13. Annoying Alden

4.4K 461 4
                                    

Hai readers tersayang. Jangan lupa follow akun Ig Vesmoraa team ya✨ @wattpadnul

🍂🍂🍂

-Aku terlihat baik-baik saja hanya karena aku terlalu pandai menutupinya.-

🍂🍂🍂

Sejak 15 menit yang lalu Amora masih berada di ruang guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak 15 menit yang lalu Amora masih berada di ruang guru. Tentu saja alasannya karena pelajaran Fisika nya yang memang ternilai rendah bagi seorang gadis paralel. Kalau kalian mengira nilai Amora adalah di bawah 50, tidak! Kalian salah. Untuk gadis ukuran ini nilai 85 sudah dinilai rendah oleh guru di sekolahnya.

"Iya, Bu, saya emang lemah di fisika. Maaf ya, Bu," ujar Amora pelan.

Bu Gendang— biasa disebut seperti itu oleh murid-murid khususnya kelas IPA karena suaranya yang begitu nyaring dan menggelegar, seperti gendang, menghela napasnya frustrasi. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan nilai 85, tapi mungkin kebanyakan manusia yang ada di dalam ruang guru ini mengira Bu Gendang tidak becus mengajar Fisika sampai-sampai nilai Amora tidak bagus.

Amora masih menundukkan wajahnya sampai saat Amora melihat Bu Gendang tersenyum dengan mata berbinar.

Keningnya mengerut. "Ibu? Nggak apa-apa?"

"Ibu tau kamu perlu private sama siapa."

Bu Gendang menarik tangan Amora lebih dulu sebelum Amora sempat bertanya apa maksudnya. Gadis itu menurut saja sampai tiba-tiba matanya membulat ketika tahu kemana guru cantik berkacamata ini membawanya melangkah.

IPA-2

Amora sebenarnya tidak banyak berpikir tentang ini, hanya saja dia bingung kenapa harus membawanya ke kelas Alden?

"Alden!" teriak Bu Gendang, Amora tambah bingung mendengar Bu Gendang memanggil Alden dengan tangannya yang masih tergenggam.

Alden yang sedang bercanda dengan teman-temannya menoleh. Mengernyit bingung ketika Bu Gendang memanggil dan Amora yang ada di sampingnya.

Dengan cool cowok itu berjalan menghampiri. Tangan kirinya bersembunyi di balik saku celana. "Iya, Bu?"

"Kamu hari ini sibuk?"

Bukannya menjawab, Alden melirik Amora, sedangkan gadis itu memainkan alisnya seakan-akan sedang berbicara.

"Saya belajar, Bu. Bareng Amora dan Raksa."

Bu Gendang manggut mengerti. "Besok libur, kan? Gimana kalau ibu minta tolong sama kamu."

Alden masih terdiam, menunggu kalimat selanjutnya. "Tolong ajarin Amora fisika ya, bisa kan?"

ALMORA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang