21. Panic Attack

3.2K 459 26
                                    

~Happy Reading~

~Vote & Comment~

~Rawan Typo~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah acara melamar Irene didepan eomma dan oppanya dan mendapatkan doa dan selamat dari mereka hingga semuanya berjalan dengan lancar hingga waktu bahagia itu tiba.

Sesuai hasil kesepakatan mereka pernikahan Seulgi dan Irene akan dilangsungkan  2 bulan dari sekarang. Irene awalnya menolak karena itu terlalu cepat. Dia tak ingin Seulgi merasa terbebani dengan rencana pernikahan yang terbilang cepat itu.

Namun, Seulgi tidak menolak dan dia setuju untuk menikahi Irene bulan 2 bulan lagi.

Sekarang mereka sudah tiba diapartemen mereka bersiap untuk istirahat kemudian merebahkan diri diatas kasur mereka. Namun, Irene sedari tadi masih menahan isak tangis harunya.

"Uro ? " tanya Seulgi polos saat melihat wajah Irene yang masih memerah dengan matanya yang masih berkaca-kaca.

"Anniya~ " elak Irene parau menyembunyikan wajahnya didada bidang Seulgi.

Seulgi tersenyum, dia paham kenapa Irene masih saja menangis. Seulgi mencium pucuk kepala Irene untuk menyalurkan cinta dan sayangnya kepada wanita yang lebih dewasa darinya itu.

"Lihat aku ~ " Seulgi merenggangkan pelukan mereka untuk melihat dengan jelas wajah Irene. Dia mengusap bekas air mata Irene, bahkan mata Irene sedikit membengkak.

"Ekhem.. calon istri Kang Seulgi kenapa cengeng sekali hm ? Apa kau terlalu bahagia  ? " tanya Seulgi memberi kecupan di kedua mata Irene.

Irene hanya menganggukkan kepalanya masih dengan airmatanya yang menetes.

"Uljimma hm, matamu akan membengkak seperti kue yang kau buat sayang " bujuk Seulgi dengan kekehannya.

"Yha~~ " rengek Irene membuat Seulgi tertawa senang karena berhasil menggodanya.

"Seulgi ya~ " panggil Irene menatap mata monolid Seulgi.

"Hm, wae chagia ? Uri Irene Kang " gumam Seulgi mengusap pipi Irene yang sedang merona saat ini.

"A-apa kau menikahiku hanya karna kasihan padaku ? " tanya Irene ragu disela suaranya yang masih parau.

Seolah mengerti dengan kekhawatiran Irene membawa wanita itu kedalam pelukannya lagi sambil mengusap surai hitam Irene.

"Dengar, aku tak memiliki alasan seperti itu menikahimu noona. Terlepas dari siapapun dirimu dan masalalu mu, aku akan menerimanya seperti yang aku katakan dulu. " ungkap Seulgi, Irene mendengarkan dengan seksama.

"Itu tak akan berubah " lanjut Seulgi.

"Gumawo~ " Irene kembali terisak membuat Seulgi terkekeh.

"Aigoo~ uljimma hm. Uljimma ! " titah Seulgi membuat Irene manahan tangisnya dan menatapnya Seulgi dengan matanya yang terlihat lucu.

"Pintar ! Besok kita akan ketempat spesial jadi jangan sampai wajah calon istriku ini jelek hm " Seulgi menghapus air mata Irene.

"Odie ? " tanya Irene menghentikan tangisnya

"Rahasia ! " jawab Seulgi serius.

Irene memicingkan matanya, tentu saja membuat Seulgi terkekeh kemudian mengecupi seluruh wajah cantiknya.

"Apa kau tidak bekerja ? " tanya Irene memainkan kelopak mata Seulgi

"Izin untuk besok " jawab Seulgi menutup matanya membuat Irene menatapnya heran.

Difference [Seulrene][END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang