[09] Don't Say Goodbye

759 146 27
                                    

"Sinb yya, kau sudah bangun?"

Dengan menggunakan suara lemah lembutnya, Yerin mengetuk pintu. Dia berbaik hati datang untuk menemui Sinb, karena dia yakin adiknya masih tidur di jam seperti ini.  Mungkin tidak sekolah dulu, mengingat semalam Sinb agak demam.

"Hei ... "

Yerin meraih knop pintu, ia membukanya dan terkejut saat pintu tidak lagi terkunci.

"Sinb yya, kata Sowon eonie kau tidak perlu sekolah dulu. Jadi—Sinb? Kau di mana?!"

Yerin melihat kamar Sinb yang sudah rapi, kemungkinan pemiliknya pun sudah memutuskan untuk keluar. Dia menaruh nampan berisi sarapan pagi di ranjang, berjalan ke arah kamar mandi dan tak melihat hadir Sinb di sana.

"Sinb ... Kim Sinb ... Hei anak nakal!! Jangan bermain-main!"

Yerin kelabakan, dia segera berlari ke dapur untuk memberitahu ketidakhadiran Sinb di kamarnya.

"Sinb tidak ada di kamarnya," ucap Yerin panik.

"Apa? Bagaimana bisa?" tanya Sowon, ia yang sedang memberikan makanan pada adik-adiknya pun dibuat panik.

"Kamarnya sudah rapi, aku tidak melihat dia ada di kamar mandi," perjelas Yerin.

"Aish, ke mana gadis itu?!" tanya Sowon kalut.

"Sinb yya, jangan menjahili kami!!" teriak Yuju, berharap gadis itu sedang bersembunyi.

"Dia tidak ada di rumah!" kata Yerin menegaskan.

"Ayo cari dia!" ucap Sowon lebih tegas lagi.

Mereka meninggalkan meja makan, berpencar untuk mencari keberadaan Sinb. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, sebab semalam Sinb itukan mengunci dirinya sendiri.

"Sinb ... "

"Kim Sinb ... "

"Jangan main-main!!"

"Kim Sinb!!"

"Aku mendapatkan pesan dari Eunseo!!" pekik Sowon.

"Apa?!"

Membaca isi pesan tersebut, Sowon menghembuskan napas lega. Dia menatap adiknya satu persatu, memberikan sebuah kode bahwa Sinb baik-baik saja.

"Dia berangkat sekolah lebih awal," ucap Sowon.

Umji menghembuskan napas lega. "Syukurlah."

"Mari lanjutkan sarapan kita!" ajak Eunha, ia mengusap perutnya yang keroncongan.

"Baiklah semuanya, ayo sarapan sebelum memulai aktivitas kita."

Mereka pun berjalan kembali ke dapur, mengisi perut sebelum beraktivitas itu perlu bagi mereka.

Tapi, apa tidak mencemaskan gadis yang pergi terlalu pagi?

.
.
.

"Ibu ... Ayah ... "

"Hmm, ada apa putriku?"

"Kapan kalian berdua akan pulang?"

"Tidak lama lagi kami akan pulang, kok."

"Ibu, Ayah."

"Iya, ada apalagi putriku?"

"Aku merindukan kalian, aku ingin kalian di sini dan memberikan satu ruang saja untuk membiarkan aku dalam dekapan kalian."

"Heol, kau menangis? Anak nakalku menangis? Hei ... Jangan menangis putriku~"

"Sinb yya, Ayah berjanji akan segera pulang. Jangan menangis, kau itukan anak nakal yang paling Ayah sayangi!"

Don't Say Goodbye || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang