Selesai membersihkan piring,mangkuk dan lain-lain yang digunakan makan tadi baekhyun berjalan kearah kamar.
mendudukan diri disamping chanyeol yang tengah memejamkan mata, lalu berjalan memutari ranjang lalu menaikinya.
baekhyun merebahkan diri disamping chanyeol yang tidur membelakanginya, lalu memeluk pinggang chanyeol menyembunyikan wajahnya pada ceruak leher chanyeol
"maaf"
chanyeol diam tak menjawab.
"aku akan berusaha lagi"
"aku mencintaimu chan"
"terkadang memang aku merasa tak pantas, aku tak bisa memberikan apa yang kamu inginkan"
chanyeol terdiam lalu, ia tidak tidur chanyeol membuka matanya tanpa sepengetahuan baekhyun mendengarkan pembicaraan baekhyun.
"jika aku tak bisa, tak apa jika kau mencari yang lain untuk bisa memberi apa yang kau inginkan chan"
"bukan karena aku tak mencintaimu, tapi...jika hal itu membuat kebahagiaanmu bertambah aku tak apa chan"
"hiks aku merasa gagal menjadi wanita hiks hiks"
"bahkan tubuhku saja sudah diliat orang lain terlebih dahulu hiks hiks"
"aku kotor hiks hiks"
chanyeol membalikan badan menjadi menghadap kearah baekhyun,mengangkat tanganya dan menyapukan kewajah baekhyun mengusap air mata sang istri.
"ssstt jangan berbicara seperti itu, kau sangat berharga bagiku"
"jika masalah mencari yang lain aku tak memikirkan itu, aku mencintaimu aku tak ingin menyakitimu"
"hiks aku takut chan hiks"
"ssstt tenanglah bee"
chanyeol menarik tubuh sang istri lalu mendekap nya membiarkan sang istri menangis dalam pelukanya.
lalu melonggarkan pelukanya menatap wajah baekhyun yang memerah dan mata sembabnya.
“bee, apa kau sungguh ingin mencoba? memiliki anak?” tanya chanyeol
“t-tentu hiks”
“maka kau harus yakin padaku bee, aku bukan seseorang itu. aku suami mu, aku mencintaimu aku tak akan menyakitimu” kata chanyeol meyakinkan baekhyun mengusap lembut wajah baekhyun dan mengusap air mata.
“apa kau mau mencoba? aku akan menuntun mu pelan-pelan bee”
baekhyun mengangguk ragu, berusaha memantapkan hati dan mengusir bayangan-bayangan masa lalu.
chanyeol mulai mendekatkan diri, meraup bibir baekhyun yang sedikit bergetar.
chanyeol dapat merasakan getaran takut tubuh baekhyun.
“chan hahhh hahhh hahhh” baekhyun mendorong chanyeol menatap chanyeol dengan pandangan takut.
chanyeol tersenyum.
“tak apa bee, pandanglah aku sebagai chanyeol suamimu jangan memikirkan orang lain”
chanyeol kembali meraup bibir baekhyun dengan lembaut, badan baekhyun bergetar. chanyeol yang paham pun mengusap punggung baekhyun berusaha memberikan ketenangan.
hingga getaran tubuh takut baekhyun berangsur menipis, chanyeol terus mencium baekhyun dengan penuh kelembutan.
Tangan chanyeol bergerak membuka kancing piyama baekhyun, baekhyun sempat memberontak dan kembali merasa takut.
chanyeol memberhentikan pergerakan tanganya sebentar hingga merasa tubuh baekhyun berangsur tenang. tanpa melepas pangutan mereka.
tangis baekhyun keluar namun suaranya tertahan karena pangutan bibir keduanya, chanyeol melepaskanya mengusap lembut wajah baekhyun.
“tak apa bee,sstt ini aku”
“sudah? mau melanjutkan?” tanya chanyeol lembut.
baekhyun pun mengangguk lemah, ia merasa takut dibayangi seseorang yang ia benci.
chanyeol mulai menangalkan piyama baekhyun, juga piyamanya hingga keduanya polos tanpa sehelai benang pun.
“c-chan aku- aku takut”
“tak apa bee, ini aku” kata chanyeol mengecupi kedua mata baekhyun,dahi,hidung,dan bibir.
“kau siap bee?” tanya chanyeol.
“y-ya, t-tolong p-pelan-pelan” kata baekhyun tergugup.
“hm, aku akan pelan-pelan bee kau tenang saja” kata chanyeol tersenyum.
chanyeol mulai kembali meraup bibir istrinya, mengenggam erat tangan istrinya yang juga mencengkram erat karena ketakutan melanda.
Baekhyun memejamkan mata erat, sekelibat bayangan seseorang menamparnya dan berusaha melakukan hal lebih terus berputar.
tubuh baekhyun menegang, badanya bergetar hebat. ia menangis, terisak tertahan karena masih berpangutan dengan chanyeol.
baekhyun takut, takut sekali.