13. 하루만

3.1K 478 56
                                    

~Happy Reading~

~Vote & Comment~

~Rawan Typo~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Eoh apa itu tadi ? " tanya Irene polos melihat wajah Seulgi yang tersenyum sangat manis sampai² pipinya memerah.

"Tidurlah, n-noona harus istirahat " jawab Seulgi gugup

Irene terkekeh melepaskan pelukannya dan berbaring menghadap wajah tampan Seulgi secara jelas.

"Noona ? Setelah apa yang kau lakukan tadi, kau masih memanggilku noona ? " goda Irene mempoutkan bibir pucatnya.

Seulgi membulatkan matanya karena Irene terang²an sedang menggodanya.

"Uuuuu sedikit lumatan dibibirku tadi, dan kau.... "

Dengan cepat Seulgi menutup mulut Irene, dia benar² malu karena Irene menggodanya dan itu benar² ingin membuatnya hilang dari bumi saja.

"Aaa hajima ~ jangan dibahas lagi aku malu " lirih Seulgi memerah melepaskan tangannya dimulut Irene yang sedang tertawa lepas.

"Arraseo, arraseo.. hahahhah " tawa Irene.

Seulgi tersenyum melihat tawa lepas Irene, seolah-olah itu adalah momen indah yang ditunjukkan Irene padanya.

"Yeppo" puji Seulgi seakan terhipnotis dengan wajah Irene.

"Arra " kekeh Irene mengusap pipi gembul Seulgi.

"Seulgi ya~" panggil Irene lembut

"Hmm "

"Apa sekarang kau secara resmi mengajakku berkencan ? " tanya Irene tersenyum

Seulgi menyipitkan matanya menunjukkan gestur sedang berfikir untuk menggoda Irene.

"Apa tadi aku bilang begitu noona ? " tanya Seulgi polos tersenyum jahil.

"Hmm " Irene hanya diam merubah ekspresi wajahnya menjadi biasa saja seolah sedih.

Seulgi tertawa dan menarik Irene untuk masuk kedalam pelukannya dan mengusap rambut Irene lembut.

"Apa pernyataanku tadi tidak cukup noona ? Justru aku ingin bertanya apakah Irene noona ingin menjadi kekasih dari seorang pria yang tak punya apa² ini ? " tanya Seulgi lembut.

"Harta bukan tolak ukur untukku menyukai dan mencintaimu, aku menerimamu apa adanya begitu sebaliknya kau menerimaku apa adanya " jawab Irene dan kali ini pembicaraan mereka dalam suasana serius.

"Aku harap kau tetap menerimaku meski suatu hari nanti kau tau siapa aku " batin Irene pilu

Seulgi tersenyum mendengar penuturan Irene, dengan kemantapan hati sejak awal pertemuan mereka dia sudah menyukai Irene.

"Gumawo, jeongmal gumawo aku akan melakukan apa yang noona lakukan. Menerima kekurangan masing² " jawab Seulgi

"Termasuk masalalu ku ? " tanya Irene lagi dengan tatapan sedihnya membuat Seulgi mengusap wajahnya yang pucat, karena Irene memang masih demam.

"Ne, seburuk apapun masalalu noona aku akan menerimanya karena semua manusia punya kenangan dimasalalu entah itu buruk atau baik. Terlalu egois jika aku hanya berpatok dengan masalalu" jawab Seulgi

Difference [Seulrene][END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang