"Umji yya, bagaimana hari ini?"
Sinb merotasikan bola matanya malas, dia pun berjalan kasar menuju ke mobil. Yerin dan Umji spontan menatap kepergian Sinb, kebingungan dengan sikap Sinb.
"Jangan dipikirkan, kita tahu bagaimana sikapnya, bukan?"
Umji mengangguk mantap. "Yerin eonie, apa kau akan menjadi dokter sungguhan?"
"Eonie masih magang, tapi tetap saja Eonie ini seorang dokter, kau tahu?"
"Kapan kau akan menjadi dokter sungguhan? Supaya nanti tidak perlu repot-repot pergi ke rumah sakit."
"Memangnya kau sakit apa, hm?"
"Tidak ada, hanya berjaga-jaga supaya mendapatkan pengarahan tentang pola hidup yang baik dari seorang dokter."
Yerin mengusap puncak kepala Umji. "Eonie akan menjadi dokter sungguhan tahun depan, doakan saja, ya."
"Tentu saja, Umji akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu, Eonie."
"Adik pintar~"
"Omong-omong, aku ingin tahu apa pekerjaan Sowon eonie. Bukankah dia jarang berbicara soal pekerjaan dia, ya?"
Yerin menatap Umji lamat, pertanyaan itu juga hadir pada dirinya. Mempertanyakan pekerjaan apa yang Sowon lakukan selama ini. Masalah lembur, rasanya Sowon jarang melakukan hal itu. Dia selalu pulang sebelum adik-adik berseragam sekolah ini pulang.
Ketika Yerin dan Umji berbincang, di dalam mobil Sinb tampak menatap mereka berdua dengan tatapan tidak suka. Sebenarnya bukan apa-apa juga, karena tatapan Sinb terhadap semua orang memang seperti itu, selalu.
Setelah dua orang itu selesai bicara, Sinb segera menyandarkan punggungnya ke kursi mobil. Memutuskan untuk menutup matanya, berpura-pura sudah tidur.
"Kim Sinb, apa kau-tidur? Apa-apaan ini?"
Yerin dan Umji kompak menghembuskan napas pendek, kemudian naik ke mobil secara perlahan. Sepertinya Sinb terlanjur pandai dalam menipu saudari-saudarinya.
"Kau mau makan apa?" tanya Yerin kepada Umji.
"Aku mau makan apa saja, asalkan itu buatan Eonie deul."
"Sayangku~ Kau sangat manis juga pengertian ... " ucap Yerin gemas, jemarinya terangkat dan mencubit gemas kedua pipi Umji.
Sinb membuka sedikit matanya, dia tampak mengumpat melihat keakraban tersebut. Tangannya bahkan sampai mengepal, kerutan pada keningnya mulai terlihat.
Yerin menoleh. "Sinb yya, kau mimpi buruk?"
"Apa?" tanya Umji, ia lantas menoleh ke arah Sinb.
"Kenapa selalu tidur dengan tidak nyaman, sih. Umji yya, duduklah di sampingnya, ubah mimpi buruknya menjadi lebih baik."
"Baiklah ... "
Umji yang penurut segera turun dari mobil untuk duduk di sebelah Sinb. Si perhatian Umji mulai meraih tangan Sinb yang mengepal, mengusapnya dengan penuh kasih sayang.
"Sinb eonie, ayo ikut dengan Umji!"
Yerin tersenyum tipis melihatnya, dia merasa senang saat melihat Umji bersikap seolah dirinya adalah kakak Sinb. Terbalik.
.
.
."Antarkan ini ke alamat no. 6."
"Baik."
"Beberapa polisi bertugas di daerah sana, pastikan jangan menyebut namaku apabila kau tertangkap!"
"Baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye || Gfriend
Fanfic[COMPLETED] There's a Good in Goodbye [16-11-21] #2 in Gfriend [29-05-21] #1 in Yumji-Sinju-Umb [10-11-21] #1 in Umji [02-06-21] #2 in Yuju