"Aku tidak bisa menyelamatkan Sinb."
Detik itu juga semua terasa tidak baik-baik saja. Pelukan yang erat, merenggang dalam hitungan detik saja. Sowon mundur beberapa langkah ke belakang, dia menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Yuju tersenyum miris. "Kau bermain-main dengan ucapanmu, Eonie? Kau ... Mengatakan hal itu karena Sinb tidak mau bertemu dengan kami, bukan?"
Yerin menunduk, ia menggeleng mengelak pendapat Yuju. Karena pada kenyataannya, Sinb telah memutuskan untuk berakhir. Kali ini sungguhan, kisahnya ditutup dan akan pergi ke dunia yang lebih menenangkan.
"Jangan berbohong padaku!!!"
Yuju marah, dia mendorong Yerin tidak mau menerima kenyataan.
"Jangan membuatku marah!!!"
Yuju semakin marah, ia mendorong dada Yerin lagi, hampir saja tubuh Yerin jatuh karena Yuju terlalu kuat mendorongnya.
"Yuju eonie, jangan seperti ini ... " kata Umji, ia menahan Yuju yang bisa saja membuat Yerin lebih menderita.
"DIA BELUM MATI!" teriak Yuju tak terima.
Sowon mengusap rambutnya kasar, dia terduduk di bangku panjang dan menutupi wajahnya. Tangis itu pecah, ditambah rasa lemas karena darah dari lengan keluar begitu saja. Ya, luka infusan yang dibuka paksa itu masih saja setia mengeluarkan darahnya.
"Kami terlibat kecelakaan, tadinya Sinb akan pergi ke luar negeri untuk melakukan pengobatan," perjelas Yerin.
"TUTUP MULUTMU!!!" teriak Yuju dengan nada histeris.
"Aku, aku, aku yang bersalah, aku yang bodoh, aku tidak bisa menyelamatkan Sinb. Aku bukan dokter sungguhan, aku gadungan, aku tidak pantas di sini, bodoh! Bodoh! Bodoh!"
Terus memaki dirinya sendiri, Yerin tak perduli dan memukul-mukul kepalanya merasa sangat terluka. Umji melepaskan Yuju, dia berlari menghampiri Yerin dan mendekap tubuh itu.
"Yerin eonie, jangan menyalahkan diri sendiri ... " kata Umji sambil memeluk Yerin erat.
"Umji yya, aku yang salah ... "
"Tidak, semua terjadi karena Tuhan yang menetapkannya."
"Tapi aku—"
"Sssssttt, menyalahkan diri sendiri hanya akan membuatmu semakin terluka."
Yuju memukul angin kasar, dia pun berjalan ke kursi panjang untuk duduk di sana. Sowon membuka telapak tangannya yang menutupi wajah itu, terlihat sangat jelas betapa pucatnya wajah Sowon saat ini.
"Di mana Sinb? Dia ... Masih di sini?"
"Eonie deul ... Umji yya ... "
"Sinb yya ... "
Padahal Sinb menyapa empat orang yang ada di depannya, tapi yang memanggilnya malah di belakang. Ia lantas berbalik, menatap Eunha berbinar.
"Eonie~"
Grep!
Eunha dan Sinb berpelukan melepas rindu, keduanya terlihat sangat saling menyayangi satu sama lain. Namun, tiba-tiba pandangan Eunha berubah menjadi terkejut. Dia yang semula menepuk-nepuk punggung Sinb itu, mulai menyadari kejanggalan.
"Si-sinb yya."
"Ya?"
"Ba-bagaimana kau bisa memelukku?"
Sinb melepaskan pelukan itu, dia mengernyit dan menatap Eunha bingung.
"Memangnya salah, ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/269640649-288-k93319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye || Gfriend
Fiksi Penggemar[COMPLETED] There's a Good in Goodbye [16-11-21] #2 in Gfriend [29-05-21] #1 in Yumji-Sinju-Umb [10-11-21] #1 in Umji [02-06-21] #2 in Yuju