[05] Don't Say Goodbye

852 147 35
                                    

"Ibu."

"Oh? Ada apa putri nakalku, hm?"

"Kapan kau akan pulang?"

"Setelah adik barumu hadir~"

"Lagi?!"

"Haish, kau hanya memiliki satu orang adik. Kau tidak kasihan kepada Umji? Dia pasti menginginkan seorang adik."

Sinb menghembuskan napas jengah. "Ibu, aku tidak mau seorang adik, dan aku tidak mau seorang adik lagi."

"Kenapa? Rumah akan seru kalau kau mempunyai adik, kau tahu?"

"Tidak!! Aku membenci seorang adik, aku tidak mau seorang adik lagi!"

"Ibu tutup dulu panggilannya ya, sayang ... Sepertinya Ibu harus mengantar Ayahmu untuk berjalan-jalan. Mau bicara dengan Ayahmu?"

"Berikan satu menit untuk bicara dengannya."

"Hallo putri nakalku, kau merindukan Ayah?"

"Berhenti membuat anak, Ibu bukan pabrik anak yang bisa kau gunakan. Enam saja cukup, aku muak dengan seorang adik, mengerti?!"

Pip!

Mematikan panggilan sepihak, Sinb lantas menghempas ponselnya ke ranjang dengan kasar. Begitu beranjak, dia terkejut saat melihat hadir Umji.

"Sinb eonie."

"Apa?"

"Kau ... Tidak menyukaiku?"

Sinb berdehem. "Anggap saja kau tidak mendengar apa yang aku ucapkan."

Umji menatap Sinb yang datang menghampiri, namun Sinb memutuskan untuk meraih knop pintu kamarnya.

"Mundur menjauh dari tempatmu!"

Umji lantas mundur menjauhi ambang pintu kamar Sinb. Menatap Sinb dengan tatapan teduh.

"Jangan sakit hati, jangan merasa seperti kau yang paling tersakiti, adikku sayang~"

Blam!

Umji tersentak, setelah Sinb dengan kasar menutup pintu kamarnya. Menelan ludahnya dengan susah payah, Umji merasa sangat sakit hati.

"Kau jahat, Eonie!"

Eunha mengernyit setelah mendengar penuturan dari Umji, dia yang kebetulan baru keluar dari dalam kamarnya langsung saja menghampiri Umji.

"Kau baik-baik saja?"

Mengabaikan Eunha yang bertanya, Umji memutuskan untuk pergi tanpa bicara sepatah kata pun. Kepala Eunha spontan mengikuti kepergian Umji.

"Umji sayang~ Kenapa kau seperti itu?"

Eunha berlari mengejar kepergian Umji, ia yakin Umji tidak akan mengunci pintu kamarnya. Secara, Umji itukan masih dalam mode manja-manja pada Eonie deul.

Begitu membuka pintu kamar, Eunha melihat adiknya tidur tengkurap dengan bahu yang gemetar. Menghampiri dengan perlahan, dia tahu kalau Umji menangis di sana.

"Umji yya."

Eunha lantas naik ke ranjang Umji, mengusap puncak kepala Umji sebagai perantara menenangkan.

"Hei ... Eonie di sini, ayo angkat kepalamu, sayang ... "

Umji menggelengkan kepalanya, Eunha pun dibuat gemas karena sikap Umji.

"Hei ... Ayolah, jangan membuat Eonie bersedih."

Umji mengangkat kepalanya dengan perlahan, matanya sembab karena menangis.

Don't Say Goodbye || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang