Prolog [Remake]

24.6K 1.4K 36
                                    


Kiw, kalau baca jangan setengah-setengah ya kawan. Makin jauh chapternya, makin seru ceritanya. Serius ini aku nggak bercanda😏🤙.

Jangan loncat part atau sengaja nunggu end. Siapa tau sebelum end cerita ini lebih dulu dihapus karena beberapa faktor yakannnn?😘

🍂🍂🍂

"Ternyata lo gak sedingin yang orang-orang bilang ya," ujar Amora pada laki-laki yang ada di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata lo gak sedingin yang orang-orang bilang ya," ujar Amora pada laki-laki yang ada di hadapannya.

"Gue manusia. Bukan kulkas." Alden menyahut datar.

Ternyata gue salah. Sekali kulkas tetep kulkas. Amora membatin mendengar balasan Alden seperti itu. Padahal ia baru saja memuji Alden karena kosakata yang digunakan ketika berbicara dengan Amora tidak sedingin yang dibicarakan orang-orang. Tapi ternyata Alden hanya seperti itu sebentar kemudian kembali dingin.

"Nggak tahu tuh, kan kata orang-orang. Bukan gue," ketus Amora kembali mengaduk minumannya.

Alden berdeham. Membuat Amora mengangkat wajahnya.

"Kayaknya gue menghangat kalau sama lo doang."

Mata yang tadi memperhatikan Alden dengan seksama kemudian membelalak kaget. Amora sama sekali tidak berpikir malah Alden akan berbicara seperti itu.

Harusnya biasa saja. Tapi karena ini Alden yang mengatakan membuat Amora ingin menarik sudut bibirnya untuk tersenyum.

Amora Reece Lackenzie.
Gadis cantik berusia 17 tahun ini sedang berusaha menahan senyumnya ketika tadi mendengar ucapan laki-laki tampan dihadapannya. Pasalnya, laki-laki satu ini memang terkenal hemat untuk berbicara. Namun saking hematnya ucapan laki-laki ini barusan, mampu membuat Amora membeku.

Alden Leon Richardson.
Ya, Aldenlah laki-laki yang membuat Amora membeku sejenak. Bukan tanpa alasan Alden mengucapkan kalimat tadi. Tapi ntahlah, itu terucap tanpa izin dari mulutnya.

"Kalau gitu gue mau pesan makan dulu." Amora hendak berdiri dari duduknya namun tertahan oleh tangan Alden yang menggenggamnya. Ia menoleh kecil ketika didapati Alden yang juga hendak berdiri.

"Biar gue yang pesen," ujar Alden seraya meninggalkan Amora yang mematung. Gadis ini terus menatap tubuh Alden yang perlahan menjauh.

Sejurus kemudian Amora mendudukkan bokongnya kembali pada kursi. Tidak henti henti pikiran Amora berkeliling sejak tadi.

"Nggak Amora, lo apaan sih! Jangan kebiasaan pede gitu deh," desak Amora menyentaki dirinya sendiri. Ia menepuk pelan keningnya berkali-kali sambil terus menggerutu.

"—eh." Amora mendongakkan kepala saat seseorang memegang tangannya. Manik mata Amora menatap tepat kepada mata iris hitam tajam di depannya. Amora memperhatikan Alden dengan seksama sedangkan pria satu ini mengerutkan keningnya sambil tetap memegang tangan Amora.

"Lo kenapa? Sakit kepala?"

"Hah?"

Alih-alih menjawab kebingungan Amora, Alden malah duduk dan meletakkan makanan yang sudah dibelinya tadi di atas meja. Kemudian memakannya lebih dulu tanpa menengok Amora.

Amora masih terdiam. Hal itu membuat Alden mengernyit kembali melihat sikap Amora yang berubah tiba-tiba.

"Gak makan?" tanya Alden lagi.

Pertanyaan Alden membuat Amora tersadar dari lamunannya. Gadis ini gelagapan dan segera mengangguk, menghabiskan makanannya dengan perlahan.

🍂🍂🍂

Amora Reece Lackenzie .

Alden Leon Richardson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alden Leon Richardson

Alden Leon Richardson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALMORA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang