Part12

8.3K 511 2
                                    

Happy Reading ...

Sesampainya Melvin di sekolah. Ia bergegas keluar dari dalam mobilnya. Kemudian, melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya. Entah, kenapa mood nya tiba-tiba menjadi rusak melihat Syifa dan Sean yang sedang tertawa bahagia.

Brak!

Melvin membanting tasnya diatas meja dengan keras. Kelas seketika menjadi hening. Karena, kelakakuan Melvin.

"Vin, lo kenapa?" tanya Aidan yang melihat wajah tidak bersahabat dari sahabatnya.

"Iya, nih. Datang-datang langsung marah aja," celetuk Hugo dari arah belakang.

"Vin, mending lo cerita sama kita, sapa tau kita ber-empat bisa bantu lo," sahut Bagas dan diangguki ketiga temannya.

Melvin hanya diam. Ia sedang tidak ingin berbicara sekarang.

"Kenapa, Vin? Apa ini karena Aurel?" tanya Stevan yang sedari tadi hanya diam.

Melvin menggelengkan kepalanya, "Gak usah sebut nama dia, gue males!" hardik Melvin membungkam keempat mulut para sahabatnya.

"Eh, Vin. Lo kok gak bilang sih, kalo ada sepupu cewek? Cantik banget lagi." Hugo sang playboy kakap beraksi.

"Yeuh ... dimata lo cuman cewe doang. Dasar." Bastian menonyor kepala Hugo lumayan keras sehingga membuat sang empu meringis.

"Kalian kenapa sih, hujat gue mulu? Perasaan gue gak ngomong sama kalian. Gue ngomong sama Melvin. Iya gak, Vin," ujarnya dengan beralih menatap Melvin.

Ketiga orang itu hanya menghembuskan nafasnya kasar. 'Dasar buaya. Batin mereka bertiga.

Melvin lelaki itu mengernyitkan dahinya mendengar percakapakan ke-empat sahabatnya itu.

"Kalian ngomong apa?" tanya Melvin menatap ke-empat orang itu secara bergantian.

Pandangan mereka semuah tertuju kepada Melvin sepenuhnya.

"Ck, lo tau gak, semalam tuh. Yang pulang bareng lo sepupu lo, yang cantik itu," jawab Hugo dengan senyum nakalnya menatap Melvin.

Melvin semakin bingung dibuatnya. Sepupu? Apakah Syifa yang pulang bersamanya semalam? Tapi kenapa dia tidak ingat apa-apa? Yaiyalah, lu gak inget. Orang lu mabuk.

"Maksud kalian, Syifa?" tanya Melvin mendapat anggukan dari mereka berempat.

"Iya, Syifa. Namanya cantik plus, orangnya juga cantik." Lagi-lagi Hugo membuka suara.

"Argh ... kaki gue anjing!" maki Hugo saat kakinya diinjak oleh Aidan.

"Lo, mulut lo itu pengen gue masukin ke dalam Gua Hira! Mau lo!" sentak Aidan dengan menatap Hugo tajam.

Kalau sudah begini. Lebih, baik Hugo diam. Karena Aidan sudah turun tangan. Selain takut dengan Melvin, dia juga takut kepada Aidan. Payah lu.

Aidan menoleh menatap Melvin sepenuhnya. "Melvin, gue mau tanya? Kenapa lo salahin sepupu lo, pas waktu lo putus dari Aurel?" tanya Aidan mampu membuat Melvin diam. Apakah Syifa mendengarnya bicara yang macam-macam. Apakah semalam ia salah bicara semalam? Dan badannya yang sakit semua, apakah karena Syifa. Juga, perubahan Syifa apakah karena semalam? Sungguh, sekarang kepala Melvin serasa mau pecah memikirkan semuahnya.

Jujur saja. Ia tidak bisa jika Syifa cuek kepadanya. Ia ingin Syifa yang selalu perhatian kepadanya. Ia rindu dengan perlakuan baik gadis itu. Apakah ia sudah mempunyai perasaan sekarang? Tapi, dia belum yakin sepenuhnya.

"Vin!" sentak Aidan dengan memukul kuat pundak Melvin.

Melvin terlonjak kaget kemudian memegang pelipisnya yang sakit.

'Kenapa harus gini,' Melvin membatin menyesali perbuatannya.

* * *

'Aurel, maaf, 'kan aku,'

'Aku gak cinta sama dia, Aurel.'

'Aku benci! Aku benci. Dia Aurel!'

Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di kepala Syifa sekarang. Ia meremas rambutnya kuat.

"Gue benci lo! Melvin bangsat!" teriak Syifa yang berada di taman sekolah.

"Syifa," panggil suara seorang wanita dari belakang Syifa. Syifa yang mendengar namanya pun langsung saja berbalik. Gadis itu, sempat terkejut melihat gadis yang berdiri dibelakangnya.

"Aurel?"

"Gue boleh duduk?" tanya Aurel.

Syifa hanya mengangguk santai dan mempersilahkan Aurel duduk disampingnya.

"Kenapa?" tanya Syifa tidak mau bertele-tele.

"Lo, yang kenapa?" Bukannya menjawab, Aurel malah bertanya balik.

Syifa mengernyitkan alisnya, "Maksud lo?"

Aurel tersenyum kemudian menggenggam sebelah tangan Syifa, "Gue tau, lo sekarang gak baik-baik, aja, 'kan?"

"Yap, gue emang gak baik-baik aja, trus masalahnya sama lo apa?"

"Gak usah ngurusin hidup gue,"

Aurel menggeleng. Belum sempat ia berkata Syifa sudah memotong ucapannya.

"Dan, yah. Gue mau lo urus tuh, pacar lo. Bilang sama dia, jangan jadi cowok brengsek!" ketusnya kemudian meninggalkan Aurel sendiri di taman yang sedang diam mematung.

TBC

Komen sama Votenya

Married By Accident (MBA_COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang