[04] Don't Say Goodbye

884 162 29
                                    

"Yuju ah, lain kali kau harus bisa berhemat. Kau pikir aku bekerja hanya untuk dirimu saja?"

"Maaf."

Sowon menghembuskan napas pendek. "Eonie tidak bisa memberikanmu uang untuk sekarang, karena ada kebutuhan lain yang harus Eonie selesaikan."

"Tapi aku membutuhkan uang itu untuk membeli buku baru. Teman-temanku sudah—"

"Minta kepada Ibu atau Ayah, kau berani?"

Yuju menunduk.

"Kau malu, bukan? Seharusnya kau bisa berhemat dan juga memikirkan bahwa hidupmu tidak akan selesai detik itu juga! Kau harus menyisakan uangmu untuk kebutuhan mendesak seperti ini!"

"Aku minta maaf, Eonie."

Sowon menghembuskan napas pendek, ia pun mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam sakunya. Mau bagaimana lagi, rasa tidak tega malah muncul dalam hatinya.

"Ambil ini, jangan sampai kau menghabiskannya secara langsung, mengerti?"

Yuju berbinar. "Terima kasih banyak, Eonie."

"Belum waktunya berpelukan, ada pekerjaan penting jadi Eonie harus pergi!"

Yuju menurunkan kedua tangannya yang merentang siap memeluk Sowon. Dia menatap kepergian Sowon dengan tatapan teduh. Detik berikutnya, mata itu memanas hingga berair.

"Maafkan aku Sowon eonie, aku memang sangat boros dan bodoh!"

"Yuju eonie!!"

"Yuju eonie!!"

"Hei ... Ada apa? Kenapa kau berlari dan berteriak?"

Umji mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat berlari. Dia lantas menggenggam tangan Yuju, membuat Yuju semakin panik dibuatnya.

"Ada apa?"

"Sinb eonie, darah, itu, di lengannya!"

Yuju mengernyit. "A-apa maksudmu?"

"Ayo ikut denganku!!!"

Umji menarik paksa lengan Yuju, membawa Yuju pergi untuk menemui seseorang yang membuat Umji sampai setakut ini.

"Ya Tuhan!! Kim Sinb, apa yang kau lakukan?!"

Sinb tersenyum miris. "Apalagi? Sedang menenangkan diriku."

"Kau gila?!"

"Sangat!!!"

"Bodoh!!"

"Sangat!"

"Umji yya, ambilkan kotak obat segera!"

"Ba-baik, Eonie."

Yuju duduk di sebelah Sinb yang tampak lemas bersandar pada tepian ranjang. Di samping tangan terluka itu, ada pisau lipat berlumuran darah.

Sinb tersenyum. "Kau cemas?"

"Kau tidak waras?! Tentu saja aku cemas!"

"Aku menyukainya kalau begitu."

Yuju mengernyit. "Apa-apaan ini?"

"Aku harus terluka untuk membuat dirimu cemas?"

Yuju merotasikan bola matanya malas, ingin mengomel tapi kasihan saat melihat darah itu terus keluar dari lengan Sinb. Sedikit lagi ke bawah, nadi itu bisa putus dan menutup rapat-rapat pemiliknya.

"Ini Eonie!"

Sinb tersenyum miring. "Apa kau yang memberitahu Yuju eonie tentang keadaanku?"

Don't Say Goodbye || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang