34. Irene Friend

2.2K 329 18
                                    

~Happy Reading~

~Vote & Comment~

~Rawan Typo~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

3 hari kemudian...


Hari ini Seulgi dan Irene datang mengunjungi kedua orang tua Irene yang sedang merayakan pesta kecil-kecilan sebagai rasa syukur dan turut berbahagia atas kehamilan putri mereka. Kini mereka sedang bersiap-siap untuk pergi kerumah orang tua Irene.

"Kenapa cantik sekali ? " tanya Seulgi polos berdiri didepan Irene yang sedang memoles wajahnya dengan make up.

"Jinjja ? " tanya Irene berbinar pasalnya akhir² ini dia merasa kulit wajahnya kusam dan terlihat sangat pucat ditambah dengan berat badannya yang sedikit menurun karena faktor stres namun sebisa mungkin Irene menyembunyikan itu dari Seulgi.

"Hm cantik sekali !! " jawab Seulgi antusias membuat Irene tersenyum menatapnya.

"Oppa, apa sudah terlihat lebih cerah dari biasanya ? " tanya Irene

"Kau selalu cerah chagia ~ matahari bahkan kalah " jawab Seulgi menggoda membuat Irene terkekeh geli kemudian mencubit kecil perut keras suaminya yang sedikit mulai berisi.

"Kau dan mulut manismu. Aigoo.... igo igo kenapa semakin hari semakin buncit huh ?! " dengus Irene mencubit-cubit perut Seulgi yang terlihat membuncit semenjak mereka menikah.

Seulgi kebingungan kemudian mengangkat kemejanya untuk melihat kondisi perutnya.

"Gwencana, setidaknya ukirannya masih sedikit terlihat " kata Seulgi tersenyum manis mencuri kecupan dibibir merah Irene.

"Ya tinggal menunggu ukiran itu perlahan hilang kemudian terlihat seperti wanita hamil " dengus Irene bergerak dari duduknya namun ditarik Seulgi hingga terduduk dipangkuan suaminya.

"Tak apa, dengan begitu aku bisa menemanimu selama hamil hehehe perut kita sama² membuncit bukan ? " kekeh Seulgi hingga matanya mengukir bagaikan bulan sabit.

Irene lagi² terkekeh geli, dia menangkup pipi gembul Seulgi hingga mulutnya memggerucut bagai ikan koi kemudian memberi kecupan disana dengan penuh penekanan dan perasaan cinta.

"Terserah kau saja, Kang Seulgi ssi "

"Ne  noona " kekeh Seulgi menjahili istrinya

"Yha !! " marah Irene karena suaminya menggodanya dengan memanggil dirinya dengan panggilan yang tak disukainya.

"Aigoo jangan marah, kajja kita pergi " kata Seulgi kemudian memasangkan blazer ketubuh Irene agar tidak kedinginan.

"Panasss~ " rengek Irene ingin membuka blazernya menyisakan dress berlengan pendek dan hanya sebatas lutut saja.

"Ini musim dingin chagia, kau dan calon bayi kita bisa sakit dan masuk angin nanti " kata Seulgi memberi pengertian dan ingin kembali memasangkan blazer namun lagi² ditepis Irene yang merengek.

"Tapi aku panas ! Aku akan memakainya jika benar² merasa dingin " marah Irene. Entahlah semenjak hamil mood Irene benar² berubah dan mudah terbawa emosi.

"Hah, arraseo kau harus memakai ini kalau kau dingin hm " kata Seulgi mengalah mengelus pipi Irene.

"Hm " gumam Irene menatap wajah tenang Seulgi yang selalu menuruti kemauannya semenjak dia hamil.

Difference [Seulrene][END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang