[36] Don't Say Goodbye

825 131 8
                                    

Dia berlari dengan kencang, dia mendapatkan kabar baik perihal orang tuanya. Begitu masuk ke dalam rumah megah yang menjadi tempatnya tumbuh, dia melihat kekacauan itu.

Sowon kecil melihat adik bungsu pertamanya yang terlihat menangis histeris. Di sisi lain, ada bayi yang berada di pelukan Sang ibu. Umur mereka semua terbilang masih kecil saat itu, karena mereka semua hanya berpaut dua tahun saja.

"Aku tidak mau!"

"Aku benci!"

"Aku tidak suka!"

"Aku tidak mau!"

Sekiranya itu rengekan Sinb kecil yang usianya baru menginjak dua tahun. Donghae segera mengambil alih tubuh mungil tersebut, sebuah hal menarik ketika Sinb kecil bisa berbicara di usianya yang terbilang sangat dini.

"Aku tidak mau!"

"Aku tidak mau, Ayah~"

"Hei ... Bukan begini caranya, dia akan menjadi temanmu nanti."

"Aku tidak suka!!!"

Bukannya semakin tenang, Sinb kecil malah semakin menjadi saja. Yerin kecil, Eunha kecil, dan Yuju kecil pun hanya terdiam membisu. Mereka tidak bermasalah tentang hadir bayi itu. Mereka hanya bermasalah dengan Sinb kecil yang terus merengek dan tak mau menerima.

"Sayang, kau akan tetap menjadi putri Ayah yang paling Ayah sayangi, mengerti?"

Barulah tangisnya mereda. "Janji?"

"Janji."

Donghae mengusap air mata yang menjejak di kedua pipi Sinb, ia juga tak lupa untuk mengelap ingus putrinya ini. Dia lantas menoleh ke arah Yuri istrinya, memberikan senyuman hangat sebagai pertanda bahwa semua akan baik-baik saja.

"Sowon ah ... " panggil Yuri. "Adikmu lagi," lanjutnya.

"Ibu ... "

Sowon kecil berlari, dia langsung berhambur memeluk Yuri erat. Terlihat begitu dewasa ketika Sowon lagi-lagi mendapatkan adik.

"Jadilah kakak yang baik, buat mereka tumbuh seperti dirimu, Kim Sowon putriku yang paling manis."

"Aku menyayangimu ... "

"Sama, Ibu juga menyayangimu."

Perlahan Sowon mengerjap dari tidur panjangnya, keringat dingin membasahi keningnya. Dia beranjak duduk, mengumpulkan nyawa dalam waktu hitungan detik. Dilihatnya pukul berapa sekarang. Dia bahkan hanya tidur sekitar duapuluh menit saja.

Memutuskan untuk turun dari ranjangnya, ada yang tidak beres dengan perasaannya saat ini. Dia mengetuk pintu kamar Yerin, membukanya untuk memastikan kalau adiknya ini baik-baik saja.

"Yerin ah ... "

Begitu masuk ke dalam, Sowon tidak melihat keberadaan Yerin. Kamar itu masih rapi, seolah tak tersentuh sama sekali oleh pemiliknya. Lantas, di mana Yerin sekarang?

"Yerin ah, maafkan Eonie ... "

"Sowon eonie?"

Sowon berbalik, begitu mengetahui Yerin yang memanggilnya, dia langsung berlari dan memeluk Yerin erat. Tentu sebuah hal mengejutkan bagi Yerin yang merasa bahwa permasalahannya dengan Sowon itu bukan masalah serius. Dia hanya perlu menuruti dan mulai mentaati omelan Sowon itu.

"Maafkan aku ... Maafkan aku karena terlalu keras memarahimu."

"Sowon eonie, kau adalah kakak terbaik bagi semua adikmu."

Don't Say Goodbye || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang