kopi tanpa gula yang biasa Boruto minum."
Bibi Ayame manggut-manggut. Tidak ingin banyak bicara lagi, wanita paruh baya itu langsung membuatkan kopi untuk Sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated The Sun (BORUTO X SARADA)
FanfictionRATE 21+ (TIDAK COCOK UNTUK KALIAN YANG DI BAWAH UMUR) *** Sarada baru saja terbangun dari pingsannya tapi dia sudah tidak berada di dunia nya lagi. Melainkan menjadi seorang tokoh antagonis dalam Novel The Sun Yaitu, sebagai Uchiha Sarada yang meru...