[34] Don't Say Goodbye

837 127 23
                                    

"Seperti yang kau tahu, imunitas tubuh Sinb tidak sama dengan saudari-saudarinya yang lain. Ketika Yuju dan Umji menemukan titik sadar mereka dalam waktu yang cepat, berbeda dengan Sinb yang mungkin memerlukan waktu lama untuk menemukan titik sadarnya itu."

Sowon menghembuskan napas panjang, ia memijat pangkal hidungnya setelah mendengar penjelasan dari Dr. Jeon Wonwoo. Di sampingnya Yerin sudah pasrah, ia meraih tangan Sowon dan menggenggam erat tangan tersebut.

"Eunha, apa dia sudah membaik?" tanya Sowon, mencoba untuk mengalihkan rasa cemasnya.

"Dia sudah bisa bergerak lebih bebas lagi, tetapi aku sarankan agar dia tidak terlalu banyak bekerja keras atau mengangkat barang-barang yang berat."

"Baiklah, aku bisa mengerti semua penjelasanmu." ucap Sowon.

"Ya, baiklah."

Sowon melirik Yerin yang kini menatapnya dengan tatapan sayu. Kemudian Sowon memberi kode kepada Yerin melalui tatapan matanya. Paham akan kode tersebut, Sowon dan Yerin lantas beranjak dari tempat duduk tersebut. Mereka juga membungkuk sebelum keluar dari ruangan.

"Mari bawa Eunha ke ruangan adik-adiknya," kata Sowon, dia tidak ingin menunjukkan lukanya.

"Ya."

"Yerin ah," panggil Sowon.

"Hm?"

"Ini berlebihan, tapi bagaimana jika Sinb berakhir sama seperti Ibu?"

Yerin tertawa, tetapi berikutnya dia menangis. Mencoba menutupi luka, tetapi dia tidak bisa melakukannya. Bagaimana pun, dia merasa sangat takut akan kehilangan.

Sowon mendongak guna menahan air matanya. "Baiklah! Berhenti bersedih, mari kita temui Eunha dan bawa dia ke ruangan adik-adiknya."

Yerin mengangguk, ia menyeka air matanya. Bibirnya kelu, jika dipaksa bicara dia pasti akan menangis lagi. Biasanya begitu, jadi lebih baik diam dan menenangkan diri saja.

Langkah keduanya terhenti, melihat seseorang yang membawa barang-barangnya dari dalam sebuah ruangan. Dr. Kim Jennie telah resmi dikeluarkan hari ini, dia tidak dipertahankan karena Sang direktur mengetahui sifat bejatnya. Dia juga mengaku pernah hampir ingin menyuntik mati pasien di rumah sakit tanpa adanya izin.

Jennie menatap Yerin yang kebetulan berdiam tidak jauh darinya. Dia tersenyum miring, tak sedikit pun merasa bersalah.

"Kau senang sekarang? Kau senang aku keluar dari sini dan—"

"Aku tidak perduli!"

Setelah mengatakan kalimat secara spontan itu, Yerin lantas menggenggam tangan Sowon, membawa Sowon pergi dari sana. Tangan Jennie mengepal hebat, matanya memerah hingga menjatuhkan air mata.

.
.
.

"A-apa ini?"

"Mereka semua terlibat kecelakaan di pertengah jalan, setelah Yuju menjemput Sinb dan Umji."

Eunha langsung mendekat ke sana, dia menghampiri Yuju yang kebetulan sedang duduk. Kalau Umji kembali tidur, dia merasa lelah juga membutuhkan tenaga lebih lagi. Setelah hampir dua hari tidak sadarkan diri, akhirnya mereka berdua membuka matanya juga.

"Yuju yya," panggil Eunha.

"Eunha eonie," balas Yuju senang.

Keduanya berpelukan, tanpa diketahui kedua tangan Yuju malah turun dan menekan pinggang Eunha. Hal itu jelas membuat Eunha merasa kesakitan, yang kemudian terdengar ringisan.

"Jangan di sana," bisik Eunha, ia menjauhkan tangan Yuju dari lukanya.

"Kenapa?"

"Tak apa."

Don't Say Goodbye || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang