Memgatur napasnya yang tak karuan, wajah Sowon terangkat dan melihat ponselnya yang sudah tak berupa lagi. Sepertinya diam saja tidak akan membuat keadaan tetap baik-baik saja. Harus ada tindakkan!
Sowon mengambil jaket tebal berbahan kulit yang ia simpan rapi-rapi di dalam lemari itu. Menggunakannya dengan cepat, ia mengambil ikat rambut dan mengikat rambutnya dengan segera. Dagunya terangkat, matanya memerah khas menahan amarah.
"Kau pikir aku akan diam saja?"
"Sowon eonie."
Sowon menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu, tanpa menoleh Sowon sudah mengetahui siapa orang itu. Yaitu Sinb, seseorang yang datang tiba-tiba ke kamar tersebut.
"Kau ... Mau pergi?"
Sowon berbalik, sorot matanya berubah menjadi teduh kala melihat Sinb begitu ramah mempertanyakan kehadirannya saat ini. Meraih kedua bahu itu, Sowon menepuk-nepuk bahu Sinb sambil tersenyum hangat.
"Bagaimana? Apa pakaian ini cocok denganku?"
"Sowon eonie."
"Ya?"
Sinb meraih kedua lengan Sowon, ia lantas menggenggamnya dan membuat Sowon merasa kebingungan.
"Jangan pergi."
"Apa?"
"Jangan meninggalkan rumah ini."
Sowon tersenyum hangat. "Sinb yya, Eonie hanya ingin mencoba ini saja."
"Tidak akan pergi, bukan?"
"Ya, tentu saja ... "
Sinb membawa tubuh Sowon ke ranjang empuk itu, dia langsung saja naik ke ranjang, menyisakan Sowon yang masih berdiri.
"Temani aku tidur, bisa?"
Sowon menggigit bibir bawahnya cemas. Mata Sinb spontan menangkap sebuah pemandangan kehancuran di lantai. Yaitu sebuah ponsel yang retak.
"Kau ... Tidak sengaja menjatuhkannya, bukan?"
Sowon tersenyum kikuk. "Ah, itu dia, Sinb yya. Eonie harus keluar untuk membeli ponsel baru, karena Eonie tidak sengaja menjatuhkannya."
"Menetaplah."
"Hanya sebentar saja, ini juga demi komunikasi kita semua."
"Kita ada di rumah, jika kau membutuhkan ponsel segera, kau boleh memakai ponselku."
Kalau sudah begini, Sowon tidak bisa lagi mencari alasan. Dia selalu kalah apabila berdebat dengan Sinb, seseorang yang memiliki sejuta alasan untuk bertahan hidup.
"Eonie~" rengek Sinb manja.
"Ah, baiklah~" kata Sowon dengan pasrah.
.
.
."Yerin eonie!!!"
"Tunggu kami!!!"
"Tangkap aku dan kalian semua akan mendapatkan semua camilan ini!!!"
Eunha dan Yuju saling menatap sengit, persaingan untuk menggapai camilan itu dimulai dari sekarang. Di tengah-tengah, Umji malah ikut diam akibat ulah kedua kakaknya.
"Kau siap, Yuju?" tanya Eunha menantang.
"Siapa takut!" kata Yuju tak kalah menantang.
"TIGA!"
"YAK! KIM UMJI, KAU CURANG!!!"
Bukannya segera mengejar, mereka berdua malah saling berebut jalan. Padahal luas, tapi entah kenapa mereka memutuskan untuk saling menarik agar menjadi yang pertama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye || Gfriend
Fiksi Penggemar[COMPLETED] There's a Good in Goodbye [16-11-21] #2 in Gfriend [29-05-21] #1 in Yumji-Sinju-Umb [10-11-21] #1 in Umji [02-06-21] #2 in Yuju