Part29

6K 362 41
                                    

Happy Reading ...

Sesampainya Syifa di apartemen. Ia terdiam sebentar saat melihat pakaian yang tergeletak di ruang tamu. Syifa tau itu adalah pakaian Melvin dan Aurel. Syifa menutup mulutnya tak percaya, ia menggelengkan kepalanya pelan dengan air mata yang terus mengalir.

Dengan berlari Syifa menaiki tangga untuk melabrak Aurel dan Melvin. Namun, diurungkannya karena dia pergi ke salah satu ruangan pribadi Melvin.

Tiga puluh menit Syifa di dalam ruangan tersebut. Akhirnya ia keluar juga dengan mengepalkan kedua tangannya. Syifa berlalu dan akan masuk kedalam kamar.

Brak!

Syifa menendang pintu tersebut hingga terbuka. Namun anehnya, kedua orang tersebut tidak terganggu dengan suara barusan. Syifa dapat melihat Aurel dan Melvin berbaring di atas tempat tidur, dan tubuh mereka berdua terbalut selimut hanya sebatas dada.

"Brengsek!" maki Syifa berjalan cepat ke atas tempat tidur.

Gadis itu menarik selimut hingga terbuka. Kemudian, ia menarik Aurel dengan kasar sehingga Aurel terbangun terkejut saat mendapat serangan tiba-tiba. Begitu pula dengan Melvin yang tersentak kaget saat mendengar pekikan Aurel. Melvin menatap heran Aurel yang berada di sampingnya dan dirinya tidak memakai baju.

Syifa menyeringai dan membanting tubuh Aurel di dinding dengan kuat. Lalu setelah itu Syifa mengecengkram kuat dagu Aurel.

"Dasar. Jalang!"

Plak!3

"Arghh ...!" Aurel berteriak histeris saat Syifa menarik rambutnya.

Melvin yang melihat ke brutalan Syifa menjadi panik seketika.

"Syifa, stop!"

"Diam kamu Melvin! Aku bisa bunuh dia sekarang juga!" bentak Syifa membuat Melvin bungkam.

Syifa beralih menatap Aurel. Ia tersenyum begitu menyeramkan.

"Lo mau goda suami gue?" tanya Syifa dengan kedua tangannya menangkup pipi Aurel dan menekankan kuku jarinya hingga membuat kulit wajah Aurel terkelupas. Sementara Aurel hanya bisa meringis dan menangis.

"Lo polos-polos, bangsat!" Syifa berbicara sekian kalinya.

"Ssh ... le--lepas," cicit Aurel yang memang sudah kesakitan akibat ulah Syifa yang seperti singa mengamuk.

Plak!

"Lepas? Gak akan!" tekan Syifa seakan mau menyiksa Aurel terus-menerus.

Aurel menatap wajah Syifa yang sedang terdapat amarah. Jujur, gadis itu sekarang sudah pucat pasih dengan mata yang sudah sembab.

"Kenapa lo liatin gue? Gue jahat? Yah, that's true. Dan lo salah cari lawan!" Desis gadis itu menatap Aurel tajam.

Tangan Syifa terjulur memegang hotspants yang di kenakan Aurel. "Lo mau goda suami gue, 'kan?"

Srek!

Satu tarikan hotspants yang di pakai Aurel tersobek. Sekarang Aurel tinggal hanya memakai dalaman saja.

Aurel memekik kesekian kalinya saat miliknya tersobek. "Apa yang lo lakukan?"

"Haha ...! Lo masih mau tanya? Gue mau lo rayu suami gue, biar gue jadi penontonnya." Gadis itu melempar kuat tubuh Aurel hingga berdekatan dengan Melvin.

Melvin menatap Syifa tidak percaya, "S--sayang, a--apa yang kamu lakukan?" tanya Melvin kepada Syifa.

"Aku mau lihat, sebagaimana panasnya permainan ranjangnya. Dan bagaimana caranya dia akan menggoda kamu," jelas Syifa santai sambil duduk di kursi sofa.

"Ayo cepat lakukan," perintah Syifa.

Melvin menggeleng keras dan mendorong tubuh Aurel. "Aku gak mau!" tekan Melvin berjalan menjauh dari Aurel. Sementara Aurel gadis itu hanya bisa meratapi dirinya sekarang.

Syifa berdecak kesal. "Heh! Jalang. Lo pergi deh, gue jijik liat lo!" tukasnya begitu menusuk hati Aurel. See? Impas.

Aurel berdiri dengan perlahan-lahan. Bibirnya sudah mengeluarkan darah akibat tamparan keras dari Syifa tadi. Dan juga rambutnya seakan rontok semuah, intinya sekarang keadaan Aurel sangat menggenasakan.
Syifa bangkit dari duduknya dan menyeret Aurel keluar dari kamar mereka. "Jalan lo lelet amat! Cepat bangsat?!"

"Pelan-pelan," lirih Aurel.

"Alah. Bacot!"

Bugh!

Bruk!

"Sana lo pergi! Dan ini pakaian kotor lo bawah?!" Syifa menendang bokong Aurel hingga terjatuh keluar apartemen dan Syifa juga tidak lupa mengembalikan baju milik Aurel.

Brak!

Syifa menutup pintu apartemennya kuat hingga Aurel terjengkit kaget. Aurel menangis sejadi-jadinya. Kalo bukan karena kakaknya itu juga tidak sudi melakukan ini.

* * *

Melvin lelaki itu sudah memakai kaos santai dan menemui Syifa yang sedang duduk di sofa kamar. Melvin duduk di samping Syifa. Sementara Syifa hanya melirik sekilas dan kembali kepada novelnya.

"Sayang?" panggil Melvin.

"Hmm ...,"

"Jangan marah dong, aku 'kan gak tau," rengek Melvin berharap Syifa lulu.

Jangan kalian pikir Syifa akan meminta cerai kepada Melvin. Tidak akan pernah terjadi, karena ia tahu Melvin tidak bersalah. Ini semua ulah Aurel yang memberikan jus kepada Melvin yang sudah ia taruh obat tidur. Yang membuat Syifa emosi ia melihat Aurel membuka baju Melvin dan membawanya ke dalam kamar. Cih! Memikirkannya bikin Syifa emosi saja. Untung saja Syifa masih pergi ke ruang pribadi Melvin yang terdapat CCTV seluruh ruangan, kecuali kamar mandi. Jadi dia tidak jadi kecewa kepada Melvin. Yah, soal tentang Melvin mencintai Aurel? Memang Melvin mengatakan itu dan masih ada kelanjutannya. Yaitu, Melvin mencintai Aurel sebagai sahabat tidak lebih. Jadi, Syifa sangat legah karena bukan Melvin yang memulainya. Dan tentang yang membuat video. Syifa akan mencari tau siapa orang itu.

"Syifa," panggil Melvin dengan suara serak.

Syifa beralih menatap suaminya, "Apa?" ketus Syifa.

"Jangan marah-marah ...."

"Siapa suruh, mau kecantol sama mantan!" jawab Syifa membuat Melvin mengerucutkan bibirnya.

"Aku gak godain dia Syifa, aku aja bingung kenapa dia bisa tidur bareng aku," jelas Melvin yang memang tidak tau apa-apa. Seingatnya saja Aurel membuatkannya jus.

"Syifa? Jangan diemin aku."

"Hm."

Grep!

Melvin memeluk Syifa erat dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Syifa. Syifa gadis itu tetap acuh, sampai dia merasakan ada cairan bening yang membasahi lehernya. Melvin menangis?

"Hey, kok nangis?" tanya Syifa menangkup wajah Melvin.

Melvin menggeleng seperti anak kecil, "Gak tau, keluar sendiri," jawab Melvin dengan wajah polos.

Oh. Ayolah, sekarang Syifa seperti memiliki bayi besar saja. Syifa terkekeh kecil dan mencium kedua mata Melvin.

"Di sini juga," ujar Melvin dengan memonyongkan bibirnya lucu.

Cup

Melvin tersenyum lebar dan memeluk istrinya itu semakin erat. Yang juga di pelukan tat-kalah erat oleh Syifa.

TBC.

Married By Accident (MBA_COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang